Total Tayangan Halaman

Minggu, 25 September 2011

Wasiat Jibril Kepada Rasulullah

مازال جبريل يوصيني بالجار حتّي ظننت انّه يجعله وارثا
ومازال يوصيني بالنّساء حتّي ظننت انّه سيحرّم طلاقهنّ
ومازال يوصيني بالمملوكين حتّي ظننت انّه يجعل لهم وقتا يعتقون فيه
ومازال يوصيني بالسّواك حتّي ظننت انّه فريضة
ومازال يوصيني بالصّلاة فى الجماعة حتّي ظننت انّه لا يقبل اللّه تعلى الاّ فى الجماعة
ومازال يوصيني بقيام الليل  حتّي ظننت انّه لا نوم بالليل
ومازال يوصيني بذكراللّه حتّي ظننت انّه لا ينفع قول الاّ به

"Tiada henti-hentinya Jibril berwasiat kepadaku tentang tetangga, sehingga aku sampai mengira bahwa tetangga akan mendapatkan hak waris. Tiada henti-hentinya ia (jibril) bermasiat kepadaku tentang perempuan sehingga aku mengira bahwa menceraikan perempuan akan diharamkan. Tiada henti-hentinya ia berwasiatk kepadaku tentang para sahaya yang dimiliki sehingga aku mengira bahwa suatu waktu mereka itu akan dibebaskan. Tiada henti-hentinya ia berwasiat kepadaku untuk senantiasa bersiwak (gosok gigi) sehingga aku mengira bahwa bersiwak itu akan diwajibkan. Tiada henti-hentinya ia berwasiat kepadaku agar senantiasa sholat berjama'ah sehingga aku sampai mengira bahwa sholat itu tidak diterima kecuali dilakukan secara berjama'ah. Tiada henti-hentinya ia berwasiat kepadaku tentang qiyamul lail (sholat malam) sehingga aku sampai menyangka tidak boleh tidur malam. Tiada henti-hentinya ia berwasiat kepadaku untuk senantiasa berdzikir kepad Allah, sehingga aku menyangka tiada bermanfaat suatu ucapan kecuali yang disertai dzikr"

(Di kutip dari kitab Nashoihul Ibad karangan Muhammad Nawawi bin Umar Albantani).


Sabtu, 20 Agustus 2011

Catatan Ramadhan 6 : akhirat dan ilmu adalah orientasi seorang muslim

Utsman RA berkata : "Kecintaan kepada dunia akan menciptakan kegelapan di dalam hati, sedangkan kecintaan kepada akhirat akan menerangi hati".

Imam Ali Kw berkata : "Barangsiapa mencari ilmu dia mencari surga dalam pencariannya, dan barangsiapa mencari (melakukan) maksiat maka ia mencari neraka dalam pencariannya".

Yahya bin Muadz RA berkata "Janganlah bermaksiat kepada Allah Yang Maha Mulia, dan janganlah engkau memilih dunia di atas akhirat".

Orang yang berakal selamat orientasinya untuk masa depan yang lebih kekal dan panjang sementara orang yang tidak berakal selamat orientasinya hanya mengejar kesementaraan yang pasti akan hilang.

Sulaiman bin Muhron Alkufi RA berkata : "Barangsiapa yang acuannya adalah kekayaan takwa maka ia akan memperoleh keuntungan dalam agamanya dan barangsiapa yang acuannya adalah kekayaan dunia maka ia akan memperoleh kerugian dalam agamanya".

Kitab Nashoihul Ibad Bab 2 hal 5



Jumat, 19 Agustus 2011

Catatan Ramadhan 5 : Hendaklah Mempersiapkan Bekal Dalam Perjalanan

Abu Bakr RA berkata : "Barangsiapa memasuki kubur (mati) tanpa bekal (amal sholeh) maka dia seperti menyebrangi lautan tanpa perahu/kapal laut".

Rasulullah SAW bersabda : "Tidaklah seseorang mati, kecuali di dalam kuburnya seperti orang yang tenggelam yang memohon pertolongan".

Rasulullah selalu mengajarkan kita untuk senantiasa memohon ampunan untuk saudara-saudara yang telah mendahului kita.

Kitab Nashoihul Ibad Bab 2, hal 4.

Kamis, 11 Agustus 2011

Catatan Ramadhan 4 : Ancaman bila Jauh dari Ulama

Rasulullah SAW bersabda : "Akan datang suatu masa pada ummatku di mana mereka menjauhi ulama dan fuqoha, maka Allah akan menimpakan kepada mereka tiga bala, pertama mengangkat/menghilangkan keberkahan atas apa yang mereka usahakan, kedua mereka akan dipimpin oleh penguasa yang dzalim, ketiga mereka akan keluar dari dunia (mati) tanpa membawa iman".

Dikutip dari Nashoihul Ibad Bab 2 hal 4

Rabu, 10 Agustus 2011

Catatan Ramadhan 3 : Mendekatlah kepada para Ulama

Rasulullah SAW bersabda : "Hendaklah kalian duduk dengan para ulama dan ikutilah semampu kalian perkataan para hukama (ahli hikmah) karena sesungguhnya Allah SWT menghidupkan hati yang mati dengan cahaya hikmah seperti menghidupkan bumi yang mati dengan air hujan".


Hukama adalah para ulama yang mengetahui tentang ilmu zat Allah (ahli ma'rifat) yang terjewantahkan dalam perkataan dan perbuatan mereka. Alhikmah adalah ilmu yang memberi kemanfaatan bagi pemiliknya.


Dalam riwayat Tabrani dari Abu Hanifah : " Duduklah kalian bersama alkubro, dan bertanyalah kepada para ulama dan teladanilah para hukama". Dan dalam riwayat yang lain : "Duduklah kalian bersama ulama dan bertemanlah kalian dengan para hukama dan teladanilah alkubro".


Berdasarkan dua hadits yang terakhir, maka sesungguhnya ulama itu terbagi menjadi tiga. Pertama adalah ulama yang mengetahui tentang hukum-hukum Allah, mereka adalah ahli fatwa. Kedua adalah ulama yang mengetahui zat Allah semata, mereka inilah yg disebut hukama (para ahli hikmah), mereka ini menekankan diri pada akhlak karena mereka mengisi hati mereka dengan ma'rifatullah dan mengisi ketersembunyian mereka dengan cahaya keagungan Allah. Dan yang ketiga adalah ulama perpaduan keduanya (ulama dan hukama) mereka inilah yang disebut alkubro, mereka memberikan keteladanan kepada kita dengan amalan sunnah, memberikan manfaat kepada kita dengan tingkah lakunya, kemudian menjelaskan kepada kita landasan lafaznya (dalil-dalilnya), mereka menyampaikan suatu dalil pasti mereka telah menjadi pelakunya, alkubro adalah ulama yang satunya antara perkataan dan perbuatan.


Dikutip dari kitab Nashoihul Ibad (karangan Muhammad Nawawi bin Umar Al Bantani) Bab 2 halaman 4

Senin, 08 Agustus 2011

Catatan Ramadhan 2 : Dua Hal Penting

Rasulullah SAW bersabda : " Dua hal yang tidak ada sesuatupun yang lebih utama dari keduanya yaitu Iman kepada Allah SWT dan memberikan kemanfaatan terhadap sesama muslim". 

Memberikan kemanfaatan terhadap sesama muslim bisa dilakukan dengan memberikan nasihat-nasihat yang baik yang dilandasi dengan ilmu, dalam hal ini berarti memberikan kemanfaatan melalui kata-kata (ucapan). Bisa juga dilakukan  dengan menampakkan wajah yang senang ketika berjumpa dengan sesama muslim, dalam hal ini kita memberikan kemanfaatan dengan wajah kita.  Bisa juga dengan menolong dengan harta benda kita terhadap mereka yang berada dalam kekurangan (fakir dan miskin). Pada akhirnya bisa juga kita memberikan kemanfaatan terhadap sesama muslim dengan tenaga kita.

Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa di waktu shubuhnya (waktu setelah dia bangun tidur) tidak ada niat untuk menzalimi seseorang, maka Allah akan mengampuninya, dan barangsiapa yang di waktu shubuhnya berniat untuk membantu orang-orang yang terdzalimi dan memenuhi hajat seorang muslim, maka baginya pahala seperti haji mabrur".

Balasan haji mabrur adalah Allah menjamin dengan surgaNya.

Rasulullah SAW bersabda : "Hamba yang paling dicintai Allah SWT adalah hamba yang paling banyak memberikan kemanfaatan terhadap sesamanya, dan sebaik-baik amal adalah memberikan rasa tenang dan senang terhadap orang-orang beriman dengan menghindarkan mereka dari kelaparan, menunjukkan kepada mereka rasa keakraban dan kekeluargan, melunasi hutang-hutang mereka yang tidak mampu mereka lunasi. Dan dua hal yang paling dibenci Allah SWT adalah syirik kepada Allah SWT dan memberikan kemudhoratan/kesusahan terhadap sesama muslim".

Note : Dikutip dari Kitab Nashoihul Ibad karangan Muhammad Nawawi bin Umar Al Bantani Bab 2 hal 4




Senin, 01 Agustus 2011

Catatan Ramadhan 1 : Kemurahan dan Kasih Sayang Allah Yang Tak Berhingga

Selama Ramadhan tahun ini (1432 H) saya akan mencoba untuk menuliskan khasanah hikmah dari sumber Islam klasik. Dari sebuah kitab yang dikarang oleh ulama yang sangat terkenal dan zuhd. Ulama yang mewarisi darah Sultan Maulana Hasanuddin Banten yang secara otomatis beliau mewarisi darah Rasulullah SAW. Beliau bernama Muhammad Nawawi Bin Umar Al Bantani yang lebih terkenal dengan Imam Nawawi Albantani/Al jawi. Beliau banyak melahirkan banyak karya baik di bidang fiqh, irfan, hingga tafsir. Adapun kitab yang akan saya pakai dalam penulisan-penulisan selama Ramadhan ini akan diambil dari salah satu kitab karangan beliau yang beliau berinama Nasoihul 'Ibad (Nasihat-nasihat untuk Para Pengabdi/Hamba).

Isi dalam Nashoihul 'Ibad beliau kategorikan menjadi dua, pertama adalah akhbar yang beliau artikan sebagai ucapan-ucapan (maqolat) dari Nabi SAW, yang kedua adalah atsar yang beliau artikan sebagai ucapan-ucapan sahabat hingga tabi'in.

Hadits pertama yang beliau sampaikan adalah sebuah hadits dari Alamah Syaikh Muhammad Alkhotib As-Syami Alhambali (Hadits tersebut dari Ibn Utsman bin Abbas bin Utsman dari guru-gurunya yang bersambung sampai kepada Abu Dzar Al-Ghifari RA),  Rasulullah SAW dalam sebuah hadits Qudsi bersabda :

"Wahami hamba-hambaKu, Aku mengharamkan kedzaliman atas diriKu dan menjadikan kedzaliman itu haram pula atas kamu semua, maka janganlah kamu saling mendzalimi. 

Wahai hamba-hambaKu, setiap kamu akan tersesat kecuai orang yang Aku beri petunjuk, maka mohonlah petunjuk kepadaKu maka Aku akan menunjukimu.

Wahai hamba-hambaKu, setiap kamu akan kelaparan kecuali orang yang Aku beri makan, maka mintalah makan kepadaKu maka Aku akan memberimu makan.

Wahai hamba-hambaKu, setiap kamu akan kedinginan kecuali orang-orang yang Aku beri pakaian, maka mintalah pakaian kepadaKu maka Aku akan memberimu pakaian.

Wahai hamba-hambaKu kamu melakukan kesalahan baik di waktu malam ataupun siang, tetapi Aku mengampuni semua dosa, mohon ampunlah kepadaKu maka Aku akan mengampunimu.

Wahai hamba-hambaKu segala kemudhurotan tidak akan pernah memodhorotiKu, pun begitu segala kemanfaatan tidak akan pernah memberi manfaat kepadaKu. 

Wahai hamba-hambaKu, seandainya kamu semua dari yang pertama hingga yang terakhir dari kamu, seluruh mansia dan jin semua bertakwa dan patuh kepadaKu itu tidak akan menambah sesuatupun dari kerajaanKu.

Wahai hamba-hambaKu, seandainya kamu semua dari yang pertama hingga yang terakhir kamu (dari kalangan jin dan manusia), semua melakukan dosa dan kemaksiatan itu tidak mengurangi sedikitpun dari kerajaanKu.

Wahai hamba-hambaKu, seandainya kamu semua (dari kalangan jin dan manusia) dari yang pertama hingga yang terakhir berdiri disuatu tempat dan setiap diri memohon kepadaKu kemudian Aku penuhi setiap permohonan dari masing-masing kamu, itu tidak mengurangi apa yang ada padaKu kecuali seperti berkurangnya air lautan akibat jari yang dicelupkan di atasnya.

Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya setiap amal perbuatanmu akan disampaikan, kemudian aku mewafatkanmu, barangsiapa menemukan kebaikan maka hendaklah memuji Allah, dan barangsiapa menemukan selain itu -- tidak menemukan kebaikan, maka hendaklah ia menyalahkan dirinya sendiri."

Sahabat, janganlah berbangga atas segala ibadah yang kamu lakukan dan janganlah kamu berputus asa atas segala dosa yang engkau perbuat. Betapa Allah tidak butuh terhadap ketaatanmu sebagaimana Allah juga tidak merasa dirugikan atas perbuatan dosamu. Kebaikan dan keburukan akan kembali kepada dirimu. Allah yang penuh Kasih dan penuh Sayang telah mengharamkan kedzaliman atas diriNya dan telah diharamkan pula kedzaliman itu atas kamu semua. Janganlah engkau saling mendzalimi dengan melakukan keburukan-keburukan terhadap sesamu, jangan engkau saling mendzalimi dengan merampas hak-hak orang-orang yang berada di bawah kuasamu. Ikatkan diri-diri kita kepada Allah dengan senantiasa berdoa kepadaNya, ikatkanlah diri kita dengan sumber dari segala sumber yang penuh Kasih dan Sayang, selama kita semua mengikatkan diri kepada Allah, kita akan senantiasa menemukan kebaikan dan kesyukuran dalam setiap desah nafas kita.

Kemudian  beliau melanjutkan nasehatnya dengan menukil hadits yang lain yang beliau terima dari Alamah Sayid Ahmad Almirshofi Almishri -- gelar untuk menunjukkan asal dari Mesir setelah beliau menerima ijazah dari Sayid Abdul Wahab bin Ahmad Farhat As-Syafi'i dari guru-guru beliau (Sayid Abdul Wahab) menyambung sampai Abdullah Bin Umar dan Abdullah bin Ash dari Nabi SAW bersabda :

"Saling berkasih sayanglah kamu, maka kamu semua akan disayangi oleh Ar-Rahman yang Maha memberi keberkatan lagi Maha Tinggi, sayangilah oleh kamu semua siapa (dan apa-apa)  yang ada dibumi, niscaya kamu akan disayangi oleh siapa-siapa (penduduk) yang ada di langit".

Beliau menjelaskan menyanyangi apa-apa yang ada dibumi berarti menyanyangi seluruh manusia, hewan dan tumbuhan bahkan benda-benda mati yang berada disekitar kita. Sayangilah semua itu walaupun ada sebagian dari mereka tidak berakal. Perlakukan dengan baik setiap hewan dan tumbuhan yang berada dalam kepemilikan kita, jangan sampai menzaliminya. Terlebih-lebih lagi untuk sesama manusia yang memiliki fikiran dan perasaan maka hendaklah kita lebih lagi berbuat baik kepada mereka dalam kasih sayang. Menyanyangi sesama manusia dapat kita lakukan dengan mendoakannya supaya senantiasa berada dalam rahmat (kasih sayang) dan ampunan Allah. Jika kita bisa berbuat baik terhadap itu semua, niscaya kita akan disayangi oleh penduduk langit yang mana mereka itu lebih banyak dari penduduk bumi. Berusahalah untuk senantiasa melakukan keikhlasan dan ketulusan dalam segala hal yang kita lakukan, jangan meremehkan hal-hal yang tampaknya sepele karena bisa jadi hal-hal yang sepele yang kita lakukan dengan tulus itulah yang menyelamatkan kita.

Diriwayatkan seorang murid Imam Alghazali bermimpi bertemu dengan beliau setelah beliau (Imam Ghazali) meninggal. Kemudian sang murid bertanya kepadanya bagaimana Allah memperlakukannya di alam barzakh. Imam Ghazali menjawab bahwa beliau diperlakukan dengan sangat baik, tapi imam Ghazali menjelaskan bahwa perlakukan baik itu bukan disebabkan karena ilmu yang beliau ajarkan ataupun karena amalan(ibadah) ritual yang beliau lakukan, semua ibadah itu menurut beliau tidak diterima oleh Allah SWT. Perlakuan baik yang diterima Alghazali adalah karena ketulusan yang pernah dilakukannya ketika sedang menulis sebuah kitab, tiba-tiba hinggaplah seekor lalat menghisap tinta yang digunakan untuk menulis, Imam Ghazali menghentikan proses penulisan kitab itu dan dibiarkannya lalat itu meminum/menghisap tinta itu sampai terbang kembali. Inilah satu-satunya ketulusan yang diterima oleh Allah dan menyebabkan beliau mendapat rahmatNya di alam barzakh.

Dibagian akhir tulisan ini, beliau (Imam Nawawi) mengajarkan suatu doa kepada kita supaya kita bisa mendapatkan khusnol khotimah. Doa apa yang beliau ajarkan? Doa kasih sayang. Bacalah doa berikut diantara sholat sholat sunnah fajar dan sholat shubuh (jadi dibaca ketiak setelah sholat sunnah fajar sambil menunggu didirikan sholat shubuh).

"Allahumagfir liummati sayyidina Muhmmad, Allahumarham ummata sayyidana Muhammad, Allahummastar ummata sayyidina Muhammad, Allahummajbur ummata sayyidina Muhammad, Allahumm aslih ummata sayyidina Muhammad, Allahumma afa ummata sayyidina Muhammad, Allahummahfad ummata sayyidina Muhammad, Allahumarham ummata sayyidina Muhammad Rahmatan 'amatan ya Robbal 'alamin. Allahumagfir li ummati sayyidina Muhammad maghfirotan 'amatan ya Robbal 'alamin. Allahumma farij 'an ummati sayyidina Muhammad farjan 'aajilan ya Robbal 'Alamain."

Meyebarkan kasih sayang kepada sesama, jika kita tidak bisa membantunya melalui harta dan tenaga kita minimal kita mendoakannya. Semoga setidaknya kita bisa mengamalkan doa tersebut. Mendoakan saudara kita pada hakikatnya kita belajar untuk menghilangkan segala macam penyakit hati yang bisa menghalangi doa-doa kita. Dengan lebih banyak memberi doa kepada sesama, kita akan didoakan oleh makhluk langit yang lebih banyak lagi jumlahnya.

Salam Ramadhan, salam kasih sayang untuk sesama dan penghuni makhluk bumi lainnya.

Arifullah Ibn Rusyd, 1 Ramadhan 1432 H (1 Agustus 2011).

Minggu, 12 Juni 2011

Mengisi libur dengan rehat dari internet...

Sabtu-minggu kemarin, berusaha tidak membuka internet. Hanya mengaji dan membaca buku, dan woow itu begitu indah...

Dalam banyak hal, kita mengambil lebih dari apa yang kita butuhkan. Internet salah satunya, ia begitu menguras waktu kita dan we got nohting. Rehat dengan tidak mengambil jalan dunia online, tidak membaca berita di akhir pekan, tidak menonton tayangan TV dan menggantinya dengan silaturahmi dan membaca buku memberikan rasa yang jauh lebih memuaskan bagi dahaga jiwa :)

Jumat, 18 Maret 2011

negaraku indonesia

negaraku indonesia
negeri elok rupa
surga dunia
indah tiada dua

negaraku indonesia
disaat yang sama
dihuni oleh para durjana
lebih kejam dari srigala

negaraku indonesia
tidak kurang orang solehnya
mereka menjauh dari dunia
merasa jijik melihat srigala
berebut bangkai dengan sorot mata menyala

negaraku indonesia
luar biasa agung dan besarnya
sayangnya penduduknya rendah diri luar biasa
cinta yang berbau luar negeri adanya
padahal mereka tidak lebih berbudaya

negaraku indonesia
kapan aku mendengar para pemuda
yang dengan bangga berkata
aku orang indonesia
dan bangga jadi orang indonesia

kejayaan tidak datang
ia harus diperjuangkan
dalam dan dengan penuh cinta
keringat dan pengorbanan
bahkan darah jika diperlukan

negaraku indonesia
acungkan tangan siapa cinta indonesia
satu, dua, tiga, empat, lima...
sedikit sekali rupanya

hei kawan
kita sudah tau penyakit dan borok ibu pertiwi
tidak usah kita terus menyebut penyakit dan borok itu
dengan segenap cinta dan rasa memiliki luar biasa
majukan indonesia

cinta kawan
negara ini tidak dicintai oleh penduduknya sendiri
cinta kawan
yang mampu memberbaiki
cinta kawan
mari kita goreskan buat ibunda pertiwi
demi ilahi
kobarkan cintamu pada ibu pertiwi
biar ia tidak terus menangis sedih..

Kamis, 17 Februari 2011

Saya "Anti" Demokrasi

oleh : Emha Ainun Nadjib.

Kalau ada bentrok antara Ustadz dengan Pastur, pihak Depag, Polsek, dan Danramil harus menyalahkan Ustadz, sebab kalau tidak itu namanya diktator mayoritas. Mentang-mentang Ummat Islam mayoritas, asalkan yang mayoritas bukan yang selain Islam – harus mengalah dan wajib kalah. Kalau mayoritas kalah, itu memang sudah seharusnya, asalkan mayoritasnya Islam dan minoritasnya Kristen. Tapi kalau mayoritasnya Kristen dan minoritasnya Islam, Islam yang harus kalah. Baru wajar namaya.

Kalau Khadhafi kurang ajar, yang salah adalah Islam. Kalau Palestina banyak teroris, yang salah adalah Islam. Kalau Saddam Hussein nranyak, yang salah adalah Islam. Tapi kalau Belanda menjajah Indonesia 350 tahun, yang salah bukan Kristen. Kalau amerika Serikat jumawa dan adigang adigung adiguna kepada rakyat Irak, yang salah bukan Kristen. Bahkan sesudah ribuan bom dihujankan di seantero Bagdad, Amerika Serikat lah pemegang sertifikat kebenaran, sementara yang salah pasti adalah Islam.

“Agama” yang paling benar adalah demokrasi. Anti demokrasi sama dengan setan dan iblis. Cara mengukur siapa dan bagaiman yang pro dan yang kontra demokrasi, ditentukan pasti bukan oleh orang Islam. Golongan Islam mendapat jatah menjadi pihak yang diplonco dan dites terus menerus oleh subyektivisme kaum non-Islam.

Kaum Muslimin diwajibkan menjadi penganut demokrasi agar diakui oleh peradaban dunia. Dan untuk mempelajari demokrasi, mereka dilarang membaca kelakuan kecurangan informasi jaringan media massa Barat atas kesunyatan Islam.

Orang-orang non-Muslim, terutama kaum Kristiani dunia, mendapatkan previlese dari Tuhan untuk mempelajari Islam tidak dengan membaca Al-Quran dan menghayati Sunnah Rasulullah Muhammad SAW, melainkan dengan menilai dari sudut pandang mereka. Maka kalau penghuni peradaban global dunia bersikap anti-Islam tanpa melalui apresiasi terhadap Qur’an, saya juga akan siap menyatakan diri sebagai anti-demokrasi karena saya jembek dan muak terhadap kelakuan Amerika Serikat di berbagai belahan dunia. Dan dari sudut itulah demokrasi saya nilai, sebagaimana dari sudut yang semacam juga menilai Islam.

Di Yogya teman-teman musik Kiai Kanjeng membuat nomer-nomer musik, yang karena bersentuhan dengan syair-syair saya, maka merekapun memasuki wilayah musikal Ummi Kaltsum, penyanyi legendaris Mesir. Musik Kiai Kanjeng mengandung unsur Arab, campur Jawa, jazz Negro dan entah apa lagi. Seorang teman menyapa: “Banyak nuansa Arabnya ya ? Mbok lain kali bikin yang etnis ‘gitu…”

Lho kok Arab bukan etnis?

Bukan. Nada-nada arab bukan etnis, melainkan nada Islam. Nada Arab tak diakui sebagai warga etno-musik, karena ia indikatif Islam. Sama-sama kolak, sama-sama sambal, sama-sama lalap, tapi kalau ia Islam-menjadi bukan kolak, bukan sambal, dan bukan lalap.

Kalau Sam Bimbo menyanyikan lagu puji-puji atas Rasul dengan mengambil nada Espanyola, itu primordial namanya. Kalau Gipsy King mentransfer kasidah “Yarim Wadi-sakib…”, itu universal namanya. Bahasa jelasnya begini: apa saja, kalau menonjol Islamnya, pasti primordial, tidak universal, bodoh, ketinggalan jaman, tidak memenuhi kualitas estetik dan tidak bisa masuk jamaah peradaban dunia.

Itulah matahari baru yang kini masih semburat. Tetapi kegelapan yang ditimpakan oleh peradapan yang fasiq dan penuh dhonn kepada Islam, telah terakumulasi sedemikian parahnya. Perlakuan-perlakuan curang atas Islam telah mengendap menjadi gumpalan rasa perih di kalbu jutaan ummat Islam. Kecurangn atas Islam dan Kaum Muslimin itu bahkan diselenggarakan sendiri oleh kaum Muslimin yang mau tidak mau terjerat menjadi bagian dan pelaku dari mekanisme sistem peradaban yang dominan dan tak ada kompetitornya. “Al-Islamu mahjubun bil-muslimin”.

Cahaya Islam ditutupi dan digelapkan oleh orang Islam sendiri. Endapan-endapan dalam kalbu kollektif ummat Islam itu, kalau pada suatu momentum menemukan titik bocor – maka akan meledak. Pemerintah Indonesia kayaknya harus segera mervisi metoda dan strategi penanganan antar ummat beragama. Kita perlu menyelenggarakan ‘sidang pleno’ yang transparan, berhati jernih dan berfikiran adil. Sebab kalau tidak, berarti kita sepakat untuk menabuh pisau dan mesiu untuk peperangan di masa depan.

Rabu, 09 Februari 2011

Berbagai Pertanyaan Tentang Kasus Cikeusik


oleh Hanibal Wijayanta pada 09 Februari 2011 jam 20:36
 
 
Ada beberapa pertanyaan kami tentang peristiwa yang terjadi di Cikeusik hari Minggu lalu. Apa yang sebenarnya terjadi?

Tentang kesan pembiaran dan ketidaksigapan polisi. Hari Jumat (4 Februari 2011), ketika massa sudah mulai berdatangan ke Umbulan, Cikeusik, Pandeglang, Banten, aparat lokal sebenarnya sudah tahu tentang hal itu. Polsek sudah mengerahkan polisi ke lokasi. Polres sudah tahu dan sudah siaga. Menurut kabar dari keluarga seorang kawan di ANTV, sejak Jumat itu aparat di seluruh Kabupaten Pandeglang sudah tahu kalau ada rombongan massa yang datang ke Cikeusik. Hari itu juga Suparman (tokoh Ahmadiyah lokal) dan keluarganya pun sudah dievakuasi polisi. Kemudian pada Sabtu malam (5 Februari 2011), massa Ahmadiyah datang dengan dua mobil dari Bogor dan Jakarta.

Menurut polisi, mereka telah menyuruh warga Ahmadiyah yang baru datang itu untuk pergi/dievakuasi, tapi mereka menolak. Karena itu polisi pun meninggalkan lokasi. Pertanyaannya, mengapa polisi membiarkan mereka bertahan di situ? Mengapa polisi tidak berinisiatif untuk memaksa mereka pergi dan mengevakuasi ke tempat aman? Bukankah mereka sudah tahu bahwa kondisi sudah demikian gawat? Di sinilah terkesan polisi membiarkan bentrokan akan terjadi dengan menarik anggotanya dari lokasi. Bahkan kawan kami di redaksi bercerita bahwa saudaranya yang bekerja di pemda Pandeglang bertanya-tanya, mengapa bentrokan itu terjadi padahal seharusnya bisa dicegah karena sudah diketahui sejak awal.

Tentang Massa Ahmadiyah. Mengapa massa Ahmadiyah yang baru datang dengan dua mobil itu menolak dievakuasi? Ada kesan bahwa mereka memang sengaja mempersiapkan diri untuk menjadi martir karena kedatangan mereka jelas bakal memprovokasi massa yang sudah terpancing emosinya sejak dua hari sebelumnya. Lalu apa tujuan mereka? Apalagi massa Ahmadiyah itu sempat mengatakan bahwa mereka ingin bertahan sampai titik darah penghabisan. Mengapa? Apakah mereka memang berharap agar kasus ini meledak dan kemudian menjadi perhatian masyarakat di dalam dan luar negeri? Ataukah mereka dikorbankan untuk scenario berdarah ini?

Penggerak Massa: Dari gambar-gambar video yang muncul di Youtube maupun yang kami dapatkan sendiri di lapangan, tampak jelas bahwa pada awalnya massa tampak digerakkan oleh belasan orang berjaket hitam, sebagian berkaos t-shirt dan kemeja dan bersenjata golok. Yang menarik, mereka ini membawa tanda pengenal berupa pita biru di kerah, atau di dada atau di lengan atas.

Nah, tidak seperti massa cair yang cenderung bergerak setelah berkumpul banyak orang, belasan orang ini berjalan dengan langkah pasti, dengan jarak sekitar beberapa ratus meter, menuju rumah warga Ahmadiyah itu (rumah Suparman). Begitu sampai di depan pekarangan rumah Suparman mereka langsung menghajar warga Ahmadiyah yang berjaga di pekarangan dengan serangan memakai golok, bambu, batu dan lain-lain. Dari gerakan-geriknya, mereka tampak sudah sangat terlatih memainkan golok, mampu berkelit dengan tangkas dan berkelahi. Anehnya, ketika massa mulai nimbrung, pentolan-pentolan penggerak massa ini sudah tidak tampak lagi... Lalu ke mana mereka pergi?

Adanya beberapa kamera video yang sudah standby dari awal. Bagi orang televisi seperti kami, adanya gambar-gambar video yang menggambarkan peristiwa penyerbuan itu sejak awal hingga akhir sangat menarik. Sebab, dari cara mengambil gambarnya saja, sang cameraman terlihat cukup berpengalaman, dengan kamera yang cukup baik, dan yang lebih penting lagi kamera yang ada di lokasi itu tampaknya ada beberapa, minimal dua atau tiga buah, dengan posisi yang sangat bagus dan bisa bercerita banyak tentang peristiwa itu.

Mari kita lihat kamera pertama. Kamera pertama ini mengambil gambar long shoot ketika belasan orang berjalan dengan bergegas, dipimpin seorang lelaki berjaket hitam dan berkopiah hitam. Kamera ke dua mulai merekam ketika belasan orang itu semakin mendekati lokasi, berteriak-teriak, mulai dari long shoot kemudian medium shoot hingga si pemimpin masa sempat diambil gambarnya dalam jarak dekat secara closeup meski hanya sekilas. Lalu kamera bergerak pan ke kanan dan mengambil gambar ketika seorang polisi mencoba menahan massa tapi kemudian membiarkan mereka. Mengapa polisi tidak terus menahan mereka, mengeluarkan tembakan peringatan dan sebagainya? Apakah karena polisi itu melihat pita-pita biru yang dipakai belasan orang itu? Ataukah mereka saling kenal?

Selanjutnya ketika bentrokan awal mulai terjadi, tampak jelas betapa kamera yang mengambil gambar itu berada di belakang penyerbu. Yang menarik cameraman yang mengambil suasana bentrokan itu terkesan tidak takut dan seolah sudah saling mengenal dengan penyerbu, sehingga mereka bisa mengambil gambar dengan tenang. Hal itu pula yang terjadi ketika warga Ahmadiyah yang sudah ditelanjangi kemudian dipukuli dan dianiaya dengan sadis. Kamera tetap mengambil gambar tanpa takut, tidak dilarang untuk mengabadikan penganiayaan itu, dan bahkan mengambil gambar orang-orang yang mengambil gambar kekejaman itu dengan handphonenya.

Soal gambar-gambar video diupload di Youtube. Di Cikeusik kontributor kami memang terlambat sampai ke lokasi. Baru sore dia sampai lokasi. Tapi contributor kami ini datang bersama para wartawan dan kontributor dari media lainnya. Maka yang pertama kali dikirim dari lokasi peristiwa adalah gambar-gambar pasca kejadian. Mengirim gambar via streaming dari lokasi juga tidak bisa dilakukan dengan cepat, maka baru pada malam hari gambar pasca peristiwa terkirim dari warnet di kota kecamatan.

Nah, di saat kontributor televisi kerepotan ke lokasi dan kemudian mengirim gambar yang mereka dapat sendiri di kota kecamatan, ternyata gambar-gambar peristiwa bentrokan terjadi yang begitu jelas dan gamblang itu sudah diupload ke youtube pada Senin pagi 7 Februari 2011, dengan beberapa nama uploader. Ada yang dengan nama andreasharsono, amatkuat dan sebagainya. Lalu mengapa gambar-gambar itu bisa begitu cepat terkirim di Youtube, sementara kontri kami dapat gambar-gambar itu besoknya. Dari mana mereka mendapat gambar-gambar itu?

Ada tiga seri "video amatir" yang kami dapat dari lapangan. Pertama kami dapat dengan merekam langsung gambar itu dari kamera handphone seorang… petugas Kodim… Gambar itu identik dengan salah satu gambar video kekerasan di Cikeusik lewat Youtube yang menggambarkan suasana saling lempar dan bacok antara warga Ahmadiyah melawan penyerang.

Gambar kedua adalah gambar terpanjang, sekitar 10 menit. Gambar ini kami dapat ketika reporter kami sedang berada di sebuah warnet di kota kecamatan Cikeusik. Saat itu ada seorang polisi di sana. Karena koordinator liputan daerah meminta gambar video amatir yang lain –selain yang pertama--, maka reporter itu langsung berinisiatif meminta kepada si polisi, "Punya video amatir soal penyerbuan kemarin nggak, Pak?" Polisi itu menjawab, "Ada tuh di computer yang kamu pakai, tadi barusan ditransfer…" (???) Yang menarik, gambar ini sama dengan gambar video yang isinya pembakaran dan penganiayaan sadis warga Ahmadiyah yang diupload di Youtube.

Video ketiga didapat reporter kami dari seorang warga yang mengambil gambar dengan handphonenya ketika suasana mulai agak reda sampai penganiayaan. Kualitas ketiga video ini berbeda-beda. Yang pertama karena diambil dengan kamera handphone langsung sangat berbeda dengan video gambar cenderung flat dan tidak begitu kelihatan detailnya. Gambar ke dua lebih detail dan gambar pun stabil. Sedangkan gambar ketiga karena dari kamera handphone sederhana kualitas gambar lebih buruk.

Namun gambar yang detail kami dapat kemudian, sebagaimana gambar video yang diupload di Youtube, tergambar secara detail suasana kedatangan para penggerak massa, sampai masuk ke pekarangan dan bentrokan awal, kualitas gambarnya jauh lebih bagus. Gambar video ini juga lebih bercerita, dengan berbagai sudut pengambilan gambar yang bagus, cara mengambil gambar pun tampak lebih professional. Lalu siapa yang mengambil gambar ini? Mengapa pengambilan gambarnya begitu professional? Mengapa mereka kelihatan tidak berkonflik dengan penyerang? Lalu apa motif mereka?

Hingga kini kami masih belum menyimpulkan dalang kasus ini secara pasti. Tapi paling tidak, kami jadi bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi? Siapa yang sedang bermain-main dengan nyawa manusia?

Senin, 07 Februari 2011

Mungkin Sekali Saya Sendiri Juga Maling

Oleh Taufiq Ismail

11th Januari 2011, 20:30

Kita hampir paripurna menjadi bangsa porak-poranda,terbungkuk dibebani hutang dan merayap melata sengsara di dunia. Penganggur 40 juta orang, anak-anak tak bisa bersekolah 11 juta murid, pecandu narkoba 6 juta anak muda, pengungsi perang saudara 1 juta orang, VCD koitus beredar 20 juta keping, kriminalitas merebat disetiap tikungan jalan dan beban hutang di bahu 1600 trilyun rupiahnya.

Pergelangan tangan dan kaki Indonesia diborgol diruang tamu Kantor Pegadaian Jagat Raya, dan dipunggung kita dicap sablon besar-besar: Tahanan IMF dan Penunggak Bank Dunia.

Kita sudah jadi bangsa kuli dan babu, menjual tenaga dengan upahpaling murah sejagat raya. Ketika TKW-TKI itu pergi lihatlah mereka bersukacita antri penuh harapan dan angan-angan di pelabuhan dan bandara, ketika pulang lihat mereka berdukacita karena majikan mungkir tidak membayar gaji, banyak yang disiksa malah diperkosa dan pada jam pertama mendarat di negeri sendiri diperas pula.

Negeri kita tidak merdeka lagi, kita sudah jadi negeri jajahan kembali. Selamat datang dalam zaman kolonialisme baru, saudaraku. Dulu penjajah kita satu negara, kini penjajah multi kolonialis banyak bangsa. Mereka berdasi sutra, ramah-tamah luar biasa dan banyak senyumnya. Makin banyak kita meminjam uang, makin gembira karena leher kita makin mudah dipatahkannya.

Di negeri kita ini, prospek industri bagus sekali. Berbagai format perindustrian, sangat menjanjikan, begitu laporan penelitian. Nomor satu paling wahid, sangat tinggi dalam evaluasi, dari depannya penuh janji, adalah industri korupsi .

Apalagi di negeri kita lama sudah tidak jelas batas halal dan haram, ibarat membentang benang hitam di hutan kelam jam satu malam. Bergerak ke kiri ketabrak copet, bergerak ke kanan kesenggol jambret, jalan di depan dikuasai maling, jalan di belakang penuh tukang peras, yang di atas tukang tindas. Untuk bisa bertahan berakal waras saja di Indonesia, sudah untung. Lihatlah para maling itu kini mencuri secara berjamaah. Mereka bersaf-saf berdiri rapat, teratur berdisiplin dan betapa khusyu'. Begitu rapatnya mereka berdiri susah engkau menembusnya. Begitu sistematiknya prosedurnya tak mungkin engkau menyabotnya. Begitu khusyu'nya, engkau kira mereka beribadah. Kemudian kita bertanya, mungkinkah ada maling yang istiqamah? Lihatlah jumlah mereka, berpuluh tahun lamanya, membentang dari depan sampai ke belakang, melimpah dari atas sampai ke bawah, tambah merambah panjang deretan saf jamaah.

Jamaah ini lintas agama, lintas suku dan lintas jenis kelamin. Bagaimana melawan maling yang mencuri secara berjamaah? Bagaimana menangkap maling yang prosedur pencuriannya malah dilindungi dari atas sampai ke bawah? Dan yang melindungi mereka, ternyata, bagian juga dari yang pegang senjata dan yang memerintah. Bagaimana ini? Tangan kiri jamaah ini menandatangani disposisi MOU dan MUO (Mark Up Operation), tangan kanannya membuat yayasan beasiswa, asrama yatim piatu dan sekolahan. Kaki kiri jamaah ini mengais-ngais upeti ke sana kemari, kaki kanannya bersedekah, pergi umrah dan naik haji. Otak kirinya merancang prosentasi komisi dan pemotongan anggaran, otak kanannya berzakat harta, bertaubat nasuha dan memohon ampunan Tuhan.

Bagaimana caranya melawan maling begini yang mencuri secara berjamaah? Jamaahnya kukuh seperti diding keraton, tak mempan dihantam gempa dan banjir bandang, malahan mereka juru tafsir peraturan dan merancang undang-undang, penegak hukum sekaligus penggoyang hukum, berfungsi bergantian. Bagaimana caranya memroses hukum maling-maling yang jumlahnya ratusan ribu, barangkali sekitar satu juta orang ini, cukup jadi sebuah negara mini, meliputi mereka yang pegang kendali perintah, eksekutif, legislatif, yudikatif dan dunia bisnis, yang pegang pestol dan mengendalikan meriam, yang berjas dan berdasi. Bagaimana caranya? Mau diperiksa dan diusut secara hukum? Mau didudukkan di kursi tertuduh sidang pengadilan? Mau didatangkan saksi-saksi yang bebas dari ancaman? Hakim dan jaksa yang bersih dari penyuapan? Percuma seratus tahun pengadilan, setiap hari 8 jam dijadwalkan Insya Allah tak akan terselesaikan. Jadi, saudaraku, bagaimana caranya? Bagaimana caranya supaya mereka mau dibujuk, dibujuk, dibujuk agar bersedia mengembalikan jarahan yang berpuluh tahun dan turun-temurun sudah mereka kumpulkan.

Kita doakan Allah membuka hati mereka, terutama karena terbanyak dari mereka orang yang shalat juga, orang yang berpuasa juga, orang yang berhaji juga. Kita bujuk baik-baik dan kita doakan mereka. Celakanya, jika di antara jamaah maling itu ada keluarga kita, ada hubungan darah atau teman sekolah, maka kita cenderung tutup mata, tak sampai hati menegurnya. Celakanya, bila di antara jamaah maling itu ada orang partai kita, orang seagama atau sedaerah, Kita cenderung menutup-nutupi fakta, lalu dimakruh-makruhkan dan diam-diam berharap semoga kita mendapatkan cipratan harta tanpa ketahuan. Maling-maling ini adalah kawanan anai-anai dan rayap sejati. Dan lihat kini jendela dan pintu Rumah Indonesia dimakan rayap. Kayu kosen, tiang, kasau, jeriau rumah Indonesia dimakan anai-anai. Dinding dan langit-langit, lantai rumah Indonesia digerogoti rayap. Tempat tidur dan lemari, meja kursi dan sofa, televisi rumah Indonesia dijarah anai-anai. Pagar pekarangan, bahkan fondasi dan atap Rumah Indonesia sudah mulai habis dikunyah-kunyah rayap. Rumah Indonesia menunggu waktu, masa rubuhnya yang sempurna. Aku berdiri di pekarangan, terpana menyaksikannya. Tiba-tiba datang serombongan anak muda dari kampung sekitar. "Ini dia rayapnya! Ini dia Anai-anainya!" teriak mereka. "Bukan. Saya bukan Rayap, bukan!" bantahku. Mereka berteriak terus dan mendekatiku dengan sikap mengancam. Aku melarikan diri kencang-kencang. Mereka mengejarkan lebih kencang lagi. Mereka menangkapku. "Ambil bensin!" teriak seseorang. "Bakar Rayap," teriak mereka bersama. Bensin berserakan dituangkan ke kepala dan badanku. Seseorang memantik korek api. Aku dibakar. Bau kawanan rayap hangus.

Membubung Ke udara.