Total Tayangan Halaman

Sabtu, 20 Agustus 2011

Catatan Ramadhan 6 : akhirat dan ilmu adalah orientasi seorang muslim

Utsman RA berkata : "Kecintaan kepada dunia akan menciptakan kegelapan di dalam hati, sedangkan kecintaan kepada akhirat akan menerangi hati".

Imam Ali Kw berkata : "Barangsiapa mencari ilmu dia mencari surga dalam pencariannya, dan barangsiapa mencari (melakukan) maksiat maka ia mencari neraka dalam pencariannya".

Yahya bin Muadz RA berkata "Janganlah bermaksiat kepada Allah Yang Maha Mulia, dan janganlah engkau memilih dunia di atas akhirat".

Orang yang berakal selamat orientasinya untuk masa depan yang lebih kekal dan panjang sementara orang yang tidak berakal selamat orientasinya hanya mengejar kesementaraan yang pasti akan hilang.

Sulaiman bin Muhron Alkufi RA berkata : "Barangsiapa yang acuannya adalah kekayaan takwa maka ia akan memperoleh keuntungan dalam agamanya dan barangsiapa yang acuannya adalah kekayaan dunia maka ia akan memperoleh kerugian dalam agamanya".

Kitab Nashoihul Ibad Bab 2 hal 5



Jumat, 19 Agustus 2011

Catatan Ramadhan 5 : Hendaklah Mempersiapkan Bekal Dalam Perjalanan

Abu Bakr RA berkata : "Barangsiapa memasuki kubur (mati) tanpa bekal (amal sholeh) maka dia seperti menyebrangi lautan tanpa perahu/kapal laut".

Rasulullah SAW bersabda : "Tidaklah seseorang mati, kecuali di dalam kuburnya seperti orang yang tenggelam yang memohon pertolongan".

Rasulullah selalu mengajarkan kita untuk senantiasa memohon ampunan untuk saudara-saudara yang telah mendahului kita.

Kitab Nashoihul Ibad Bab 2, hal 4.

Kamis, 11 Agustus 2011

Catatan Ramadhan 4 : Ancaman bila Jauh dari Ulama

Rasulullah SAW bersabda : "Akan datang suatu masa pada ummatku di mana mereka menjauhi ulama dan fuqoha, maka Allah akan menimpakan kepada mereka tiga bala, pertama mengangkat/menghilangkan keberkahan atas apa yang mereka usahakan, kedua mereka akan dipimpin oleh penguasa yang dzalim, ketiga mereka akan keluar dari dunia (mati) tanpa membawa iman".

Dikutip dari Nashoihul Ibad Bab 2 hal 4

Rabu, 10 Agustus 2011

Catatan Ramadhan 3 : Mendekatlah kepada para Ulama

Rasulullah SAW bersabda : "Hendaklah kalian duduk dengan para ulama dan ikutilah semampu kalian perkataan para hukama (ahli hikmah) karena sesungguhnya Allah SWT menghidupkan hati yang mati dengan cahaya hikmah seperti menghidupkan bumi yang mati dengan air hujan".


Hukama adalah para ulama yang mengetahui tentang ilmu zat Allah (ahli ma'rifat) yang terjewantahkan dalam perkataan dan perbuatan mereka. Alhikmah adalah ilmu yang memberi kemanfaatan bagi pemiliknya.


Dalam riwayat Tabrani dari Abu Hanifah : " Duduklah kalian bersama alkubro, dan bertanyalah kepada para ulama dan teladanilah para hukama". Dan dalam riwayat yang lain : "Duduklah kalian bersama ulama dan bertemanlah kalian dengan para hukama dan teladanilah alkubro".


Berdasarkan dua hadits yang terakhir, maka sesungguhnya ulama itu terbagi menjadi tiga. Pertama adalah ulama yang mengetahui tentang hukum-hukum Allah, mereka adalah ahli fatwa. Kedua adalah ulama yang mengetahui zat Allah semata, mereka inilah yg disebut hukama (para ahli hikmah), mereka ini menekankan diri pada akhlak karena mereka mengisi hati mereka dengan ma'rifatullah dan mengisi ketersembunyian mereka dengan cahaya keagungan Allah. Dan yang ketiga adalah ulama perpaduan keduanya (ulama dan hukama) mereka inilah yang disebut alkubro, mereka memberikan keteladanan kepada kita dengan amalan sunnah, memberikan manfaat kepada kita dengan tingkah lakunya, kemudian menjelaskan kepada kita landasan lafaznya (dalil-dalilnya), mereka menyampaikan suatu dalil pasti mereka telah menjadi pelakunya, alkubro adalah ulama yang satunya antara perkataan dan perbuatan.


Dikutip dari kitab Nashoihul Ibad (karangan Muhammad Nawawi bin Umar Al Bantani) Bab 2 halaman 4

Senin, 08 Agustus 2011

Catatan Ramadhan 2 : Dua Hal Penting

Rasulullah SAW bersabda : " Dua hal yang tidak ada sesuatupun yang lebih utama dari keduanya yaitu Iman kepada Allah SWT dan memberikan kemanfaatan terhadap sesama muslim". 

Memberikan kemanfaatan terhadap sesama muslim bisa dilakukan dengan memberikan nasihat-nasihat yang baik yang dilandasi dengan ilmu, dalam hal ini berarti memberikan kemanfaatan melalui kata-kata (ucapan). Bisa juga dilakukan  dengan menampakkan wajah yang senang ketika berjumpa dengan sesama muslim, dalam hal ini kita memberikan kemanfaatan dengan wajah kita.  Bisa juga dengan menolong dengan harta benda kita terhadap mereka yang berada dalam kekurangan (fakir dan miskin). Pada akhirnya bisa juga kita memberikan kemanfaatan terhadap sesama muslim dengan tenaga kita.

Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa di waktu shubuhnya (waktu setelah dia bangun tidur) tidak ada niat untuk menzalimi seseorang, maka Allah akan mengampuninya, dan barangsiapa yang di waktu shubuhnya berniat untuk membantu orang-orang yang terdzalimi dan memenuhi hajat seorang muslim, maka baginya pahala seperti haji mabrur".

Balasan haji mabrur adalah Allah menjamin dengan surgaNya.

Rasulullah SAW bersabda : "Hamba yang paling dicintai Allah SWT adalah hamba yang paling banyak memberikan kemanfaatan terhadap sesamanya, dan sebaik-baik amal adalah memberikan rasa tenang dan senang terhadap orang-orang beriman dengan menghindarkan mereka dari kelaparan, menunjukkan kepada mereka rasa keakraban dan kekeluargan, melunasi hutang-hutang mereka yang tidak mampu mereka lunasi. Dan dua hal yang paling dibenci Allah SWT adalah syirik kepada Allah SWT dan memberikan kemudhoratan/kesusahan terhadap sesama muslim".

Note : Dikutip dari Kitab Nashoihul Ibad karangan Muhammad Nawawi bin Umar Al Bantani Bab 2 hal 4




Senin, 01 Agustus 2011

Catatan Ramadhan 1 : Kemurahan dan Kasih Sayang Allah Yang Tak Berhingga

Selama Ramadhan tahun ini (1432 H) saya akan mencoba untuk menuliskan khasanah hikmah dari sumber Islam klasik. Dari sebuah kitab yang dikarang oleh ulama yang sangat terkenal dan zuhd. Ulama yang mewarisi darah Sultan Maulana Hasanuddin Banten yang secara otomatis beliau mewarisi darah Rasulullah SAW. Beliau bernama Muhammad Nawawi Bin Umar Al Bantani yang lebih terkenal dengan Imam Nawawi Albantani/Al jawi. Beliau banyak melahirkan banyak karya baik di bidang fiqh, irfan, hingga tafsir. Adapun kitab yang akan saya pakai dalam penulisan-penulisan selama Ramadhan ini akan diambil dari salah satu kitab karangan beliau yang beliau berinama Nasoihul 'Ibad (Nasihat-nasihat untuk Para Pengabdi/Hamba).

Isi dalam Nashoihul 'Ibad beliau kategorikan menjadi dua, pertama adalah akhbar yang beliau artikan sebagai ucapan-ucapan (maqolat) dari Nabi SAW, yang kedua adalah atsar yang beliau artikan sebagai ucapan-ucapan sahabat hingga tabi'in.

Hadits pertama yang beliau sampaikan adalah sebuah hadits dari Alamah Syaikh Muhammad Alkhotib As-Syami Alhambali (Hadits tersebut dari Ibn Utsman bin Abbas bin Utsman dari guru-gurunya yang bersambung sampai kepada Abu Dzar Al-Ghifari RA),  Rasulullah SAW dalam sebuah hadits Qudsi bersabda :

"Wahami hamba-hambaKu, Aku mengharamkan kedzaliman atas diriKu dan menjadikan kedzaliman itu haram pula atas kamu semua, maka janganlah kamu saling mendzalimi. 

Wahai hamba-hambaKu, setiap kamu akan tersesat kecuai orang yang Aku beri petunjuk, maka mohonlah petunjuk kepadaKu maka Aku akan menunjukimu.

Wahai hamba-hambaKu, setiap kamu akan kelaparan kecuali orang yang Aku beri makan, maka mintalah makan kepadaKu maka Aku akan memberimu makan.

Wahai hamba-hambaKu, setiap kamu akan kedinginan kecuali orang-orang yang Aku beri pakaian, maka mintalah pakaian kepadaKu maka Aku akan memberimu pakaian.

Wahai hamba-hambaKu kamu melakukan kesalahan baik di waktu malam ataupun siang, tetapi Aku mengampuni semua dosa, mohon ampunlah kepadaKu maka Aku akan mengampunimu.

Wahai hamba-hambaKu segala kemudhurotan tidak akan pernah memodhorotiKu, pun begitu segala kemanfaatan tidak akan pernah memberi manfaat kepadaKu. 

Wahai hamba-hambaKu, seandainya kamu semua dari yang pertama hingga yang terakhir dari kamu, seluruh mansia dan jin semua bertakwa dan patuh kepadaKu itu tidak akan menambah sesuatupun dari kerajaanKu.

Wahai hamba-hambaKu, seandainya kamu semua dari yang pertama hingga yang terakhir kamu (dari kalangan jin dan manusia), semua melakukan dosa dan kemaksiatan itu tidak mengurangi sedikitpun dari kerajaanKu.

Wahai hamba-hambaKu, seandainya kamu semua (dari kalangan jin dan manusia) dari yang pertama hingga yang terakhir berdiri disuatu tempat dan setiap diri memohon kepadaKu kemudian Aku penuhi setiap permohonan dari masing-masing kamu, itu tidak mengurangi apa yang ada padaKu kecuali seperti berkurangnya air lautan akibat jari yang dicelupkan di atasnya.

Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya setiap amal perbuatanmu akan disampaikan, kemudian aku mewafatkanmu, barangsiapa menemukan kebaikan maka hendaklah memuji Allah, dan barangsiapa menemukan selain itu -- tidak menemukan kebaikan, maka hendaklah ia menyalahkan dirinya sendiri."

Sahabat, janganlah berbangga atas segala ibadah yang kamu lakukan dan janganlah kamu berputus asa atas segala dosa yang engkau perbuat. Betapa Allah tidak butuh terhadap ketaatanmu sebagaimana Allah juga tidak merasa dirugikan atas perbuatan dosamu. Kebaikan dan keburukan akan kembali kepada dirimu. Allah yang penuh Kasih dan penuh Sayang telah mengharamkan kedzaliman atas diriNya dan telah diharamkan pula kedzaliman itu atas kamu semua. Janganlah engkau saling mendzalimi dengan melakukan keburukan-keburukan terhadap sesamu, jangan engkau saling mendzalimi dengan merampas hak-hak orang-orang yang berada di bawah kuasamu. Ikatkan diri-diri kita kepada Allah dengan senantiasa berdoa kepadaNya, ikatkanlah diri kita dengan sumber dari segala sumber yang penuh Kasih dan Sayang, selama kita semua mengikatkan diri kepada Allah, kita akan senantiasa menemukan kebaikan dan kesyukuran dalam setiap desah nafas kita.

Kemudian  beliau melanjutkan nasehatnya dengan menukil hadits yang lain yang beliau terima dari Alamah Sayid Ahmad Almirshofi Almishri -- gelar untuk menunjukkan asal dari Mesir setelah beliau menerima ijazah dari Sayid Abdul Wahab bin Ahmad Farhat As-Syafi'i dari guru-guru beliau (Sayid Abdul Wahab) menyambung sampai Abdullah Bin Umar dan Abdullah bin Ash dari Nabi SAW bersabda :

"Saling berkasih sayanglah kamu, maka kamu semua akan disayangi oleh Ar-Rahman yang Maha memberi keberkatan lagi Maha Tinggi, sayangilah oleh kamu semua siapa (dan apa-apa)  yang ada dibumi, niscaya kamu akan disayangi oleh siapa-siapa (penduduk) yang ada di langit".

Beliau menjelaskan menyanyangi apa-apa yang ada dibumi berarti menyanyangi seluruh manusia, hewan dan tumbuhan bahkan benda-benda mati yang berada disekitar kita. Sayangilah semua itu walaupun ada sebagian dari mereka tidak berakal. Perlakukan dengan baik setiap hewan dan tumbuhan yang berada dalam kepemilikan kita, jangan sampai menzaliminya. Terlebih-lebih lagi untuk sesama manusia yang memiliki fikiran dan perasaan maka hendaklah kita lebih lagi berbuat baik kepada mereka dalam kasih sayang. Menyanyangi sesama manusia dapat kita lakukan dengan mendoakannya supaya senantiasa berada dalam rahmat (kasih sayang) dan ampunan Allah. Jika kita bisa berbuat baik terhadap itu semua, niscaya kita akan disayangi oleh penduduk langit yang mana mereka itu lebih banyak dari penduduk bumi. Berusahalah untuk senantiasa melakukan keikhlasan dan ketulusan dalam segala hal yang kita lakukan, jangan meremehkan hal-hal yang tampaknya sepele karena bisa jadi hal-hal yang sepele yang kita lakukan dengan tulus itulah yang menyelamatkan kita.

Diriwayatkan seorang murid Imam Alghazali bermimpi bertemu dengan beliau setelah beliau (Imam Ghazali) meninggal. Kemudian sang murid bertanya kepadanya bagaimana Allah memperlakukannya di alam barzakh. Imam Ghazali menjawab bahwa beliau diperlakukan dengan sangat baik, tapi imam Ghazali menjelaskan bahwa perlakukan baik itu bukan disebabkan karena ilmu yang beliau ajarkan ataupun karena amalan(ibadah) ritual yang beliau lakukan, semua ibadah itu menurut beliau tidak diterima oleh Allah SWT. Perlakuan baik yang diterima Alghazali adalah karena ketulusan yang pernah dilakukannya ketika sedang menulis sebuah kitab, tiba-tiba hinggaplah seekor lalat menghisap tinta yang digunakan untuk menulis, Imam Ghazali menghentikan proses penulisan kitab itu dan dibiarkannya lalat itu meminum/menghisap tinta itu sampai terbang kembali. Inilah satu-satunya ketulusan yang diterima oleh Allah dan menyebabkan beliau mendapat rahmatNya di alam barzakh.

Dibagian akhir tulisan ini, beliau (Imam Nawawi) mengajarkan suatu doa kepada kita supaya kita bisa mendapatkan khusnol khotimah. Doa apa yang beliau ajarkan? Doa kasih sayang. Bacalah doa berikut diantara sholat sholat sunnah fajar dan sholat shubuh (jadi dibaca ketiak setelah sholat sunnah fajar sambil menunggu didirikan sholat shubuh).

"Allahumagfir liummati sayyidina Muhmmad, Allahumarham ummata sayyidana Muhammad, Allahummastar ummata sayyidina Muhammad, Allahummajbur ummata sayyidina Muhammad, Allahumm aslih ummata sayyidina Muhammad, Allahumma afa ummata sayyidina Muhammad, Allahummahfad ummata sayyidina Muhammad, Allahumarham ummata sayyidina Muhammad Rahmatan 'amatan ya Robbal 'alamin. Allahumagfir li ummati sayyidina Muhammad maghfirotan 'amatan ya Robbal 'alamin. Allahumma farij 'an ummati sayyidina Muhammad farjan 'aajilan ya Robbal 'Alamain."

Meyebarkan kasih sayang kepada sesama, jika kita tidak bisa membantunya melalui harta dan tenaga kita minimal kita mendoakannya. Semoga setidaknya kita bisa mengamalkan doa tersebut. Mendoakan saudara kita pada hakikatnya kita belajar untuk menghilangkan segala macam penyakit hati yang bisa menghalangi doa-doa kita. Dengan lebih banyak memberi doa kepada sesama, kita akan didoakan oleh makhluk langit yang lebih banyak lagi jumlahnya.

Salam Ramadhan, salam kasih sayang untuk sesama dan penghuni makhluk bumi lainnya.

Arifullah Ibn Rusyd, 1 Ramadhan 1432 H (1 Agustus 2011).