Total Tayangan Halaman

Kamis, 01 Mei 2008

Marhabanan

Marhaban Ya Nurul 'Aini
Marhaban Ya Jaddal Husaini

Selamat Datang Wahai Cahaya Mataku
Selamat Datang Wahai Kakek Hasan dan Husein


Sebulan ini aku bersyukur, dua kali tidak masuk kerja pas hari kamis. Pertama karena aku merasa agak sakit ketika setelah begadang nonton Barcelona Vs MU (waktu itu MU mainnya ngebosenin habis). Yang kedua kamis kemarin libur memperingati kenaikan Isa Al-Masih yang dirayakan oleh saudara-saudara kritiani. Hari kamis berada di rumah, berarti saya bisa ikut marhabanan.

Marhabanan merupakan acara yang saya kenal semenjak kecil. Acara yang turun temurun telah dan terus diamalkan oleh warga Nahdliyin (setidaknya oleh warga nahdlyin di sekitar kampung saya). Beruntung saya tumbuh dan besar dalam tradisi ini. Usia sampai delapan tahun tumbuh di lingkungan keluarga nahdlyin. Menjelang usia sembilan tahun sudah dipesantrenkan di pesantren nahdlyin juga.

Acara marhabanan bagi warga nahdlyin adalah sangat special. Pada acara ini warga nahdlyin membaca kitab 'Barzanji' yang didalamnya memaut puji-pujian kepada Rasulullah Muhammad Al-Musthofa. Dengan acara marhaban ini warga nahdlyin mengungkapkan cintanya kepada Sang Utusan. Pengharapan kami sangat sederhana, semoga Rasulullah membalas kami dengan syafaatnya di hari pembalasan nanti.

Tapi pengalaman saya ketika mengikuti acara ini selalu menghadirkan nuansa spritualitas yang luarbiasa. Ada nuansa khusu dan syahdu dan merasakan pusaran energi luar biasa di sekitar kita. Tanpa alat musik, hanya dengan suara manusia, kesyahduannya saya rasa tidak kalah dengan acara natal yang dipimpin langsung oleh paus di roma. Tidak percaya? Coba saja buktikan.

Yang saya syukuri, acara ini di kampung saya sangat digemari oleh anak-anak. Anak-anak ini dengan penuh antusias dan dengan keceriaan luarbiasa turut serta melantunkan marhabanan. Menjelang acara, anak-anak (perempuan dan laki-laki) dari usia lima tahun sampai belasan sudah berkumpul di masjid. Mereka dengan ceria meninggalkan acara TV menuju masjid. Saya tersenyum dan bangga betapa tradisi ini mampu menarik minat yang luarbiasa pada anak-anak di kampung saya mengalahkan acara TV yang sudah mendarah daging dalam kehidupam mereka. Ya Allah saya berterimakasih masih ada acara tradisi yang syarat dengan makna dan telah mengenalkan sang Nabi dari usia dini kepada si kecil, dan mereka menerimanya dengan penuh antusiasme dan dengan keceriaan luarbiasa lewat sebuah acara tradisi seni yang bernama Marhabanan.

Tidak ada komentar: