Total Tayangan Halaman

Rabu, 07 November 2012

Sekilas Tentang Perkembangan Islam

WILSON:

Sejarah menunjukkan bahwa pada mulanya Islam meluas sampai Asia, Afrika dan Eropa dengan sangat cepat. Mungkin tidak ada Agama yang lain berkembang secepat Islam.

Pasti ada beberapa sifat yang istimewa yang menyebabkan Islam berkembang dengan cepat.

Saya ingin mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan pertumbuhan yang cepat itu.

CHIRRI:

Banyak faktor yang menyebabkan meluasnya Islam. Saya tidak akan menyebutkan semuanya, tetapi saya dapat menunjukkan beberapa faktor.

1. KITAB SUCI AL-QUR'AN

Ini adalah suatu kenyataan yang tak dapat disangkal, bahwa Qur'an adalah buku kehidupan yang telah mempengaruhi berjuta-juta manusia melalui keindahannya dan makna yang tinggi. Keistimewaan Qur'an masih diperbincangkan dan dipertentangkan. Qur'an itu sendiri membangkitkan lawan-lawannya untuk mencoba memperbincangkan nilai-nilainya. Qur'an berulang-ulang menerangkan bahwa bila lawan-lawannya pada setiap waktu akan membincangkan perbandingan, mereka secara otomatis akan membuktikan keseluruhan kepercayaan Islam.

Lebih dari empat belas abad, Qur'an masih berkedudukan di atas setiap perbandingan pada seluruh bacaan-bacaan bahasa Arab. Karena itu Kitab Suci Al-Qur'an sejak diperkenalkan sampai sekarang adalah sumber daya penarik yang besar untuk kepercayaan Islam.

2. KEPRIBADIAN NABI ISLAM

Muhammad dilahirkan dibawah cahaya sejarah. Tidak ada awan (keredupan) yang menyelubungi kelahirannya, kehidupannya atau kehidupan diantara rakyatnya. Bila setiap nabi dianggap sebagai bagian dari sejarah Agama maka Muhammad adalah bagian dari kedua-duanya yaitu agama dan sejarah-sejarah dunia.

Dia dilahirkan di Mekkah dari ayah dan ibu yang terkenal, dan hidup (menyatu) dengan rakyatnya selama 40 tahun sebelum dia diamanati (diberi kuasa) sebagai seorang Nabi dari Tuhan.

Ia diperhatikan oleh rakyat selama masa kanak-kanaknya dan masa-masa dewasanya. Ia diperhatikan oleh seluruh kawan-kawannya sebagai suatu contoh kejujuran dan ketulusan hati. Orang-orang tidak pernah mendapatkan cacad (cela) pada dirinya. Mereka menyatakan dia benar dan dapat dipercaya (setia).

Dia tidak hidup sebagai orang yang memisahkan diri. Sebaliknya, dia berhubungan dengan orang-orang. Dia berdagang, bepergian dan ikut serta dengan orang-orang dalam pekerjaan sehari-hari, tetapi tidak pernah ia dipengaruhi nafsu yang buruk atau kegairahan duniawi.

Dia hidup di dalam masyarakat yang jahil, dan kekuasaan dipegang oleh orang-orang penyembah berhala, tetapi ia tidak pernah menyetujui ide-ide mereka. Dia dihormati oleh lawan-lawannya dan dikagumi oleh teman-temannya, dan tidak ada seorang Nabi di dalam sejarah yang menerima ketaatan (kepatuhan) dari teman-temannya sebanyak yang diperoleh Muhammad.

3. KEYAKINAN YANG KUAT PADA ORANG-ORANG MUSLIM YANG MULA-MULA (YANG TERDAHULU).

Disebabkan kejujuran hati dan pengaruh kepribadian dari Muhammad, keyakinan pengikut-pengikutnya padanya sangat kuat.

Kita tahu, bahwa pengikut-pengikut Musa menolak untuk menolongnya masuk ke Jerusalem. Mereka mendurhakainya (tidak menurut), menolak dan menyatakan padanya agar dia dan Tuhannya saja yang melawan musuh-musuhnya. Kita juga mengetahui bahwa sebagian besar pengikut-pengikut Yesus meninggalkannya bila datang kegentingan. Keadaan yang sama terjadi pada sebagian besar Nabi.

Tidak ada dari mereka yang mendapat bantuan dari pengikut-pengikutnya bila mereka menghadapi bentrokan.

Pengikut-pengikut Muhammad lain halnya, waktu Muhammad di Mekkah, dia dan beratus-ratus pengikutnya tidak berdaya dan tanpa perlindungan, mereka semuanya berdiri dan menghadapi krisis yang ada, dan tidak ada diantara mereka yang meninggalkan agamanya (kepercayaannya) atau Nabinya.

Tindakan-tindakan orang Muslim itu sesuai dengan keyakinan yang diakui.

Mereka semua melaksanakan keyakinannya dengan kata-kata dan tindakannya.

4. PRINSIP-PRINSIP ISLAM

Prinsip-prinsip Islam adalah sumber daya-tarik yang besar, sebab logis dan jelas. Untuk orang yang merenungkan terjadinya alam semesta tidak ada yang lebih sederhana daripada satu ajaran Agama yang menyatakan: Bahwa tidak ada Tuhan kecuali Yang Maha Esa lagi Maha Kuasa, yang membuat alam semesta, tidak ada yang patut dipuja kecuali Dia. Dia adalah Tuhan Yang Esa, tanpa teman, tanpa anak, Dia tidak beranak dan tidak diberanakkan, dan tidak ada yang seperti Dia.Dia adalah adil, pemurah, pengasih, dan perkasa, tidak berbentuk manusia dan jasmani, dan kekuasaannya mencakup seluruh alam semesta.

Faham keesaan Tuhan yang tidak menggambarkan konsep dari Tuhan dengan menggabungkan Singularity dan Plurality adalah sangat dapat diterima oleh pemikiran manusia yang mencari keterangan adanya Dunia.

Hal itu tidak meragukan pendapat manusia bahwa Tuhan adalah satu. Dan juga hal itu tidak menunjukkan bahwa Tuhan sebagai manusia yang dapat melahirkan manusia lain. Dan sebab prinsip-prinsip Islam adalah teguh dan berhubungan satu dengan yang lain (bertautan). Mereka tidak bertentangan satu sama lain, juga tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan.

Untuk menjelaskan ini, Islam, Kristen dan Yahudi semuanya menganjurkan (mengajarkan) keadilan Tuhan dan kekuasaanNya. Islam memegang konsep-konsep Agama lain yang mengikuti konsep keadilan yang tidak terpisah:Bila Tuhan adalah adil dan bijaksana, Islam mengatakan pada kita, tidak menanggungkan pada setiap jiwa untuk melakukan apa yang diluar kemampuannya. Hal itu juga menunjukkan pada kita bahwa keadilan tidak memegang tanggung-jawab individu tetapi untuk apa yang dia lakukan oleh pilihannya sendiri. Dia tidak menanggungkan seseorang karena dosa-dosa orang tuanya atau nenek-moyangnya sebab hal itu tidak dibawah kontrolnya.

Islam juga mengatakan pada kita bahwa Tuhan tidak menanggungkan pada seseorang sesuatu yang telah dilakukan ayahnya. Dia tidak menghukum keturunan dari suatu generasi yang telah membuat dosa. Hukuman yang demikian bertentangan dengan konsep keadilan Tuhan. Berkenaan dengan Pembebanan manusia dengan dosa asal (original sin), Islam mengatakan kepada kita bahwa setiap manusia dilahirkan dalam keadaan suci dan bebas dari setiap dosa, sampai dia berbuat dosa pada umur dewasa.

Ini hanya satu dari beberapa contoh yang menunjukkan kekukuhan ajaran Islam.

Prinsip-prinsip Islam memiliki sikap yang positif untuk seluruh aspek kehidupan manusia. Islam, tidak seperti agama-agama yang lain, memperhatikan kepentingan spirituil dan materiel, untuk kehidupan manusia.

Tuhan, menurut Islam, tidak senang kepada manusia-manusia yang mengabaikan kebutuhan-kebutuhan biologisnya. Sebaliknya, kedua fihak saling bergantung. Saling berhubungan satu pada yang lain, dan dapat disatukan di dalam keaktifan-keaktifan manusia.

Seseorang yang kekurangan kebutuhan makanan, kehangatan dan perlindungan, akan mendapat kesukaran berpikir, melakukan kerja kebaktian atau melakukan kebaikan kepada manusia yang lain.

Tetapi apabila kebutuhan fisik dipenuhi, manusia dapat dengan mudah mengarahkan dirinya pada Tuhannya. Untuk ini, kerja dengan niat baik untuk kebutuhan jasmani harus menjadi bagian kewajiban beragama (beriman).

Agama, menurut ajaran Islam, tidak bermaksud menekan keinginan-keinginan biologis.
Ajaran-ajaran Islam adalah bersifat umum (universal).

Sifat umum dari ajaran Islam dapat dibuktikan dari:

a. Tidak adanya perbedaan ajaran yang berhubungan dengan golongan (kelompok) bangsa.

Sejak timbulnya, Islam telah membawa ajaran yang sifatnya umum. Ditujukan pada seluruh bangsa, bukan hanya untuk suatu bangsa atau suatu golongan. Setiap manusia adalah anggota dari suatu keluarga yang sangat besar. Tuhan tidak membedakan baik manusia atau bangsa-bangsa. Manusia dipandang sama di mata Tuhan.

b. Didalam pengakuan pada seluruh Nabi-nabi, kebenaran tidak pernah bertentangan dengan kebenaran yang lain.

Untuk ini, pandangan Islam bahwa hanya pada satu Agama yang telah dilahirkan pada periode waktu yang berbeda pada Nabi-nabi yang mendapat perintah dari Yang Maha Kuasa untuk mengantarkan pesan-pesan kebenaran untuk umat manusia. Adalah tidak masuk akal, bahwa Yang Maha Kuasa memberikan azas-azas tertentu pada pesuruhNya kemudian pada pesuruh yang lain diberikan azas-azas yang bertentangan dengan yang pertama.

Yang Maha Kuasa menetapkan prinsip-prinsip, perintah-perintah dan hukum-hukum dalam tingkatan yang berbeda pada peradaban manusia tergantung pada kapasitas pengertian manusia

Ilham-ilham yang belakangan tidak pernah bertentangan dengan ilham yang terdahulu. Untuk ini Islam menganjurkan bahwa kewajiban setiap Muslim untuk mengakui dan menghormati Yesus, Musa dan seluruh Nabi-nabi yang benar dan ajaran-ajarannya yang benar.

Seperti yang terbaca di dalam Kitab Suci ASQur'an:

"Katakan: Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim dan Isma'il dan Ishaq dan Ya'cub dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa, dan apa yang diberikan kepada Nabi-nabi dari Tuhannya, Kami tidak membedakan seorangpun diantara mereka, dan kami patuh kepadaNya." 2:136.

Orang-orang Kristen yang berhubungan dengan orang-orang Islam pada waktu mula-mula datangnya Islam, meneliti persamaan antara Islam dan Kristen. Sebagai hasilnya, berjuta-juta dari mereka memeluk agama Islam, bukan disebabkan mereka ingin meninggalkan ajaran Yesus, tetapi disebabkan mereka ingin melanjutkan ajarannya didalam hubungannya dengan ajaran Islam.

WILSON:

Apakah Islam mengajurkan lewat missi untuk memasukkan orang kedalam Agama Islam semacam yang telah dilakukan Kristen?

CHIRRI:

Islam, seperti Kristen, mengundang manusia yang bukan Muslim untuk menjadi pengikut Islam. Meskipun demikian, Islam tidak pernah mengorganisir missi seperti yang dilakukan Kristen. Ini adalah kewajiban bagi setiap Muslim, yang memiliki ilmu tentang Islam, untuk memberitahukan pada yang lain mengenai prinsip kepercayaannya, dan mendidik orang yang bukan Islam supaya memeluk Islam. Tidak adanya kependetaan di dalam Islam merupakan satu diantara alasan-alasan tidak adanya organisasi missi seperti dalam Kristen.

Faktor lain adalah bahwa sejumlah besar orang Islam, cenderung untuk mempercayai bahwa Islam dapat menyebar sendiri.

Kecenderungan ini menghasilkan kemajuan yang menakjubkan, tanpa melalui usaha-usaha besar.

Berjuta-juta rakyat di berbagai daerah memeluk Islam, tidak melalui missi yang terorganisasi, tetapi melalui hubungan dengan beberapa orang Islam yang mempengaruhi mereka melalui ketulusan hati dan ajaran yang menarik.

Orang-orang Islam itu memberikan faham kepercayaannya pada orang lain, bukan karena mereka dikirim oleh badan tertentu atau missionari, tetapi disebabkan mereka percaya bahwa Islam adalah usaha setiap Muslim; mereka melakukan pekerjaan dengan tanggungjawab mereka sendiri.

Saya telah beberapa kali ke Afrika Barat. Saya bertemu dengan banyak missi Kristen dari berbagai penjuru dunia, tetapi saya tidak melihat adanya missi dari organisasi Islam di daerah itu.

Meskipun demikian, Islam lebih cepat meluas daripada Kristen.

WILSON:

Apakah anda mengetahui tentang jumlah missi Kristen seluruh Dunia?

CHIRRI:

Jumlah utusan-utusan Kristen seluruh Dunia (menurut Detroit News Issue of Sunday, April 2, 1961) berjumlah 212.250 missi. Ini mencakup 170 ribu Katolik dan 42.250 Protestan. Barisan missi yang sangat besar ini dibantu oleh beribu-ribu organisasi agama yang mengeluarkan bermilyar-milyar dollar setiap tahunnya untuk missi-missi ini.

Dibandingkan dengan ini, orang-orang Islam mempunyai beberapa pusat da'wah yang jumlahnya untuk seluruh dunia tidak mencapai seratus. Pusat-pusat ini tidak mempunyai bantuan keuangan seperti yang diterima oleh missi Kristen, mereka juga tidak bermaksud memasukkan orang ke agama Islam. Pekerjaan mereka hanya memberi da'wah tentang Islam.

WILSON:

Beberapa orang menghubungkan perkembangan Islam dengan kerahiman Islam sendiri, mereka berfikir bahwa Islam memiliki permintaan-permintaan yang sedikit dari pengikutnya daripada agama lain seperti Kristen.

Apa komentar anda tentang pendapat ini?

CHIRRI:

Saya kira pendapat ini tidak benar. Saya kira Islam menuntut dari pengikut-pengikutnya lebih dari agama-agama yang lain.

Islam menuntut dari orang Muslim agar sholat lima kali dalam satu hari, sebelum matahari timbul, pada siang hari, pada sore hari, pada waktu matahari tenggelam (maghrib), dan pada waktu malam. Islam meminta pada orang-orang Islam agar berpuasa di bulan Ramadhan; tidak makan, tidak minum dan tidak merokok, sepanjang hari penuh, selama 30 hari.

Islam menganjurkan dari setiap orang yang mampu baik fisik maupun keuangan, untuk ibadah haji ke Mekkah dan ziarah ke seluruh tempat-tempat suci di sekitarnya, menanggalkan kemewahan, termasuk pakaian-pakaian yang terjahit untuk waktu-waktu tertentu.

Islam juga menghendaki setiap Muslim untuk memberikan sebagian dari kekayaannya setiap tahun untuk fakir miskin.

Islam menghendaki dari pemeluknya agar tidak minum minuman keras dan makan daging babi. Tidak satupun dan hal-hal ini yang mudah, dan tidak satupun dari hal-hal tersebut yang menunjukkan kemurahan hati.

WILSON:

Beberapa pengeritik Islam mengatakan bahwa Islam menjanjikan untuk orang-orang Islam yang baik yaitu sorga dimana mereka senang dan tersedia apa yang mereka inginkan, baik materiel, spirituil.

Pengeritik-pengeritik ini berfikir bahwa Islam mempunyai janji yang lebih besar daripada Kristen, dan karena itu, dengan janji-janjinya akan menarik orang-orang.

CHIRRI:

Suatu janji mungkin menarik bila hal itu datang dari pihak yang dapat dipercaya. Bila suatu perusahaan yang jujur menawarkan suatu pekerjaan pada anda maka anda akan menerima dan bekerja untuk perusahaan itu dan mempercayai kesanggupannya untuk membayar upah. Tetapi, anda tidak akan bekerja walau untuk satu haripun buat seseorang yang anda tahu bahwa dia bangkrut, sebab anda tidak percaya bahwa dia akan dapat membayar upah anda.

Saya kira tidak benar bahwa pemeluk Agama akan sudi menjalankan kewajiban-kewajiban dan meninggalkan sesuatu yang dikehendaki, demi janji-janji semata, bila dia tidak mempunyai kepercayaan terhadap Islam yang membuat janji-janji ini.

Tidak ada janji yang menarik bila janji-janji itu dibuat oleh pembuat janji yang tidak dapat dipercaya.

Menariknya suatu janji tergantung dari adanya kepercayaan. Kepercayaan di dalam Islam lebih penting daripada janji-janji.

WILSON:

Sejarah menunjukkan, orang-orang Islam pada mula-mulanya adalah militan dan pejuang. Banyak pertempuran antara pasukan Islam dan bukan Islam di Syria, Mesir, Afrika Utara, Spanyol, dan di tempat-tempat yang lain.

Beberapa pengeritik menyatakan bahwa Islam berkembang lewat kekuatan (kekerasan), dan tidak dengan berkhotbah dan usaha meyakinkan (persuasi).

CHIRRI:

Kekuatan bisa mengalahkan badan tetapi tidak dapat mengalahkan spirit (semangat). Anda mungkin dapat menundukkan seseorang atau kelompok dengan menggunakan kekuatan, tetapi anda tidak dapat membuat mereka percaya bahwa anda adalah benar.

Aljazair dikuasai oleh Perancis selama lebih dari 100 tahun, tetapi tidak membuat mereka cinta pada penjajah. Segera setelah mereka mendapat kesempatan, mereka bangkit dan melawan penjajahnya dan menghancurkan kekuasaannya.

Adalah tidak masuk akal untuk mempercayai bahwa Islam mengembangkan ajarannya dengan kekuatan.

Muhammad sendiri tidak dapat melawan mereka yang memaksa Muhammad memeluk kepercayaan mereka. Sejarah menyaksikan bahwa Muhammad tinggal di Mekkah selama 13 tahun setelah dia memproklamasikan kepercayaannya, di bawah ancaman lawan-lawannya yang meliputi mayoritas penduduk Mekkah. Setiap orang yang ingin mengikuti (memeluk) kepercayaannya dicaci-maki, diancam dan digoda oleh orang-orang Mekkah, dan meskipun demikian, jumlah orang-orang Islam tetap bertambah. Dapatkah kita membayangkan bahwa Muhammad dibawah lingkungan yang demikian dapat menganjurkan orang-orang dengan kekuatan bila dia sendiri dikejar-kejar?

Pada masa berikutnya, orang-orang Islam menjadi cukup kuat untuk melawan musuh-musuhnya, dan sejarah mencatat bahwa mereka bertempur untuk Islam, tetapi hal ini tidak dimaksudkan bahwa Islam menganjurkan menggunakan kekuatan.

Sekarang ada sekitar 200 juta orang Islam di Indonesia, dan 150 juta di Afrika Barat.

Pemeluk-pemeluk yang berjuta-juta ini adalah memeluk Islam melalui hubungan yang damai dengan orang-orang Islam yang datang ke daerah-daerah itu sebagai pedagang atau pendidik.

Akan tetapi, tidak ada alasan untuk menyangkal bahwa orang Islam adalah militan.

Orang-orang Islam benar-benar pembela-pembela yang baik untuk kemerdekaannya. Kita mengetahui bahwa tidak ada ideologi akan berkembang atau hidup di dalam masyarakat yang tidak bebas (merdeka). Kebebasan untuk mempercayai, melaksanakan dan berbicara, adalah perlu untuk pertumbuhan setiap ideologi. Tidak adanya perlindungan untuk kebebasan (kemerdekaan), hal itu akan menjadi kewajiban orang-orang dan ideologi untuk melindungi kebebasannya diri sendiri.
 

Selasa, 06 November 2012

Penjelasan Kata "Islam", "Muslim" dan "Fitrah"


WILSON:

Salah satu yang penting dalam tiap diskusi adalah membatasi pokok diskusi. Seperti yang akan kita lakukan pada diskusi Islam, saya ingin agar anda memberi batasan arti dari kata "Islam" sebab ini adalah bahasa Arab, dan perlu untuk orang-orang yang bukan Arab mengetahui artinya.

Saya telah mendengar lebih jauh satu definisi tentang kata ini, saya ingin mendengar dari anda.

Ada kata-kata Arab yang lain "Muslim" yang harus dibatasi untuk kepentingan orang-orang yang bukan Arab yang mungkin sering dibacanya tanpa mengerti arti yang sebenarnya, atau akan kacau dengan kata Islam.

CHIRRI:

Arti yang sebenarnya dari Islam adalah penerimaan dari suatu pandangan atau suatu keadaan yang mula-mula ditolak atau tidak diterima.

Di dalam Al-Qur'an, Islam, seringkali diartikan kerelaan dari seseorang untuk menjalankan perintah Tuhan  dan mengikutinya.

"Muslim" adalah kata keadaan daripada Islam. Ini berkenaan dengan orang yang bersedia (rela) menjalankan perintah Tuhan dan mengikutinya.

"Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan pula seorang Nasrani akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi menyerahkan diri (kepada  Allah) dan sekali-kali bukanlah dia dari golongan orang-orang musyrik." 3:67.

Dua kata-kata itu, memperoleh arti yang khusus setelah mengenal pesan yang disampaikan oleh Nabi Muhammad.

Pesan yang disampaikan pada Muhammad dinamakan Islam, dan mengaku percaya pada pesan-pesannya adalah juga Islam.

Muslim, berarti seorang yang mengikuti pesan Muhammad dan percaya akan kebenarannya.

WILSON:

Apa hubungannya antara arti mula-mula Islam dan arti yang khusus setelah adanya Muhammad?

CHIRRI:

Arti kata Islam yang baru erat hubungannya dengan yang mula-mula, sebab Muhammad telah memperlihatkan bahwa ajaran-ajarannya terdiri dari ajaran-ajaran seluruh Nabi-nabi dan seluruh perintah Tuhan.

Dan bila anda percaya pada kebenaran Muhammad dan mengikuti pesan-pesannya, anda sebenarnya akan memulai kerelaan anda untuk mematuhi perintah-perintah Tuhan tanpa syarat.

WILSON:

Ada cara-cara tertentu untuk seorang yang akan memeluk agamanya. Misalnya melalui upacara baptis (dipermandikan) sesuai dengan nama-nama Kristen, setelah itu orang tersebut akan menjadi seorang Kristen. Adakah peraturan (cara) untuk orang yang akan memeluk agama Islam?

CHIRRI:

Tidak ada upacara atau cara untuk seseorang yang ingin memeluk agama Islam. Hanya diperlukan satu ucapan, atau percaya isi pernyataan dari kepercayaan:

"Saya menyaksikan bahwa tidak ada Tuhan kecuali Tuhan Yang Maha Esa (Maha Kuasa), dan Muhammad adalah pesuruhNya."

WILSON:

Mengapa pernyataan yang demikian cukup untuk pengakuan seseorang kedalam agama Islam?

CHIRRI:

Bila seseorang menyatakan bahwa dia mempercayai kebenaran Muhammad, dia sesungguhnya menyatakan bahwa dia percaya pada semua yang telah diperkenalkan oleh Muhammad dan untuk seluruh ajaran-ajarannya.

Ini mencakup seluruh ajaran Al-Qur'an, seluruh perbuatan-perbuatan dan seluruh perkataan-perkataan Muhammad, apakah berkenaan dengan kepercayaan atau pelaksanaannya.

Bila seseorang mempercayai isi pernyataan dari kepercayaan dia otomatis menjadi Muslim.

Ucapan dari pernyataannya akan didemonstrasikan pada Muslim-muslim yang lain bahwa dia adalah pemeluk agama Islam.

Untuk ini, tidak ada Muslim yang mempunyai hak untuk menolaknya masuk kedalam kepercayaan, sebab dia adalah orang yang percaya Islam dan tidak ada yang diperlukan kecuali itu.



WILSON:

Apakah seseorang yang memeluk agama Islam dengan pertimbangan terlebih dahulu akan sama dengan orang yang sejak lahir telah memeluk agama Islam?

CHIRRI:

Pemeluk agama Islam adalah sama dengan setiap pemeluk agama Islam yang lain di mata Kitab Suci Al-Qur'an.

Selanjutnya, seorang yang baru memeluk agama Islam lebih beruntung daripada seorang yang sejak  lahir  telah menjadi Islam, karena dua alasan:

1.  Seorang pemeluk agama Islam yang baru, patut menerima balasan (ganjaran) yang lebih besar daripada  orang yang Islam sejak lahir.

Seseorang yang baru masuk Islam biasanya setelah menyelidiki kebenarannya dan mengatasi  krisis  kejiwaan, sebab pindah agama adalah bukan suatu pekerjaan yang mudah. Ini memerlukan keberanian yang besar dan usaha, sedangkan seorang Muslim sejak lahir dia menerima Agamanya sebagai peninggalan.

2. Seorang pemeluk agama Islam yang baru, dianggap murni dan bebas dari setiap dosa yang telah lewat. Seluruh dosa-dosanya yang lalu dihapuskan samasekali. Dia hanya akan bertanggung jawab untuk dosa-dosa yang dia perbuat setelah dia masuk Islam. Jadi, bila seseorang menjadi Muslim, katakanlah pada pagi hari sudah matahari terbit dan kemudian meninggalkan sebelum tengah hari, dalam pandangan Islam dia
dimasukkan kedalam surga.

Dia tidak harus menyelenggarakan sembahyang shubuh (pagi) sebab dia menjadi Islam setelah matahari timbul, juga tidak dia harus menyelenggarakan sembahyang siang hari (zhuhur), sebab dia meninggal sebelum waktu sembahyang siang (zhuhur).

WILSON:

Kadang-kadang saya menemui bahwa Islam dikatakan "Deen-El-Touhid" dan kadang-kadang dikatakan "Deen-El-Fitrah." Kedua nama tersebut dari bahasa Arab, keduanya harus ditafsirkan untuk kepentingan orang-orang yang bukan Arab.

CHIRRI:

"Deen-El-Touhid,' berarti agama yang mempercayai ke-Esaan Tuhan, dan "Deen-El-Fitrah" berarti Agama yang sesuai dengan atau yang akan diterima baik oleh kodrat manusia.

Islam dikatakan Agama dari satu Tuhan sebab pokok utamanya adalah  kesatuan Tuhan. Azas dari satu Tuhan adalah prinsip yang paling ditekankan dan diulang-ulang di dalam Kitab Suci Al-Qur'an.

Waktu  Islam  diperkenalkan  kepada  Dunia, bangsa-bangsa di Dunia pada umumnya penyembah-penyembah berhala.

Beberapa Agama berkhotbah keesaan Tuhan tetapi dalam bentuk yang tidak jelas. Beberapa diantara mereka menganggap patung berbentuk manusia sebagai Tuhan.

Ini adalah yang terpenting  dari  isi  pesan  (berita)  baru
untuk  memperbaiki  penyembah-penyembah  berhala  dan  untuk
menyingkirkan kegelapan yang terdapat  pada  konsep  keesaan
Tuhan.

Islam dikatakan Agama fitrah sebab Islam mengajarkan ajaran yang akan diterima baik oleh fikiran  manusia  bila fikiran manusia bebas dari pemikiran yang tidak logis dan takhyul.

Nabi Muhammad berkata:

"Setiap manusia dilahirkan didalam keadaan murni tetapi melalui pengaruh dari orang tuanya dia mungkin menjadi bukan Muslim."

Bila seseorang dibebaskan dari pemikiran yang tidak logis, dia dapat dengan mudah melihat keteraturan alam  semesta, menarik kesimpulan bahwa alam semesta hanya mempunyai satu pencipta. Ini adalah sangat mudah dan sederhana untuk fikiran manusia untuk menerima suatu ajaran yang menghendaki kita untuk mempercayai bahwa lebih dari 4 billion tahun, umur alam dunia telah diciptakan oleh penciptanya.

Ini adalah sangat sederhana untuk menerima ajaran yang menganjurkan kita untuk mempercayai bahwa pencipta dari alam semesta adalah Mutlak Adil, Lurus & Pengampun dan dengan demikian pencipta tidak membebani seseorang dengan dosa-dosa yang diperbuat orang lain.

Ajaran-ajaran Islam diterima oleh fikiran manusia, kecuali jika fikiran manusia diliputi oleh beberapa ajaran-ajaran yang tidak logis.

Inilah alasannya mengapa Islam dikatakan agama alam.
(religion of nature).


Senin, 05 November 2012

Mempertanyakan Ajaran Agama


WILSON:

Ada  beberapa  Agama  yang  tidak berani menerima pertanyaan yang berhubungan dengan ajaran-ajarannya.

Mereka  menasehatkan pada pengikutnya agar mengikuti petunjuk-petunjuknya tanpa mengujinya. Mereka  menuntut keimanan, dan melarang berhubungan dengan setiap agama lain, sebab hubungan demikian akan  menimbulkan  kebimbangan. Bagaimana sikap Islam terhadap pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan  dengan  ajaran-ajarannya  dan  memperbandingkan prinsip-prinsipnya dengan lain kepercayaan?

CHIRRI:

Islam sangat bebas di dalam masalah ini.

Islam kadang-kadang menuntut kepercayaan dari anda  terhadap prinsip-prinsip tertentu, tetapi, pada waktu yang bersamaan, Islam  menasihati anda agar anda mencoba mendasarkan kepercayaan anda dengan kenyataan. Islam membebaskan anda, menimbulkan setiap pertanyaan-pertanyaan dan tidak menyalahkan anda bila anda sangsi (ragu-ragu), bila keragu-raguan anda diikuti dengan usaha keras untuk mendapatkan kebenaran.

Bila ada agama lain yang menasehatkan anda agar menghindarkan diskusi masalah pokok dengan Agama lain dan membuat anda takut menimbulkan kemarahan Tuhan dengan melakukan hal itu, Islam membuat anda  merasa aman dari kemarahan Tuhan bila anda mengejar penyelidikan anda untuk kebenaran.

Sebenarnya, Islam tidak pernah menasehatkan anda agar menjauhkan diri dari diskusi-diskusi yang mungkin mengarah pada ilmu pengetahuan yang baru dan penemuan dari kebenaran. Islam memperbolehkan diskusi Agama apakah itu Islam atau bukan Islam.

Jangan bimbang dan takut akan kemarahan Tuhan sebab Tuhan mencintai kebenaran, dengan demikian Tuhan tidak pernah menyalahkan anda untuk mencari kebenaran.

Sebaliknya, semakin banyak anda mencari  kebenaran,  semakin banyak anda diberi ganjaran dari Islam (Tuhan).

Ganjaran yang terbesar dan tindakan yang berjasa dimata Islam adalah mendekati Agama dengan semangat  seorang ahli ilmu pengetahuan yang menyambut setiap kenyataan yang akan membuktikan teorinya (teori yang ia setujui).



WILSON:

Apakah Islam mempunyai patokan atau nasehat khusus  mengenai penyelidikan (pembahasan) Agama secara ilmu pengetahuan.

CHIRRI:

Ada  beberapa  peraturan  (patokan) tertentu tercantum dalam Al-Qur'an untuk diikutkan dalam penyelidikan beragama  untuk menyelamatkan setiap kesimpulan yang mungkin dicapai.

1.  Peraturan Islam yang terpenting yang harus diikuti ialah anda tidak akan pernah memegang doktrin bila itu bertentangan dengan kenyataan, juga tidak boleh mengikuti prinsip tanpa kenyataan.

Bila Tuhan menghendaki anda untuk mempercayai prinsip, Tuhan akan membuat hal itu terang dan nyata. Dia adalah teradil.

Dia mengetahui bahwa kepercayaan tidak terserah pada seseorang.Untuk menggambarkan hal ini: tidak terserah pada saya untuk mempercayai bahwa saya berada diwaktu siang bila saya berada diwaktu malam.

Tubuh saya biasanya menurut perintah saya, jika saya menggerakkan tangan saya, naik dan turun, berjalan atau duduk, saya akan dapat melakukan hal itu. Tetapi ingatan saya adalah tidak dibawah perintah saya. Saya tidak dapat mempercayai atau tidak mempercayai segala sesuatu yang saya ingin percayai.

Jadi, saya tidak dapat mematuhi perintah yang mengatakan pada saya untuk mempercayai bahwa dua ditambah dua adalah lima, atau tiga adalah satu, atau api itu dingin atau salju itu panas.

Pengetahuan manusia datang dari kenyataan langsung atau tidak langsung, dan tidak mengikuti tingkah dan keinginan kita sendiri. Kepercayaan Agama yang baik harus mencapai tingkat ilmu pengetahuan.

Bila Tuhan menginginkan saya untuk mengenal sesuatu, Dia akan membuat ilmu pengetahuan sedemikian rupa dengan berpegang pada kenyataan yang tersedia. Dia tidak akan menuntut dari saya untuk mempercayai sesuatu, padahal hal itu bertentangan dengan kenyataan. Dia tidak akan minta saya melakukan  yang tidak mungkin. Ini bertentangan dengan keadilanNya.

Islam tidak pernah menyalahkan seseorang bila dia tidak mempercayai sesuatu, sebab kurangnya bukti-bukti. Sebaliknya Islam akan menyesal bila anda mengikuti prinsip padahal anda merayap dalam gelap tanpa menyorot kenyataan.

Anda akan malu bila prinsip yang demikian tidak sesuai dengan kenyataan.

Mengikuti suatu prisip yang bertentangan dengan kenyataan sama halnya dengan pertimbangan pengadilan terhadap tertuduh tanpa saksi. Tindakan (sikap) yang demikian tidak terpuji.

Dari Kitab Suci Al-Qur'an:

"Dan janganlah engkau turut apa yang tidak engkau ketahui, sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan menerima pertanyaan." 17: 36.

2.  Penelitian  yang  bersifat  beragama  tidak akan mencari popularitas dari doktrin agama masyarakat untuk  menunjukkan kebenarannya.

Banyak pengertian umum yang telah dibuktikan salah.

Sekali  waktu, bangsa-bangsa di dunia percaya bahwa bumi ini datar  dan  matahari  bergerak  mengelilingi  bumi.  Manusia mempercayai   hal   itu  selama  beribu-ribu  tahun,  tetapi sekarang terbukti  bahwa
pengertian  yang  demikian  adalah tidak benar

Selanjutnya,  apa  yang  populer di suatu masyarakat mungkin tidak populer di masyarakat lain, dan banyak pengertian yang tidak  populer di suatu masyarakat mungkin sangat populer di masyarakat yang lain. Bila  popularitas  adalah  tanda  dari kebenaran, semua pengertian yang populer walau berlawanan akan benar. Padahal kebenaran tidak pernah berlawanan satu dengan yang lain.

Waktu  Nabi  pertamakali datang untuk menyatakan konsep Satu Tuhan, pesannya tidak populer di setiap masyarakat.

Bangsa-bangsa  di  dunia  adalah  orang-orang   yang   tidak percaya.  Ketidak populeran pesan Tuhan tidak mencegah bahwa pesan itu benar.

Sebenarnya,  semua  Nabi  datang  dengan  pesan  yang  tidak populer. Maksud mereka adalah memperbaiki sesuatu yang populer tapi salah, dan mengganti dengan kebenaran yang tidak populer.


Kata Al-Qur'an:

"Dan  kalau  engkau turutkan kebanyakan manusia di bumi ini, tentulah mereka menyesatkan engkau dari jalan Tuhan.  Mereka hanya   menurutkan  persangkaan  belaka,  dan  mereka  hanya membuat kebohongan semata-mata." 6: 116.

3. Islam menasihatkan pada setiap orang yang  telah  dewasa, sanggup melakukan penelitian Agama, untuk menguji Agama yang diwariskan dari  orang-orang  tuanya.  Warisan  Agama  anda, seperti Agama yang lain, perlu dibuktikan.

Anda  boleh  mempercayai anggapan orang tua anda selama anda masih anak-anak dan tidak sanggup membuat keputusan-keputusan sendiri.

Bila anda menjadi dewasa, Agama anda adalah menjadi tanggung jawab anda sendiri. Berhubungan dengan dan menghormati orang tua  adalah  salah  satu  perintah Tuhan (Islam), tetapi itu tidak berarti mengikuti  pendapat-pendapat  orang  tua  kita dalam  masalah-masalah  penting  seperti  masalah Agama bila
pendapat-pendapat mereka itu salah.

Sebenarnya, bila orang-orang tua yang mengakui prinsip-prinsip Agama yang salah dan menuntut  dari
anak-anaknya agar mengikuti prinsip-prinsip itu, maka mereka akan bertentangan dengan keinginan Tuhan.

Jadi,  jika  anda  mematuhi mereka, anda akan tidak mematuhi Tuhan. Dari Kitab Suci Al-Qur'an:

"Dan Kami wasiatkan (perintahkan) kepada manusia itu  supaya berbuat   baik  kepada  ibu-bapaknya.  Ibunya  mengandungnya dengan menderita kelemahan yang amat sangat dan menyapihnya tatkala anak  berumur  2  tahun.  Bersyukurlah kepadaKu dan kepada ibu-bapakmu. KepadaKu tempat kembali.

Dan kalau keduanya memaksa engkau supaya mempersekutukan apa yang  tiada  engkau  ketahui  dengan  Daku, janganlah engkau turut, dan pergaulilah keduanya di dunia ini  dengan  secara patut.

Dan turutlah  jalan  orang  yang kembali kepadaKu.  Dan akan Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu  kerjakan."  (31: 14-15).

Islam  memerintahkan  anda  untuk  menguji ajarannya seperti setiap ajaran yang lain. Dengan demikian anda menilai  Islam lebih dari sebelumnya.

4.  Bila  anda  tidak  percaya  pada  setiap  Agama,  sangsi (ragu-ragu) terhadap seluruh konsep Agama, anda  tidak  akan puas dengan kesangsian anda. Ini adalah kewajiban anda untuk melindungi diri anda dan kepentingan anda di Dunia ini  dari setiap kejahatan dan kerugian.

Demikian  juga  anda  mempunyai tanggung jawab yang sama dan kewajiban didalam melindungi keinginan   rohani dari kerusakannya.

Pertanyaan anda yang serius tentang apa yang harus diberikan pada kehidupan rohani anda sama pentingnya dengan pertanyaan anda tentang apa yang harus diberikan pada kehidupan jasmani anda.

Untuk menjalankan  pertanggungan  jawab  anda  dan  memenuhi kewajiban  anda, akan diperlukan pertanyaan, apa yang anda sangsikan dari Agama. Mungkin karena banyaknya peristiwa yang menimpa anda yang membuat ragu-ragu.

Karena  itu  anda  harus  mencoba  mendapatkannya. Bila anda melakukan penyelidikan dan menghentikan seluruh  usaha  anda dan tidak berhasil mendapatkan  kebenaran, anda akan dimaafkan oleh Tuhan. Tuhan meminta manusia hanya  melakukan yang mungkin untuk dia.

Dari Al-Qur'an:

"Tuhan tidak memikulkan kewajiban kepada seseorang, hanyalah sekedar kekuatannya." 2: 286.

5.  Bila  anda  melakukan penyelidikan Agama, jangan biarkan seseorang membuat keputusan untuk anda.

Jangan percaya pada putusan orang lain  walaupun  dia  tulus dan berpendidikan.

Pada setiap kepercayaan ada guru-guru yang berpendidikan dan tulus. Bila anda membiarkan mereka membuat keputusan untuk anda maka anda tidak akan berhasil, sebab mereka bertentangan satu sama lain. Kalau anda menggantungkan pada guru-guru  dari  hanya  satu  kepercayaan dengan mengabaikan guru-guru dari kepercayaan yang lain, anda akan  dibelokkan. Guru yang berpendidikan dan tulus dapat juga salah, dan anda tidak akan dimaafkan bila anda mengikuti petunjuknya.

Agama  anda  adalah  tanggungiawab  anda  dan  setelah  anda membuat  pertanyaan yang luas, anda hakimi sendiri diri anda dengan menggunakan akal anda. Islam sangat bebas, sebab tidak takut diuji. Hanya yang takut gagal yang mencoba menghindarkan ujian.

Dari Al-Qur'an:

"Dan  seseorang  tidak  memikul  beban orang lain." (35: 18, 53:38)




Dialog Kristen - Islam


Saya menemukan sebuah buku yang asik sekali untuk dibaca, oleh karena itu saya ingin melakukan sharing isi buku tersebut kepada pembaca. Buku tersebut berisi dialog yang dilakukan Wilson H. Guertin, Ph.D  seorang ilmuwan Kristen dengan salah satu seorang Imam di Amerika yang bernama Imam Muhammad Jawad Chirri. Tujuan saya ingin menggambarkan sejauh mana Kristen dan Islam bertemu pandangan dan sejauh mana keduanya saling berbeda pandangan dalam sejumlah hal. Selamat menikmati.

PENDAHULUAN

Pada  abad-abad  yang  lalu  orang-orang  Katolik   mengusir orang-orang  Islam  dan  ajaran-ajaran  Muhammad keluar dari Eropa dan dari Dunia Barat. Apabila hal  itu  tidak  terjadi maka  akan  lebih  sedikit  memerlukan orang-orang Arab yang terpelajar dan guru-guru seperti Imam Mohamad  Jawad  Chirri untuk membawa pesan Tuhan ke Dunia Barat.

Orang  ini meninggalkan keluarganya dan teman-temannya sebab mereka melihat adanya kebutuhan penjelasan ajaran agama yang dibutuhkan oleh manusia dan tidak dipenuhi di Amerika.

Saya salah satu di antara orang-orang yang beruntung mengecap pelajaran dari Mohammad  Jawad  Chirri.  Saya  adalah  orang pertama   yang  dirubah,  tetapi  tidak  pernah  mempercayai Kristen, akan lebih jelas bila saya katakan bahwa saya  akan belajar  mempercayai  Tuhan  untuk yang pertama kali melalui Islam oleh Imam saya.

Bila anda adalah seorang Muslim bacalah  buku  ini  di  luar kewajiban  untuk  memperoleh  pengetahuan.  Bila anda adalah seorang Yahudi atau Kristen bacalah buku ini untuk yang sama yaitu beriman.

Mempelajari  perbandingan  agama  mungkin  akan menggoyahkan bila anda mempercayai Tuhan  didasarkan  pada  alasan-alasan yang  tidak  rasionil  (menurut  akal)  tetapi  hanya  dapat memperoleh hasil  akhir  yang  diinginkan  yaitu  memperkuat kepercayaan.

Kepercayaan   pada   Tuhan   seperti  digambarkan  di  dalam alasan-alasan  saya   harus   di   arahkan   sesuai   dengan arah/tujuan  yang diajarkan oleh ajaran agama itu. Bila anda tidak dapat menyatakan bahwa anda percaya pada  Tuhan,  anda masih dapat memperoleh nilai di dalam mempelajari agama.

Pada  halaman-halaman  yang berikut tentang dialog anda akan diyakinkan  beberapa  hal-hal  penting  berhubungan   dengan manusia  dan  akan  membawa kita pada sejarah. Pemikiran dan peristiwa-peristiwa  sejarah  adalah  sangat  penting, dan barangkali  anda  juga menginginkan, seperti saya, menemukan jalan untuk mempercayai Tuhan melalui pemikiran dan sejarah.

Negara Inggris lebih beruntung daripada kita di  Amerika  di dalam memiliki sejarah dan ajaran-ajaran Islam.Tiga  penulis  terkenal  di  Inggris  mengakui kebesaran dan nilai Islam.

Mereka adalah:
   a. ARNOLD TOYNBEE, ahli sejarah.
   b. BERTRAND RUSSELL, ahli falsafah.
   c. GEORGE BERNARD SHAW, pengarang.

Di samping gambaran di atas,  kita  ingin  mengetahui  lebih lanjut tentang yang mereka utamakan.

Wilson H. Guertin, Ph.D.
University of Florida.

Rabu, 31 Oktober 2012

Catatan Ramadhan 3 : Mendekatlah Kepada Para Ulama

Rasulullah SAW bersabda : "Hendaklah kalian duduk dengan para ulama dan ikutilah semampu kalian perkataan para hukama (ahli hikmah) karena sesungguhnya Allah SWT menghidupkan hati yang mati dengan cahaya hikmah seperti menghidupkan bumi yang mati dengan air hujan".

Hukama adalah para ulama yang mengetahui tentang ilmu zat Allah (ahli ma'rifat) yang terjewantahkan dalam perkataan dan perbuatan mereka. Alhikmah adalah ilmu yang memberi kemanfaatan bagi pemiliknya.

Dalam riwayat Tabrani dari Abu Hanifah : " Duduklah kalian bersama alkubro, dan bertanyalah kepada para ulama dan teladanilah para hukama". Dan dalam riwayat yang lain : "Duduklah kalian bersama ulama dan bertemanlah kalian dengan para hukama dan teladanilah alkubro".

Berdasarkan dua hadits yang terakhir, maka sesungguhnya ulama itu terbagi menjadi tiga. Pertama adalah ulama yang mengetahui tentang hukum-hukum Allah, mereka adalah ahli fatwa. Kedua adalah ulama yang mengetahui zat Allah semata, mereka inilah yg disebut hukama (para ahli hikmah), mereka ini menekankan diri pada akhlak karena mereka mengisi hati mereka dengan ma'rifatullah dan mengisi ketersembunyian mereka dengan cahaya keagungan Allah. Dan yang ketiga adalah ulama perpaduan keduanya (ulama dan hukama) mereka inilah yang disebut alkubro. Mereka memberikan keteladanan kepada kita dengan amalan-amalan sunnah, mereka memberikan manfaat kita dengan tingkah lakunya


hai

hai, apa kabarmu?
masih ingatkah pada wajah polos itu?

hai, kenapa masih diam?
apakah diammu kemarahan atau kebingungan?

hai, apa yang kau lamunkan?
apakah lamunmu akan mengubah kenyataan?

hai, masihkah kau mendengarkan?
hai...hai...air itu telah membatu
hilang kelenturan hanya tinggal kekerasan
mudah dipecahkan

hai, sadarlah hai..hai..

Jumat, 03 Agustus 2012

Memahami Konflik Suriah

Saya pernah membaca komentar pembaca terkait konflik di Suriah. Pembaca tersebut mempercayai bahwa apa yang terjadi di Suriah adalah konflik agama, antara penganut Islam Syi'ah yang berkuasa dengan mayoritas penduduk yang menganut Islam Sunni. Saya sedih, banyak sekali orang yang salah paham tentang apa yang terjadi sebenernya di Suriah tersebut.

Berikut saya tampilkan seorang dokter yang langsung berkecimpung di daerah konflik, dr. Joserizal Jurnalis, Sp.O.T presidium MER-C yang menggambarkan keadaan di Suriah, semoga dengan tulisan dokter Joserizal ini sedikit memberikan pencerahan kepada teman-teman yang masih menyangka bahwa apa yang terjadi di Suriah adalah konflik agama, semoga prasangka tersebut berubah sepenuhnya bahwa apa yang terjadi di Suriah sepenuhnya adalah konflik politik global yang ada hubungannya dengan AS dan Israel.

Berdasarkan estimasi 2010, Penduduk Suriah berjumlah 22.517.750 orang. Komposisi penduduknya berdasarkan agama : muslim Sunni 74%, muslim Alawi-Syi'ah-Druze 16%, Kristen 10% dan  lainnya.

Presiden Suriah sekarang adalah Bashar Assad, yang menggantikan bapaknya, Hafesz Assad, seorang marsekal. Hafesz Assad adalah pemimpin Suriah yang keras dan diktator. Bersama saudaranya, Rifyad Assad, mereka membawa Suriah melalui masa-masa sulit, terutama dalam perang enam hari tahun 1967. Hafesz berhasil menangkap Ellie Cohen, seorang mata-mata Israel yang menyusup pemerintahan Suriah sampai menjadi teman dekat Hafesz. Dia kemudian menggantung Ellie Cohen walaupun diprotes banyak negara. Hafesz juga memberangus Ikhwanul Muslimin, banyak korban berjatuhan karenanya.

Namun di sisi lain, dia juga mau menerima Hamas berkantor di Damaskus ketika negara-negara Arab tidak mau menerima mereka membuka perwakilan. Hafesz banyak menampung pengungsi Palestina. Salah satu kamp yang pernah penulis bersama relawan MER-C kunjungi adalah kamp Yarmuk.

Bashar, yang orang sipil dan seorang dokter, jauh lebih lembut dari bapaknya. Namun ia harus menanggung beban status, yakni track record keluarganya yang keras dan diktator. Ia juga tidak transparan soal keuangan negara dan belum mengembangkan proses demokrasi di negaranya. Tapi kelebihannya, ia memiliki komitmen yang kuat terhadap perjuangan rakyat Palestina dengan menyediakan tempat buat Hamas di Suriah dan mendukung penuh Hizbullah. Hamas (Sunni) dan Hizbullah (Syi'ah) didukung penuh oleh Bashar karena mereka adalah kelompok perlawanan (Muqowwama) terhadap Israel.

Penulis bersama relawan MER-C pada saat berkunjung ke Lebanon saat-saat akhir perang 34 hari tahun 2006 menyaksikan bahwa kantor Hamas berada di kompleks Hizbullah yang hancur di hajar Israel saat perang 34 hari tahun 2006. Ini sengaja penulis kemukakan untuk membantah bahwa Hizbullah berpura-pura bekerjasama dengan Hamas. Hizbullah berhasil mengalahkan Israel dalam perang darat tersebut.

Saat ini, yang jelas melakukan perlawanan bersenjata di Timur Tengah terhadap Israel adalah Hamas dan Hizbullah. Penulis bersama relawan MER-C sempat menyaksikan dua pertempuran dahsyat dua kelompok ini melawan Israel. Penulis bersama relawan MER-C masuk ke Gaza saat Israel menyerang Gaza dengan dahsyatnya, satu hingga dua hari sebelum genjatan senjata. Dalam pertempuran ini, tepatnya 27 Desember 2009 sampai 18-19 Januari 2010, Hamas berhasil menahan laju serangan darat Israel, bahkan mengalahkannya.

Israel sangat serius memandang ancaman kedua kelompok perlawanan itu. Karena, walau dari sisi kekuatan mereke bukan negara, mereka dapat mengimbangi bahkan mengalahkan Israel ketika Israel mulai melakukan serangan darat. Tentu Israel harus memikirkan bagaimana cara melumpuhkan kedua kelompok perlawanan bersenjata itu.

Untuk Hamas, Israel melakukan kebijakan blokade Gaza, karena Hamas memerintah di sini dan terus melakukannya sampai saat ini.

Untuk melumpuhkan Hizbullah, secara logika yang mudah saja, putus jalur pendukungnya. Jalur pendukung tersebut adalah Suriah. Oleh sebab itu Suriah harus dikuasai secara politik, yaitu mengganti penguasanya.

Menunggani Arab Spring

Saat ini di dunia Arab sedang ada trend mengganti penguasa yang sudah lama berkuasa dalam satu gerakan Arab Spring, dengan dalih untuk menegakkan demokrasi. Ini adalah road map kebijakan luar negeri Amerika. Kita tahu, kebijakan luar negeri AS ditentukan oleh badan-badan lobby Israel. Dari penguasa yang sudah tumbang dan yang sedang diusahakan tumbang, Qadafi dan Bashar mempunyai kontribusi yang besar untuk Palestina. Penulis menyaksikan sendiri bantuan Qadafi bertruk-truk antre di Raffah Mesir saat Gaza diserang Israel tahun 2009.

Rencana penurunan Bashar ini semata-mata bukan persoalan Bashar demokratis atau tidak, tiran atau tidak, karena ada penguasa seperti ini tidak disuruh turun oleh AS, malah diajak kerjasama oleh AS untuk menurukan Qadafi dan Bashar. Israel menginginkan Bashar turun. Seperti biasa, Israel memperalat Amerika Serikat melalui kebijakan luar negerinya.

Bersamaan dengan semangat Arab Spring, Israel dan AS menunggangi isu ini untuk menurunkan Bashar. Supaya lebih efektif, isu ini ditambah tonasenya dengan isu sektarian, konflik Sunni-Syi'ah, sama seperti Qadafi, yang disebut ingkar Sunnah.

Israel, AS, Arab Saudi, Qatar, Turki, dan Eropa berada dalam satu blok, melawan Rusia, Cina dan Iran dalam konflik Suriah ini.

Rusia sangat berkepentingan melawan dominasi AS di Timur Tengah, karena tinggal Suriah tempat berpijak Rusia, setelah Libya jatuh ke tangan Barat. Selain itu AS juga mengacak-acak Rusia dengan cara meletakan perimeter anti rudalnya di bekas negara Uni Soviet seperti Georgia.

Cina tidak mau ketinggalan dalam melawan AS. Setelah berhasil menahan hegemoni AS di bidang ekonomi, Cina diancam oleh AS melalui pergerakan angkatan laut AS di Pasifik. Cina saat ini berhasil menciptakan kapal perang anti radar yang membuat AS khawatir.

Iran adalah negara yang tidak disenangi oleh Arab Saudi, Qatar dan negara Arab lainnya, karena berhasil melakukan revolusi 79, menumbangkan Raja Reza Pahlevi, yang juga sahabat penguasa Arab Saudi. Para raja khawatir revolusi tersebut diekspor ke negara-negara mereka. Salah satu cara untuk mempertahankan kekuasaan mereka, isu yang paling ampuh ditiupkan adalah bahwa Iran adalah negara Syi'ah, bukan negara Islam, karena Syi'ah sesat.

Iran mempunyai kepentingan yang besar di Suriah, karena Bashar bisa menjamin jalur logistik Hizbullah.

Israel dan barat menurunkan segala cara untuk menurunkan Bashar, termasuk memepersenjatahi oposisi dengan senjata berat. Di sinilah peranan Arab Saudi, Qatar, dan sedikit Turki. Israel dan Barat juga menggunakan media dan PBB untuk membantu mereka. Ini mulai terlihat ketika terjadinya pembantaian 25 Mei di Houla Suriah. Korban adalah penduduk Sipil, termasuk anak-anak dan wanita. BBC langsung menampilkan foto tumpukan korban pembantaian yang sudah dibungkus kain kafan. Tapi ternyata kemudian terkuak, foto tersebut adalah foto korban pembantaian di Irak tahun 2003. Untuk pengambil fotonya, Marco Di Lauro, mengenali foto tersebut dan memprotes BBC. Pertanyaannya, apakah ini keteledoran atau bagian dari kampanye anti Bashar?

UN Commisioner for Human Right membuat tuduhan bahwa yang melakukan pembantaian tersebut adala milis yang loyak kepada Bashar, yaitu Shabiyya. Padahal mereka hanya dapat info dari orang lokal per telepon.

UN Security Council menyatakan, korban di Houla adalah akibat tembakan artileri dan tank pada hari minggu 27 Mei 2012. Tapi pada hari Selasa tanggal 29 Mei 2012 diralat oleh UN High Commission for Human Rights bahwa korban ditembak dari jarak dekat. Tapi tuduhan tetap ke milisi pro Bashar. Kemudian terkuak bahwa yang terbunuh itu adalah pendukung Bashar. Bagaimana mungkin sesama pendukung Bashar saling bunuh?

Tampak dengan jelas bagaimana media dan PBB berusaha memperkeruh situasi, supaya AS dan NATO dapat melakukan intervensi dengan payung PBB atas nama kemanusiaan.

Konflik belum selesai, kita lihat bagaimana permainan Israel ini berjalan ke depan.

Dr. Joserizal Jurnalis, Sp.O.T.
Presidium MER-C.

Sumber : Majalah Alkisah No.13/Tahun X/25 Juni  - 8 Juli 2012 halaman 72-75.

Selasa, 12 Juni 2012

Syi'ah dan Kesalahpahaman yang Melingkupinya



 Jawaban Lengkap Atas Seminar Sehari Tentang Syi'ah

Buku ini berisi jawaban lengkap atas Seminar Nasional Sehari Tentang Syi'ah yang telah diadakan di Masjid Istiqlal pada tanggal 21 September 1997. Seminar itu dibuka oleh Hasan Basri, Ketua MUI saat itu. Seminar juga dikatakan dihadiri oleh para pejabat pemerintah, ABRI, MUI, pimpinan organisasi Islam, tokoh Islam dan masyarakat umum.

Seminar ini menghasilkan beberapa butir keputusan yang diambil berdasarkan pandang-pandangan kritis para peserta serta beberapa usulan kepada pemerintah RI.
Yayasan Pendidikan Islam (YAPI) kemudian menganggap hasil seminar ini perlu ditanggapi.
Penulis:O. Hashem Penerbit: YAPI Cetakan: Pertama, September 1997.
Riwayat Singkat Penulis
Prakata
Kesimpulan Seminar
Kafirkah Kaum Syi'ah?
Mengapa Menghindari Mujadalah?
Fatwa Berbahaya
Keluarkan Fatwa bahwa Syi'ah itu Kufur
Apakah Kerajaan Saudi Kufur?
Pendapat H. Abubakar Aceh dan H. Abdullah bin Nuh
Rukun Islam dan Rukun Iman Syi'ah
Sikap Terhadap Sahabat
Imam Ma'shum
Mazhab Ja'fari, Mazhab Resmi Iran
Melaknat Sahabat
Taqiyyah
Al-Quran Syi'ah Lain Dari Al-Quran Sunni?
Kawin Mut'ah
Adzan Syi'ah Berbeda dengan Adzan Sunnah
Syi'ah Adalah Pengkhianat, pelaku Kejahatan dan Teroris
Syi'ah Pengkhianat
Ahlu'l-Bait Menolak Mazhab Alhu'l-Bait
Bunuh Syi'i Atau Paksa Pindah Agama

Riwayat Singkat Penulis

O. Hashem dilahirkan di Tondano, Manado, Sulawesi Utara pada tahun 1936. Cucu Sultan Badaruddin ini menyelesaikan SD dan SMP di Tondano dan di SMA Negeri Manado pada tahun 1953.Tahun 1952 mendirikan dan menjadi Direktur SMP Muhammadiyyah Wawonasa, Manado. Tahun 1961, bersama teman-teman dari Muhammadiyyah, Al-Irsyad, Al-Khairiyah dan lain-lain mendirikan Yayasan Pendidikan Islam (YAPI) di Surabaya, yang diluar negeri dikenal dengan IPF (Islamic Propagation Foundation). Yayasan ini menerbitkan mingguan YAPI dalam bahasa Indonesia, Inggris, dan Arab yang diedarkan secara cuma-cuma. Tahun 1963, O. Hashem pindah ke Bandung dan aktif dalam berbagai kegiatan dakwah Muhammadiyyah, PERSIS, PUI (Persatuan Umat Islam) Jawa Barat dan lain-lain.

Beliau adalah penulis buku Keesaan Tuhan, Marxisme dan Agama, Menaklukkan Dunia Islam, Jawaban Lengkap Kepada Pendeta Prof. DR. J. Verkuyl, Saqifah, dan lain-lain.

Pada tahun 1970, penulis yang juga seorang dokter, bekerja di sebuah PUSKESMAS di daerah terpencil di Kota Agung, Lampung.

Beliau sejak remaja mempunyai obsesi persatuan umat Islam, tiga bulan terakhir tinggal di Jakarta dan masih aktif dalam kegiatan dakwah dan mengajar di berbagai lembaga pendidikan.



Prakata

Basri, Ketua MUI. Seminar juga dikatakan dihadiri oleh para pejabat pemerintah, ABRI, MUI, pimpinan organisasi Islam, tokoh Islam dan masyarakat umum.
Makalah yang dibacakan, diantaranya berasal dari:
1. KH. Moh. Dawam Anwar (Khatib Syuriah NU)
2. KH. Irfan Zidny, MA (Ketua Lajnah Falakiyah Syuriah NU)
3. KH. Thohir Al-Kaff (Yayasan Al-Bayyinat)
4. Drs. Nabhan Husein (Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia)
5. KH. A. Latif Mukhtar, MA (Ketua PERSIS)
6. Dr. Hidayat Nur Wahid (Ketua Yayasan Al-Haramain)
7. Syu'bah Asa (Wakil Pimpinan Redaksi Panji Masyarakat)
Disamping itu, dikatakan bahwa keputusan seminar diambil berdasarkan pandangan-pandangan kritis para peserta. Keputusan yang dikeluarkan, diantaranya:
1. Syi'ah melakukan penyimpangan dan perusakan aqidah Ahlussunah.
2. Menurut Syi'ah, Al-Quran tidak sempurna.
3. Taqiyyah sebagai menampakkan selain yang mereka siarkan dan sembunyikan.
4. Syi'ah berpandangan hadits mereka disampaikan oleh Ahlul Bait.
5. Ahlul Bait menolak ajaran Syi'ah.
6. Syi'ah berpendapat Imam mereka ma'shum, terjaga dari dosa dan UUD Iran menetapkan bahwa mazhab Ja'fari Itsna Asy'ariyah sebagai mazhab resmi.
7. Syi'ah, pada umumnya tidak meyakini kekhalifahan Sunnah
8. Imamah atau kepemimpinan adalah rukun Iman.
9. Shalat Jum'at tidak wajib tanpa kehadiran Imam.
10. Adzan kaum Sunni berbeda dengan adzan kaum Syi'ah.
11. Syi'ah membenarkan kawin mut'ah.
12. Syi'ah terbukti sebagai pelaku kejahatan, pengkhianat dan teroris.

Kemudian seminar mengusulkan:
1. Mendesak pemerintah RI cq. Kejaksaan Agung melarang Syi'ah.
2. Pemerintah agar bekerjasama dengan MUI dan Balitbang Depag RI untuk melarang penyebaran buku-buku Syi'ah.
3. Agar Mentri Kehakiman mencabut izin semua yayasan Syi'ah.
4. Meminta Mentri Penerangan mewajibkan semua penerbit menyerahkan semua buku terbitannya untuk diteliti MUI Pusat.
5. Agar seluruh organisasi dan lembaga pendidikan waspada terhadap faham Syi'ah.
6. Faham Syi'ah kufur dan masyarakat agar waspada.
7. Menghimbau segenap wanita agar menghindari kawin mut'ah.
8. Media massa (cetak, elektronik, padang dengar) dan penerbit buku untuk tidak menyebarkan Syi'ah.
9. Melarang kegiatan penyebaran Syi'ah oleh Kedutaan Iran.
Ditandatangani oleh tim perumus:
1. HM. Amin Djalaluddin
2. KH. Ali Mustafa Ya'qub, MA.
3. KH. Ahmad Khalil Ridwan, Lc.
4. Drs. Abdul Kadir Al-Attas
5. Ahmad Zein Al-Kaff
YAPI Kemudian menganggap keputusan ini perlu ditanggapi.
Depok, 23 September
1997 O. Hashem









Kesimpulan Seminar Kesimpulan Seminar Nasional Sehari Tentang Syi'ah 21 September 1997 Di Masjid Istiqlal Jakarta

Alhamdulillah, Seminar Nasional Sehari Tentang Syi'ah, yang dihadiri oleh Pejabat Pemerintah, ABRI, MUI, Pimpinan Organisasi Islam, Tokoh-tokoh Islam dan masyarakat umum, setelah mengkasji makalah-makalah dari:
1. K.H. Moh. Dawam Anwar (Katib Syuriah PB. NU)
2. K.H. Irfan Zidny, MA (Ketua Lajnah Falakiyah Syuriyah NU)
3. K.H. Thohir Al-Kaff (Yayasan Al-Bayyinat)
4. Drs. Nabhan Husein (Dewan Dakwah Islamiya Indonesia)
5. K.H. A. Latif Mukhtar, MA (Ketua PERSIS)
6. Dr. Hidayat Nur Wahid (Ketua Yayasan Al-Haramain)
7. Syu'bah Asa (Wakil Pimpinan Redaksi Majalah Panji Masyarakat)
dan pandangan-pandangan kritis dari para peserta, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Umat Islam Indonesia memiliki tanggung jawab dan kewajiban dalam mencegah berbagai upaya penyimpangan serta perusakan akidah Ahlussunnah yang dianut umat Islam di Indonesia.
2. Al-Qur'an yang ada sekarang dalam pandangan Ahlussunnah adalah sudah sempurna dan seluruh isinya benar-benar sesuai dengan firman Allah yang diturunkan melalui Rasulullah Muhammad saw. Sedangkan dalam pandangan Syi'ah, Al-Qur'an yang ada tidak sempurna, karena telah dirubah oleh Khalifah Utsman bin Affan ra. Dengan demikian Al-Qur'an yang ada harus ditolak dan yang sempurna akan dibawa oleh Imam Al-Muntazhar. Jika sekarang diterima, hanya sebagai Taqiyyah saja.
3. Kaum Syi'ah percaya kepada taqiyyah (menampakkan selain yang mereka niatkan dan yang mereka sembunyikan). Taqiyyah adalah agamanya dan agama leluhurnya. Tidaklah beriman barangsiapa tidak pandai-pandai bertaqiyyah dan bermain watak.
4. Ahlussunnah berpandangan bahwa hadits yang shahih sebagaimana yang disampaikan oleh perawi hadits (Imam Bukhari, Muslim, Tarmidzi, Nasa'i dan lain-lainnya) diterima dan dipakai sebagai pedoman dalam kehidupan setiap muslim. Sebaliknya Syi'ah berpandangan bahwa hadits yang dapat dipakai hanya disampaikan oleh Ahlul Bait atau yang tidak bertentangan dengan itu.
Dan mereka berkeyakinan bahwa perkataan dan perbuatan Imam diyakini seperti hadits Rasulullah.
Ahlul Bait adalah keluarga dan keturunan Rasulullah saw yang mengikuti jejak Rasulullah saw, sementara Syi'ah mengklaim mengikuti madzhab Ahlul Bait, padahal Ahlul Bait menolak ajaran mereka.
5. Ahlussunnah berpandangan bahwa Imam (pemimpin) adalah manusia biasa dan dapat berasal dari mana saja. Ia (Imam) tidak luput dari kekhilafan atau kesalahan. Imam adalah pemimpin untuk kemaslahatan umum dengan tujuan menjamin dan melindungi dakwah serta kepentingan umat.
6. Syi'ah berpandangan bahwa Imam adalah ma'shum (orang suci -terbebas dari dosa dan kesalahan). Imamah (menegakkan kepemimpinan/pemerintahan) adalah termasuk rukun agama. Imamah merupakan kepemimpinan rohaniah, politik bagi seluruh umat Islam di seluruh dunia dan harus tunduk kepada Nizham Waritsi (aturan turun temurun dari Imam), hukum dan peraturan warisan yang silih berganti di kalangan 12 Imam.
UUD Iran menetapkan bahwa agama resmi bagi Iran adalah Islam madzhab Ja'fari Itsnaa 'Asyariyah. Pasal ini tidak boleh dirubah selama-lamanya.
7. Ahlussunnah meyakini bahwa Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali bin Abi Thalib adalah Khulafa'ur Rasyidin.
Sedangkan Syi'ah pada umumnya tidak meyakini kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab dan Ustman bin Affan.
8. Syiah Imamiyah berkata bahwa iman kepada tertib pewarisan kepemimpinan umat Islam adalah salah satu rukun iman, sama kedudukannya iman kepada Allah SWT.
Keimaman (menurut Syi;ah 'Imamiyah) tersebut merupakan salah satu rukun pengganti iman kepada Malaikat dan iman kepada Qadha dan Qadar Khairihi Wa Syarrihi (baik dan buruk).
9. Shalat Jum'at tidak wajib tanpa kehadiran Imam mereka
10. Adzan kaum Syi'ah Imamiyah ditambah dengan WA ASYHADU ANNA 'ALIYYAN WALIYYULLAH. Alasannya bahwa Ali ra diutus resmi sebagai wali sebagaimana Muhammad SAW diutus sebagai Nabi/Rasul.
11. Menurut Syi'ah, NIKAH MUT'AH adalah rahmat. Belum sempurna iman sesorang kecuali dengan nikat mut'ah. Berapa pun banyaknya, boleh. Dibolehkan nikah mut'ah dengan gadis tanpa izin orang tuanya. Boleh mut'ah dengan pelacur, boleh mut'ah dengan Majusiah/Musyrikah (wanita Majusi/Musyrik).
12. Bahwa sepanjang sejarah, pihak Syi'ah terbukti pelaku-pelaku kejahatan dan pengkhiatan dan teroris.

Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan tersebut dan untuk menjada stabilitas masyarakat, bangsa dan negara Indonesia, seminra ini merekomendasikan:
1. Mendesak Pemerintah Republik Indonesia cq. Kejaksaan Agung RI agar segera melarang faham Syi'ah di wilayah Indonesia, karena selain telah meresahkan masyarakat, juga merupakan suatu sumber destabilisasi kehidupan bangsa dan negara Indonesia, karena tidak mungkin Syi'ah akan loyal pada Pemerintah Indonesia karena pada ajaran Syi'ah tidak ada konsep musywarah melainkan keputusan mutlak dari Imam.
2. Memohon kepada Kejaksaan Agung Republik Indonesia dan seluruh jajaran terkait agar bekerja sama dengan MUI dan Balitbang Depag RI untuk meneliti buku-buku yang berisi faham Syi'ah dan melarang peredarannya diseluruh Indonesia.
3. Mendesak kepada Pemerintah Indonesia cq. Menteri Kehakiman RI agar segera mencabut kembali izin semua yayasan Syi'ah atau yang mengembangkan ajaran Syi'ah di Indonesia, seperti:
1. Yayasan Muthahhari Bandung
2. Yayasan Al-Muntazhar Jakarta
3. Yayasan Al-Jawad Bandung
4. Yayasan Mulla Shadra Bogor
5. Yayasan Pesantren YAPI Bangil
6. Yayasan Al-Muhibbin Probolinggo
7. Yayasan Pesantren Al-Hadi Pekalongan
4. Meminta kepada Pemerintah cq. Mentri Penerangan RI agar mewajibkan pada semua penerbit untuk memberikan semua buku-buku terbitannya kepada MUI Pusat, selanjutnya untuk diteliti.
5. Mengingatkan kepada seluruh organisasi Islam, lembaga-lembaga pendidikan (sekolah, pesantren, perguruan tinggi) di seluruh Indonesia agar mewaspadai faham Syi'ah yang dapat mempengaruhi warganya.
6. Mengajak seluruh masyarakat Islam Indonesia agar senantiasa waspada terhadap aliran Syi'ah, karena faham Syi'ah kufur, serta sesat menyesatkan.
7. Menghimbau kepada segenap kaum wanita agar menghindarkan diri dari praktek nikah mut'ah (kawin kontrak) yang dilakukan dan dipropagandakan oleh pengikut Syi'ah.
8. Menghimbau kepada semua media massa (cetak, elektronik, pandang dengar) dan penerbit buku untuk tidak menyebarkan faham Syi'ah di Indonesia.
9. Menghimbau pula kepada Pemerintah Republik Indonesia untuk melarang kegiatan penyebaran Syi'ah di Indonesia oleh Kedutaan Iran.
10. Secara khusus, mengharapkan kepada LPPI agar segera bekerja sama dengan MUI dan Departemen Agama untuk menerbitkan buku panduan ringkas tentang kesesatan Syi'ah dan perbedaan-perbedaan pokoknya dengan Ahlus Sunnah.
Jakarta, 19 Jumadil Ula 1418H
21 September 1997
TIM PERUMUS (ditandatangani oleh)
1. HM. Amin Djamaluddin
2. KH. Ali Mustafa Ya'qub, MA.
3. KH. Ahmad Khalil Ridwan, Lc.
4. Drs. Abdul Kadir Al-Atas
Ahmad Zein Al-Kaff



Kafirkah Kaum Syi'ah?
Laporan harian Republika tentang seminar itu dengan judul 'Para Ulama Sepakat, Sulit Pertemukan Faham Syi'ah dan Sunni', sangat rapi dan bagus. (Republika, 22 September 1997, hal. 2).
Saya memang sudah menduga, seminar ini akan berlangsung dua atau tiga hari sebelum tanggal 23 September 1997, hari ulang tahun Kerajaan Saudi Arabia. Tapi saya mengira tidak akan berlangsung pada ulang tahun ke-65 ini, sebab pemerintah Saudi pada tahun ini baru saja menyatakan perlunya kerukunan beragama.

Apakah saudara-saudara ingin mengkafirkan negara sahabat, Kerajaan Saudi, karena membolehkan sekitar 200.000 orang Syi'ah yang saudara-saudara kafirkan, memasuki Ka'bah setiap tahun untuk beribadah Haji?

Tahukah saudara-saudara bahwa pada tahun 1994 Kerajaan Saudi telah mendirikan Dewan Syura yang terdiri dari 60 orang dan enam diantaranya pemeluk Syi'ah sesuai dengan jumlah penduduk Syi'ah di negara itu?

Alasan lain yang mengherankan saya, seminar ini diadakan justru tatkala presiden Soeharto baru saja menganjurkan dibina kerukunan beragama, menghindari penjelekan atau penyerangan terhadap mazhab lain.

Kita hidup di negara beradab, bukan di zaman Mu'awiyyah!

Apalagi ini berlangsung pada saat kaum muslimin sedunia sedang menghadapi masalah-masalah pelik seperti kejadian di Bosnia, Chechnya, Azerbaijan, Libanon, Palestina, Afghanistan, Sudan, Irak, Aljazair dan Morro, yang memerlukan bantuan agar perdamaian dapat timbul disana.

Alangkah baiknya bila biaya seminar ini dikeluarkan untuk mebantu anak-anak cacat korban perang Bosnia, Chechnya, Afghanistan, dan kelaparan di Irak. Selama ini yang memperjuangkan mereka malah bintang film Elizabeth Taylor. Kita mestinya malu.

Kita juga sedang sedih menghadapi musibah moneter maupun bencana pengotoran udara, yang membuat kita merasa berdosa kepada negara tetangga.

Kita membutuhkan bantuan pikiran dan tenaga semua warga untuk keprihatinan ini. Bukankah Rasulullah SAWW bersabda: "Barang siapa yang tidak merasa prihatin dan tidak memikirkan masalah-masalah kaum muslimin maka dia bukanlah dari kaum muslimin"?



Mengapa Menghindari Mujadalah?

Sayang sekali peristiwa itu sendiri lebih merupakan pengadilan in absentia terhadap kaum Syi'i, karena tak seorang pun wakil Syi'ah yang diundang untuk membela diri. Sangat disayangkan, wartawan tidak mewawancarai kaum cerdik pandai seperti Adurrahman Wahid, Amien Rais, Nurcholis Madjid atau Jalaluddin Rahmat untuk turut menilai pernyataan itu. Mereka bukanlah Syi'i tetapi mereka membaca. Saya yakin, mereka akan membela Syi'ah bila dikufurkan apalagi bila dilarang.

Dalam pernyataannya peserta seminar menganjurkan Kejaksaan Agung RI untuk melarang ajaran Syi'ah yang dianggap sebagai sumber destabilisasi kehidupan berbangsa; menganjurkan Mentri Kehakiman untuk menutup yayasan, pondok pesantren, dan lembaga pendidikan; agar Kejaksaan Agung bekerjasama dengan MUI dan Balitban Depag RI untuk meneliti buku-buku Syi'ah dan melarang peredarannya; meminta Mentri Penerangan RI agar mewajibkan semua penerbit menyerahkan buku-buku terbitannya untuk disahkan MUI, merupakan pernyataan yang mendirikan bulu roma. Ini belum pernah terjadi di zaman Orde Baru.

Sebenarnya untuk berdialog dengan kaum Syi'ah, kita punya ayat Al-Quran:
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk."(QS. An-Nahl: 125)

Kebiasaan sebagian ulama kita menghindari dialog dan menolak saling mengingatkan antara sesama muslim tidaklah islami. Sayang sekali, ayat ini kurang dipahami sementara etika berdialog masih sangat primitif.

Sebagai contoh, buku Saqifah terbitan YAPI dikupas secara berseri oleh majalah PERSIS lalu penulis buku memberi tanggapan atas hal itu. Anehnya, dari sekian banyak penjelasan penulis tidak satu pun yang dimuat di majalah tersebut. Jelas ini menunjukkan bahwa majalah ini tidak memberikan hak jawab kepada penulis, bertentangan dengan etika jurnalistik dan etika Islam.

Tatkala DDII menyebarkan fatwa-fatwa anti Syi'ah, dan salah satu anggotanya, Prof. Dr. HM Rasyidi, yang saya hormati, menulis buku yang menjelek-jelekan Syi'ah, YAPI mengkritik 'kebijakan' dewan tersebut dan mengajaknya berdialog pada tanggal 24 September 1984. Tetapi undangan untuk berdialog tersebut tidak dibalas dan penerbitan anti Syi'ah terus berlanjut.

Pernyataan saudara Hasan Basri diwaktu-waktu yang lalu yang dimuat di koran-koran, menyatakan bahwa Hasan bin 'Ali bin Abi Thalib tidak mempunyai keturunan dan semua keturunan Husain sudah dibantai di Karbala. Pernyataan ini hampir selalu diutarakan pada hari ulang tahun Al-Irsyad, sama sekali tidak adil dan kurang sopan. Menyerang pribadi-pribadi kaum 'Alawi sebagai anak haram jadah, na'udzu billah, dan pernyataan diatas sama sekali tidak historis. Toh, beliau tidak pernah mengoreksi kesalahan ini. YAPI mengingatkan bahayanya pernyataan ini karena dapat menghancurkan sejarah Islam.

Bila 'Ali bin Husain bin 'Ali bin Abi Thalib dianggap tidak ada dalam sejarah, akan fiktif pulalah teman-temannya seperti Az-Zuhri dan Sa'id bin Musayyib. Padahal, kedua tokoh ini merupakan sumber banyak hadits Sunni. YAPI juga pernah menanyakan sumber pernyataannya dan surat itu pun tidak pernah dijawab.

Saya bersyukur, kaum 'Alawi di Indonesia punya tasamuh yang demikian tinggi, sehingga tidak menuntut mereka ke pengadilan karena penghinaan yang luar biasa ini.

Pengurus YAPI heran, PERSIS dan Al-Irsyad yang memiliki murid-murid yang pintar menentang the right to be let alone (hak untuk tidak diganggu orang lain). Mengapa tidak mentolerir perbedaan, sebaliknya punya kecenderungan untuk menyerang pribadi orang lain, anti HAM dan tidak berani berdialog? Apakah lantaran kedua organisasi Islam ini didirikan oleh seorang India dan Arab yang 'berdarah panas' sehingga pengikutnya cenderung menghakimi penganut mazhab lain dan ingin memonopoli kebenaran?

Sebagian ulama punya kebiasan buruk dengan suka menuduh pembela Syi'ah sebagai penganut mazhab Syi'ah. Mereka lalu menyerang pribadi bukan buah pikirannya.



Fatwa Berbahaya
Seminar seperti ini sangat berbahaya karena sebagaimana biasa, fatwa pengkufuran Syi'ah akan disusul dengan fatwa yang menghalalkan darah kaum Syi'i. Dan mengarah pada ethnic cleansing (pembersihan etnis) seperti yang terjadi di zaman Mu'awiyah dan masa-masa sesudahnya.

Saya juga herantatkala melihat istilah Ahlussunah wal Jama'ah. Apakah PERSIS, yang mengharamkan semua mazhab kecuali mazhabnya, dan Al-Irsyad yang Wahabi itu, juga termasuk Ahlussunah wal Jamaah?

Lalu kaum NU, nahdhiyin, bermazhab apa? Apakah KH. Irfan Zidny MA dan KH. Moh. Dawam Anwar merupakan wakil resmi NU? Kenapa saudara berdua membiarkan definisi Ahlussunah wal Jamaah dimanipulasi orang?

Seharusnya saudara-saudara sudah tahu bahwa kaum Wahabi menolak tawassul, ziarah kubur, qunut, talqin, tahlil dan lain-lain, yang menjadi akidah Ahlussunah wal Jamaah. Tahukah saudara-saudara, kalau tidak ada kaum nahdhiyin yang didukung oleh HOS. Cokroaminoto dan H. Agus Salim, maka kuburan Rasulullah SAWW sudah dibongkar?

Tahukah saudara-saudara bahwa tempat kelahiran Rasulullah SAWW dijadikan kandang unta dan sekarang dijadikan pasar malam? Tahukah saudara-saudara berapa banyak tempat-tempat bersejarah Islam yang dimusnahkan oleh kaum Wahabi?

Tahukah saudara-saudara apa motif pengkafiran terhadap Ustadz Husain Al-Habsyi dari Pesantren YAPI Bangil? Bukankah ini disebabkan karena Ustadz Husain menulis buku Lahirnya Mazhab Yang Mengharamkan Mazhab-mazhab untuk menjawab fatwa Hasan Bandung, pendiri PERSIS, yang mengharamkan taqlid? Kalau tidak dicegah M. Natsir, anggota PERSIS yang saya hormati, akan terjadi perdebatan hebat antara Ustadz Husain yang istiqomah dengan Hasan Bandung yang akan membuahkan hasil yang lebih jelas, yang membela pengikut mazhab Syafi'i dan mazhab Ahlussunah lain yang tentu saja melegakan Ahlussunah wal Jamaah, termasuk kaum nahdhiyin? Tahukah saudara, bahwa tatkala fitanh dijatuhkan pada Ustadz Husain, KH. Abdurrahman Wahid menangis?

Tahukah saudara-saudara bahwa orang-orang seperti saudara-saudaralah yang telah menyebabkan para pengikut keempat mazhab saling mengkafirkan sejak awal mazhab-mazhab itu lahir? Tahukah saudara-saudara bahwa sejarahwan muslim paling terkenal, Thabari, telah dituduh kafir oleh orang-orang seperti saudara-saudara karena dituduh Syi'ah? Dan oleh karena itu beliau terpaksa dikuburkan didalam rumahnya?

Karena saya tidak yakin saudara berdua mewakili NU, maka kata Ahlussunah atau Sunni dalam tulisan ini harus dibaca kaum Khawarij atau kaum Wahabi.

Dan apakah saudara Drs. Nabhan Husein mewakili DDII? Lalu apa pekerjaan DDII sekarang? Apakah saudara beranggapan DDII tidak konsisten lagi pada tugas dakwah yang menjadi tugas pokoknya? Dan saudara memilih untuk berkeliaran membuat fitnah yang mengatasnamakan DDII ini? Dan mendesak DDII agar memerangi sesama muslim, menyebar kebencian justru disaat-saat menjelang sidang MPR?
Bukankah Mentri Agama berkali-kali mengingatkan kita agar membuka diri?
Apakah mingguan Panji Masyarakat ingin menjadikan dirinya alat propaganda kaum Wahabi semata dan menyakiti golongan lain? Apakah saudara-saudara ingin mengaburkan pemikiran orang besar seperti HAMKA, perintis Panji Masyarakat, yang berkata tentang Syi'ah dan Sunnah: "Dalam beberapa ranting yang mengenai kepercayaan, terdapat perbedaan sedikit-sedikit"? (HAMKA, Tafsir Al-Azhar I, Panji Mas, 1983, hal. 161).

kebencian, hate, adalah alat pemersatu. Orang mudah dipersatukan dan dikerahkan untuk menghancurkan apa saja. Sedangkan cinta kasih punya faktor cemburu, dan orang tidak mau mencari teman untuk mencintai.

Maka menyebarkan kebencian jelas bertentangan dengan demokrasi, Pancasila dan UUD '45.

Saya tidak percaya bahwa Drs. Nabhan Husein mewakili DDII karena saya tahu DDII sekarang dipimpin orang-orang muda yang berpikiran maju.

Saya teringat pengalaman saya dengan seorang tokoh DDII. Sejak tahun 70-an saya bekerja di Puskesmas terpencil di Lampung. Selama itu Muhammad Natsir sering menyurati saya untuk membicarakan beberapa masalah. Saya mencintainya dan dia mencintai saya. Saudara Amien Rais dan Endang Syaifuddin menyurati saya untuk membuat artikel pada hari ulang tahun M. Natsir yang ke 70. Sayang saya terlalu sibuk di klinik masa itu sampai-sampai membaca koran saja rasanya sudah tidak ada waktu.

Saya menghormati pak Natsir dan menyesal tidak dapat menghadiri pemakamannya. Orang boleh berbeda mazhab tetapi tidak boleh memutuskan tali silaturrahmi.

Karena saya tidak yakin Nabhan Husein sebagai wakil resmi DDII maka kata Ahlussunah atau Sunni dalam tulisan ini, sekali lagi, harus dibaca kaum Khawarij atau kaum Wahabi dan saya tidak menganggapnya mewakili DDII apalagi umat Islam, sampai ada bantahan dari DDII.

Meski pun saya dari keluarga besar NU tetapi sejak tahun 1952 saya aktif di Muhammadiyah sampai tahun 70-an karena harus bertugas di Puskesmas.

Terakhir, sebelum ke Puskesmas di Lampung, saya aktif di organisasi Muhammadiyah Jawa Barat dan seringkali menjadi pembawa makalah di seminar-seminar Muhammadiyah. Kadang bersama Ir. Muhammadi, saya tidak tahu dimana beliau sekarang. Prof. Dr. Rudy Syarief serta saudara-saudara lain. Tahun 1952, saya mendirikan dan menjadi direktur SMP Muhammadiyah di Wawonasa, Manado. Saya berdakwah, tetapi tidak pernah memikirkan untuk berkonfrontasi dengan sesama muslim.

Alhamdulillah, Muhammadiyah tidak mengirim wakilnya dalam seminar yang memalukan itu.

Tahun 1961 saya dan teman-teman membentuk YAPI (Yayasan Pendidikan Islam) di Surabaya. Saya mengusulkan, yang didukung Hadi A. Hadi, seorang pejuang dan memiliki beberapa bintang penghargaan, agar mengikutsertakan beberapa teman sebagai pengurus YAPI. Kawan-kawan tersebut antara lain Dr. Muhammad Suherman dan Dr. Masduki Sulaiman dari Muhammadiyah, Sa'ad Nabhan dari Al-Irsyad, Ustadz Husain Al-Habsyi dari Al-Khairiyyah dan beberapa teman lain. Alhamdulillah kami bekerja dengan sangat baik.

Saya juga aktif dalam PERSIS, atas ajakan almarhum H. Isa Anshari dan putra beliau Endang Syaifuddin almarhum, yang sangat saya cintai. Mudah-mudahan Allah merahmati mereka berdua.
Saya heran mengapa PERSIS tidak pernah maju-maju dari dulu sampai sekarang.

Kalau dari sepuluh masalah, kita berbeda dalam tiga poin, mengapa kita tidak berjalan bersama-sama diatas tujuh poin?

Berdakwah harus dilakukan dengan cinta kasih, dengan bijak, bukan dengan berpikir sektarian, mau benar sendiri dan menyebarkan kebencian. Apakah saudara-saudara sedang belajar berdakwah?
Saya pun hendak mengajak bicara saudara-saudara dari Al-Irsyad. Kita semua tahu saudara-saudara memulai pembaharuan dengan taqbil atau cium tangan dan kafa'ah.

Saudara-saudara dianggap pembaharu. Bersyukurlah, dan tidak perlu mengungkit-ungkit riwayat organisasi Al-Irsyad yang 'berdarah'. Saudara-saudara adalah para pemuda yang sudah maju. Mengapa pula harus mempertahankan organisasi sektarian ini sedang zaman telah berubah, zaman internet, tatkala orang sedang membicarakan kerukunan beragama dan menghindari pikiran-pikiran kepentingan kelompok, tribalism, termasuk keturunan Arab di Indonesia.

Sekarang bukan zamannya lagi berbicara taqbil dan kafa'ah atau membicarakan bahwa keluarga Hasan tidak punya keturunan dan keluarga Husain semuanya sudah dibunuh di Karbala serta hasutan-hasutan yang mendirikan bulu roma.

Indonesia berpenduduk orang-orang toleran. Sudah waktunya saudara-saudara meninggalkan 'darah Arab yang panas'. Dan meninggalkan kesetiaan ganda seperti kaum Zioni. Mengapa tidak bergabung saja dengan Muhammadiyah, misalnya?

Kalau saudara-saudara menolak cium tangan, betul orang Syi'ah mencium tangan ulama-ulamanya yang saleh dan berilmu, yang mengajak umatnya mendekat pada Allah SWT. Mengenai kafa'ah, apa masalahnya?

Kenapa kaum Syi'ah dianggap melakukan penyimpangan dan perusakan aqidah Ahlussunah? Mengapa Syi'ah dianggap meresahkan masyarakat dan sumber destabilisasi kehidupan bangsa dan negara Indonesia? Apa yang mereka lakukan?

Bila saudara-saudara menanyai mahasiswa dan para pemikir Islam, mengapa membaca buku-buku Syi'ah, mereka akan mengatakan bahwa kehadiran buku-buku Syi'ah justru membangkitkan gairah mempelajari Islam.

Orang-orang yang anti Syi'ah sekali pun punya kesempatan mempelajari agama lebih dalam untuk 'menyerang' Syi'ah secara deskriptif dan tentu saja bukan normatif. Mereka tidak akan meminta pemerintah untuk melarang Syi'ah, suatu sifat buruk dari orang-orang yang tidak mau membaca, amat memprihatinkan.

Dapatkah kita menyodorkan tulisan-tulisan tokoh PERSIS dan Al-Irsyad, misalnya, yang setingkat Ali Syari'ati atau Muthahhari?

Apa yang terjadi, misalnya, jika buku sejenis 'Haji' karya Ali Syari'ati ditarik dari peredaran? Yang marah justru tokoh-tokoh Sunni.

Keluarkan Fatwa bahwa Syi'ah itu Kufur
Sebenarnya persoalannya sederhana. Keluarkan dulu fatwa oleh ulama yang mewakili umat Islam bahwa Syi'ah itu kufur atau tersesat. Saya ingin bertanya, dapatkah pengikut seminar atau MUI mengeluarkan fatwa yang mengkufurkan Syi'ah? Keluarkan dulu fatwa dan marilah kita sebarkan fatwa ini ke masyarakat luas.

Tetapi, bagaimana mungkin saudara dapat mengeluarkan fatwa seperti itu? Saudara-saudara tidak memahami Syi'ah, sebagaimana dapat saya simpulkan dari pemberitaan televisi dan koran.
Memahami Syi'ah memang perlu keberanian untuk membaca dan memahami akidah mereka. Sayang saudara-saudara tidak memilikinya. Kalau mengenal Syi'ah saja tidak maka menjelek-jelekkan mazhab lain, jelas tidak islami.



Bukankah ukhuwah islamiyah wajib hukumnya?
Kesulitan terletak pada alasan pengkufuran tersebut. Sudah sejak zaman Rasulullah SAWW sampai para sahabat, sejak kehadiran Syi'ah, belum pernah ada 'fatwa' seperti itu.

Pemerintah kita tidak membutuhkan dukungan ulama secara membabi-buta, yang menjerumuskan, melainkan ulama yang intelek, sopan dan mengenal tatakrama serta memberikan peringatan bila menganggap pemimpin berbuat salah, karena Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:

"Dan berilah peringatan. Sungguh peringatan itu memberi manfaat kepada orang beriman." (QS. Adz-Dzaariyaat: 55)

Kita harus menolak pikiran orang asing seperti Robert Lacey, penulis The Kingdom (Fontana, 1982) yang melukiskan bahwa perbedaan Sunnah dan Syi'ah, adalah bahwa Sunnah lahir dari kalangan penguasa, dari ulama yang mendukung dan membuat fatwa untuk legitimasi kekuasaan.

Dan kita juga harus menolak anggapan tokoh Islam seperti Fazlur Rahman bahwa kebanyakan ulama Sunni jadi pendukung setiap pemimpin. Fazlur Rahman mengatakan dalam bukunya Membuka Pintu Ijtihad: "Orang-orang Sunni hampir selalu menjadi pendukung setiap pemimpin negara." (terjemahan Anas Mahyuddin, Pustaka, Bandung, 1984, hal. 137).

Bukankah fatwa ulama Kuffah atas bayaran gubernur Mughirah bin Syu'bah, yang juga sorang sahabat, untuk membenarkan pengangkatan Yazid bin Mu'awiyah sebagai 'khalifah'? Lupakah betapa dahsyat akibat fatwa tersebut?

Apakah yang dilakukan Yazid pada tahun 61 H. di Karbala? Ia membunuh Husain dengan 72 anggota keluarga dan sahabatnya, memenggal kepala, menginjak-injaknya dengan kaki-kaki kuda serta mengaraknya dari kota ke kota?

Atau penggerayangan kota Madinah pada tahun 63 H? Para sejarahwan mengatakan sekitar 20.000 orang dibunuh, termasuk masing-masing 700 orang Muhajirin dan Anshar. Dan tatkala ia (Yazid) memerintahkan pasukannya agar memperkosa para wanita dan menghamili sekitar 1000 gadis sehingga untuk menjawab pinangan wanita Madinah, orang tua anak-anak gadis itu mengatakan bahwa mereka tidak menjamin bahwa anak gadis mereka masih perawan?

Ia juga menghancurkan Ka'bah dengan ketapel. Sekali lagi, baca dan bacalah! Sebagai ulama, saudara-saudara tidak boleh malas.

Tapi tidak mengherankan kalau kaum Wahabi menulis buku 'Yazid Amiru'l-Mu'minin' atau 'Pemimpin Kaum Mukminin', dan mengharuskan para siswa membacanya!

Apakah Kerajaan Saudi Kufur? Jangan saudara-saudara mengira bahwa negara sahabat kita Saudi Arabia sebagai negara orang kafir karena membiarkan sekitar 200.000 orang Syi'ah yang saudara anggap kafir, memasuki Ka'bah untuk berhaji atau membiarkan orang Syi'ah hidup dinegaranya.
Dan jumlah orang Syi'ah di Saudi bukan satu dua orang, tapi paling sedikit terdiri dari 6% penduduknya. Bukankah Rasulullah SAWW dalam wasiat terakhirnya, seperti dimuat dalam hadits-hadits shahih, tidak membolehkan orang kafir berada di Jazirah Arab?

Tahun 1994, pemerintah Kerajaan Saudi menyusun Dewan Syura, yang terdiri dari 60 anggota, termasuk 6 orang dari wakil Syi'ah.



Pendapat H. Abubakar Aceh dan H. Abdullah bin Nuh

Selain pendapat HAMKA yang telah disebutkan, H. Abubakar Aceh dalam bukunya "Syi'ah, Rasionalisme Dalam Islam" membenarkan pendapat banyak ulama bahwa mazhab Syafi'i yang kita anut lebih dekat kepada mazhab Syi'ah daripada mazhab Hanafi. (Kata Pendahuluan, Cetakan II, Ramadhani, Semarang).

Demikian pula pendapat H. Abdullah bin Nuh, seorang ulama besar yang banyak mempelajarai Syi'ah. Penulis buku "Al-Islam fi Indonesia" itu bukan saja sangat menghormati mazhab Syi'ah, tetapi malah berpendapat bahwa penyebar Islam di Indonesia, kebanyakan adalah orang Syi'ah dan banyak orang Iran tinggal di kota-kota di Indonesia. Beliau adalah salah satu dari beberapa orang yang mengenal Syi'ah. Mudah-mudahan Allah SWT merahmatinya.

Setahu saya, pembela Syi'ah belum tentu menganut paham Syi'ah. Mereka membela karena banyak membaca sejarah, punya rasa keadilan serta tidak menyetujui pengkafiran lebih dari 200 juta kaum Syi'ah secara serampangan.

Anak-anak muda justru membaca buku untuk mengetahui apakah benar fatwa MUI atau fatwa-fatwa seperti ini? Jangan menganggap mahasiswa atau anak muda kita bodoh! Fatwa serupa inilah justru yang mendorong mahasiswa dan pemuda kita mempelajari sejarah dan melebihi literatur saudara-saudara.



Rukun Islam dan Rukun Iman Syi'ah
Kaum Syi'ah mempunyai rukun Islam seperti kaum Sunnah, membaca syahadat bahwa Allah itu Esa, ahad, tidak ada tuhan selain Dia, dan Muhammad SAWW adalah Rasul terakhir. Mereka juga mendirikan shalat menghadap ke Baitullah lima kali sehari, mengeluarkan zakat, puasa wajib di bulan Ramadhan, dan berhaji bagi yang mampu.

Juga mereka mempunyai rukun Iman seperti kita. Mereka percaya pada Allah yang esa, para malaikat, kitab-kitab yang diturunkan Allah untuk nabi-nabiNya yang mulia, percaya akan Rasul-rasulNya, hari kemudian, dan takdir Allah.


Sikap Terhadap Sahabat
Mengenai sikap terhadap sahabat, kaum Syi'ah berpegang pada Al-Quran dan Sunnah serta catatan sejarah. Bahwa diantara para sahabat ada juga yang lalim, seperti si munafik 'Abdullah bin 'Ubay dengan kelompoknya yang berjumlah 300 orang yang melakukan desersi sebelum perang Uhud. Lihat buku-buku sejarah Islam, seperti "Riwayat Hidup Rasulullah SAW" karangan Abul Hasan Ali Al-Hasany an-Nadwy, terjemahan Bey Arifin dan Yunus Ali Muhdhar, hal. 213 atau Ibnu Hisyam, "Sirah Nabawiyah" jilid II, hal. 213.

Atau Mu'awiyah dan para jendralnya yang melakukan pembersihan etnis dengan membunuh kaum Syi'ah secara berdarah dingin, shabran, menyembelih bayi-bayi Syi'ah, memperbudak para muslimah dan membakar kebun dan membakar manusia hidup-hidup, mengarak kepala dari kota ke kota, minum arak, berzina dan sengaja merencanakan dan membuat hadits-hadits palsu yang bertentangan dengan hukum syar'i. Mengapa saudara tidak membaca sejarah dan hadits-hadits kita sendiri?

Bila saudara-saudara menganggap cerita-cerita yang membuka 'aib' para sahabat sebagai kufur, maka tidak akan ada lagi ahli sejarah dan ahli hadits yang tidak kafir.

Syi'ah menolak hadits yang diriwayatkan oleh para sahabat lalim. Mereka heran mengapa kaum Sunnah keberatan bila mereka meriwayatkan hadits-hadits dari keluarga Rasulullah sebab ayat-ayat Al-Qur'an turun dirumah mereka. Dan Rasulullah tinggal serumah dan mengajari mereka?

Mengapa mereka harus mencari hadits-hadits Abu Hurairah misalnya, yang meriwayatkan bahwa Allah menciptakan Adam seperti wajah Allah dengan panjang 60 hasta (sittuna dzira), sedang Al-Qur'an mengatakan bahwa tiada sesuatu pun yang menyerupaiNya, laisa kamitslihi syai'un, atau Nabi Musa lari telanjang bulat karena bajunya dibawa lari oleh batu, atau sapi berbahasa Arab, atau hadits yang menyatakan kalu lalat masuk ke dalam kuah, maka seluruh lalat harus dimasukkan kedalamnya sehingga menimbulkan 'perang lalat' di koran-koran Mesir karena dokter-dokter muda menolak hadits yang 'berbahaya' tersebut? Dan Allah yang turun ke langit bumi, sepertiga malam, sehingga Allah tidak punya kesempatan untuk kembali karena kesiangan?

Mengapa merekaharus berpegang pada Abu Hurairah yang oleh sahabat-sahabat besar seperti ummul mu'minin Aisyah dan Umar bin Khattab dan ulama-ulama besar seperti Ibnu Qutaibah menganggapnya sebagai pembohong? Bukankah Ibnu Qutaibah disebut sejarawan sebagai nashibi atau pembenci Ahlul Bait dan bukan Syi'ah? Baca sejarah dan hadits-hadits shahih Bukhari Muslim!

Haruslah diakui bahwa pandangan Syi'ah ini berbeda dengan kaum Sunni yang menganggap semua sahabat itu adil, 'udul, dan bila mereka membunuh atau memerangi sesama muslim, mereka akan tetap mendapat pahala. Bila tindakan mereka salah, mereka akan mendapat satu pahala dan kalau benar mendapat dua pahala.

Malah ada ulama Sunni, seperti Ibnu Katsir, Ibnu Hazm dan Ibnu Taymiyyah menganggap 'Abudrrahman bin Muljam yang membacok Imam 'Ali bin Abi Thalib yang sedang shalat shubuh sebagai mujtahid. Demikian pula pembantai Husain dan keluarganya di Karbala. Pembunuh-pembunuh cucu Rasulullah ini dianggap mendapat pahala, satu bila salah dan dua bila benar!

Suatu hari, saya kedatangan tiga orang Afghanistan. Saya tanyakan, mengapa kaum muslimin di Afghanistan saling berperang? Mereka menjawab: mereka berperang karena berijtihad seperti ummul mu'minin 'Aisyah yang memerangi 'Ali dalam perang Jamal. Kalau benar dapat dua pahala dan kalau salah dapat satu. Dan saya dengar, koran-koran Jakarta pun telah memuat keyakinan mereka ini.
Kaum Thaliban di Afghanistan, yang punya pendapat seperti ini, yang mengurung dan tidak membolehkan wanita bekerja atau sekolah bukanlah Syi'ah, tetapi kaum Wahabi!

Sebaliknya kaum Syi'ah juga berpendapat bahwa banyak pula sahabat yang mulia, yang harus diteladani kaum muslimin.

Al-Qur'an juga menyebutkan bahwa diantara para sahabat ada yang 'kufur' dan 'munafik'. (Termasuk ayat-ayat terakhir bacalah At-Taubah ayat 48, 97).

Banyak sekali hadits-hadits seperti hadits Al-Haudh, diantaranya tercatat dalam Shahih Bukhari dan Muslim. Mereka membenarkan ayat Al-Qur'an tersebut dan menceritakan adanya sekelompok sahabat digiring ke neraka dan tatkala ditanya Rasul, ada suara yang menjawab "Engkau tidak mengetahui apa yang mereka lakukan sesudahmu". Ahli-ahli sejarah kita dengan gamblang menggambarkan ulah beberapa sahabat tersebut.

Apakah pandangan Syi;ah tersebut 'kufur' atau 'sesat'? Apakah mereka harus dikafirkan karena keyakinan mereka itu? Kita boleh menyesali perbedaan itu, tetapi perbedaan ini menyangkut masalah cabang agama bukan pokok, bukan ushuluddin.



Imam Ma'shum
Mengapa saudara-saudara keberatan bila seorang muslim yang salih, yang tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh orang yang tidak berdosa, yang menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya disebut terjaga dari dosa? Apakah saudar-saudara menganut paham dosa warisan atau 'original sin'?

Apalagi Allah berfirman:
"Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan (segala) kenistaan dari padamu, hai Ahlul Bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya." (QS. Al-Ahzab: 33).

Yang dimaksud Al-Qur'an adalah 'Ali, Fathimah, Hasan dan Husain.

Ahlussunah pun percaya bahwa semua sahabat adil, dan semua tindakan mereka adalah ijtihad. Dan tindakan mereka mendapat pahala termasuk diantaranya sahabat yang melaksanakan pembunuhan berdarah dingin, pezinah, pemabuk, pembohong, pembakar orang hidup-hidup atau memerangi Imam zamannya dan perbuatan-perbuatan yang tidak terlukiskan dengan kata-kata.

Ada juga kisah Khalid bin walid yang memenggal kepala Malik bin Nuwairah dan memperkosa istri Malik yang cantik malam itu juga. Ia menggunakan kepala Malik sebagai tungku.

Malik bin Nuwairah adalah sahabat pengumpul zakat yang ditunjuk Rasulullah SAWW, dan oleh Rasulullah SAWW dikatakan sebagai ahli surga.

Ini bukan tuduhan kaum Syi'ah, tetapi catatan sejarawan Sunni! Umar bin Khattab menyebut Khalid bin Walid sebagai pembunuh dan pezinah yang harus dirajam. Abu Bakar menyatakan bahwa Khalid hanya sekedar salah ijtihad, dan menamakannya 'saifullah' atau pedang Allah. "Aku tidak akan menyarungkan pedang yang telah dihunus Allah untuk memerangi musuh-musuhNya.", kata Abu Bakar.

Khalid pula yang membakar Bani Salim hidup-hidup di zaman Abu Bakar. Umar mengingatkan Abu Bakar, dengan membawa hadits Rasulullah SAWW bahwa tidak boleh menghukum dengan hukuman yang hanya Allah boleh melakukannya. Dan Abu Bakar mengatakan, seperti diatas "Aku tidak akan menyarungkan pedang yang telah dihunus Allah untuk memerangi musuh-musuhNya." Banyak pula ulah Khalid yang lain, yang oleh 'Abdurrahman bin 'Auf dikatakan sebagai perbuatan jahiliyah, yaitu tatkala ia membunuh Bani Jazimah secara berdarah dingin.

Baca buku-buku yang berada dalam lemari saudara-saudara. Sekali lagi, tuduhan ini disampaikan oleh Umar bin Khattab, Ibnu Umar dan Abu Darda'. Kedua sahabat terakhir ini, ikut dalam pasukan Khalid dan membuat penyaksian.

Peristiwa inilah yang melahirkan adagium di kemudian hari bawah semua sahabat itu adil dan tiap tindakan mereka merupakan ijtihad dan kalau benar mereka dapat dua pahala, kalau salah satu pahala.
Pantaslah kalau Mu'awiyah yang meracuni Hasan, cucu Rasulullah, atau 'Abdullah bin Zubair yang hendak membakar Ahlul Bait di gua 'Arim atau Yazid yang membantai cucu Rasulullah, Husain dan keluarganya di Karbala, mengatakan bahwa mereka hanya menjalankan 'sunah' atau contoh para sahabat sebelumnya.

Umar memecat Khalid bin Walid --yang oleh sejarawan disebut sebagai shahibul khumur, pemabuk-- tatkala Umar menggantikan Abu Bakar dikemudian hari.

Apakah orang Syi'ah harus mengangkat mereka sebagai Imam? Sebab memiliki Imam, wajib hukumnya? Bukankah Rasulullah SAWW bersabda: "Barangsiapa tidak mengenal Imam zamannya, ia mati dalam keadaan jahiliyah."? Dan hadits yang mengatakan bahwa sepeninggal Rasulullah SAWW ada 12 Imam, yang semuanya dari keturunan Quraisy. Bacalah hadits-hadits shahih enam seperti Bukhari dan Muslim!

Mengkritik akidah mazhab lain tidak boleh berdasarkan prasangka dan sinisme. Hormatilah akidah mereka. Benarlah kata orang, "Jangan melempar rumah orang lain bila rumah Anda terbuat dari kaca."
Bacalah buku sejarah. Bukan 'asal ngomonng'. Bukan zamannya lagi berbohong dengan ayat-ayat dan hadits, sebab umat sekarang sudah banyak yang pandai.




Mazhab Ja'fari, Mazhab Resmi Iran
Mengapa saudara-saudara keberatan bila pemerintah Iran menetapkan Ja'fari sebagai mazhab resmi bangsanya? (Lihat pandangan kritis No. 6). Mengapa mencampuri urusan negara lain? Orang Iran sendiri tidak pernah keberatan Pancasila dijadikan dasar negara yang kita cintai ini.

Apakah saudara-saudara ingin agar Iran, yang mayoritas rakyatnya bermazhab Syi'ah, mengganti mazhab resminya dengan mazhab Wahabi? Saudara-saudara boleh mengusulkan kepada pemerintah Iran agar mengganti mazhab mresminya ke mazhab Wahabi atau 'PERSIS' atau mazhab 'Al-Irsyad'. Saya yakin mereka tidak akan marah.

Kalau saudara-saudara bermazhab Syafi'i, beranikah saudara-saudara mengusulkan agar mazhab kerajaan Saudi Arabia yang Wahabi diganti dengan mazhab Syafi'i agar mereka masuk Ahlussunah wa'l Jamaah?

Melaknat Sahabat
Mengenai mencela dan melaknat sahabat, saya belum pernah membaca fatwa ulama yang mengkafirkan mereka. Misalnya, selama 80 tahun dinasti 'Umayyah, kecuali di zaman khalifah 'Umar bin 'Abdul 'Azis yang hanya dua setengah tahun. Muawiyyah dan para pejabatnya serta para ulamanya melaknat dan mencaci Ali bin Abu Thalib dan keluarga beserta pengikutnya diatas mimbar diseluruh dunia Islam termasuk di Makkah dan Madinah, kecuali di Sijistan. Di Sijistan, sebuah kota yang sekarang terletak antara Afghanistan dan Iran, hanya sekali melakukan pelaknatan diatas mimbar.

Ali dilaknat dan dicaci atas perintah sahabat dan ipar Rasulullah SAWW, Mu'awiyyah, serta khalifah-khalifa Bani Umayyah lainnya. Pada masa itu, misalnya, Ali tidak dianggap khalifah yang lurus. Abdullah bin Umar tidak mau membai'at Ali malahan membai'at Mu'awiyyah, Yazid bin Mu'awiyyah dan gubernur Hajjaj bin Yusuf yang terkenal sebagai penjahat yang mebunuh 120 ribu kaum muslimin dan muslimat secara berdarah dingin, shabran. Umar bin Abul Azis mengatakan bahwa Hajjaj pasti akan menjadi juara dunia bila para penjahat dikumpulkan dan 'diperlombakan'. Ibnu Umar juga mengeluarkan hadits-hadits yang menyingkirkan Ali sebagai salah satu khalifah yang lurus.

Kita tahu, Mu'awiyyah membunuh para sahabat seperti, Hujur bin 'Adi, Syarik bin Syaddad, Shaifi bin Fasil, Asy-Syabani, Qabisyah bin Dhabi'ah Al-Abbasi, Mahraz bin Syahhab Al-Munqari, Kadam bin Hayyan Al-Anzi dan Abdurrahman bin Hassan Al-Anzi hanya karena tidak mau melaknat Ali. Abdurrahman Al-Anzi dikirim kepada Ziyad bin Abih dan dikuburkan hidup-hidup di Nathif dekat kuffah, ditepi sungai Efrat.

Beranikah saudara-saudara peserta seminar menganggap Mu'awiyyah dan seluruh pejabat, sahabat Rasulullah SAWW yang mendukungnya, serta para ulama telah kafir karena bukan saja memerintahkan kaum muslimin, termasuk para sahabat agar melaknat Ali, tetapi juga membunuh mereka yang menolak untuk melaknat?

Pada masa itu tidak ada yang berani menamakan anaknya Ali. Sampai-sampai pernah seorang ayah melaporkan kepada penguasa karena merasa terhina oleh istrinya karena memanggilnya Ali!



Taqiyyah
Mengenai taqiyyah. Menjalankan taqiyyah adalah suatu permissibility, suatu kebolehan dalam Islam, berdasarkan nash. Seorang muslim yang lemah dan tertindas boleh menyangkal keimanannya bila nyawanya terancam seperti yang dialami oleh Ammar bin Yasir.

Thabathaba'i, misalnya membolehkan seseorang menyangkal keimanannya dalam keadaan terpaksa, untuk menyelamatkan nyawanya, kehormatan perempuan, atau hartanya yang bia dirampas, ia tidak dapat memberi nafkah kepada anak-istrinya. (Bacalah Allamah Sayyid Muhammad Husain Thabathaba'i, Syi'a, Qum, 1981).

Disamping kasus Ammar bin Yasir, juga ada seorang anggota keluarga Fir'aun yang menyembunyikan imannya (lihat Al-Quran, Surat Al-Mukmin, ayat 28).

Barangkali para anggota seminar punya rumusan lebih baik dari ini. Kalau menyumbangkan pikiran saja tidak, bagaimana para anggota seminar berani mengatakan bahwa anggota Syi'ah sukar ditemukan karena bertaqiyyah dan karena mereka masih lemah?

Tetapi mengapa menyuruh menutup Yayasan Muthahhari (Bandung), Yayasan Al-Muntazhar (Jakarta), Yayasan Al-Jawad (Bandung), Yayasan Mulla Sadra (Bogor), Pesantren YAPI (Bangil), Yayasan Al-Muhibbin (Probolinggo) dan Yayasan pesantren Al-Hadi (Pekalongan)? Bukankah peserta seminar mengenal pimpinan yayasan-yayasan tersebut sebagai Syi'ah? Kenapa tidak mengajak mereka bermujadalah seperti yang dianjurkan Al-Quran?

Ini bertentangan dengan pernyataan seminar sendiri bahwa orang Syi'ah bertaqiyyah karena masih 'lemah' sehingga sukar ditemui. Saya tidak faham dengan ulama jenis ini.

Saya mengusulkan agar saudara-saudara mengundang pejabat-pejabat dan anggota ABRI yang kemarin saudara-saudara undang dan siapa saja. Hadir 'pesakitan' dihadapan saudara-saudara. Saudara-saudara akan mendapatkan perlawanan yang hebat dan tidak main-main karena ulama-ulama muda ini bukanlah ulama 'karbitan' dan bukan juga ulama mainan.

Ini baru tontonan menarik, saudara-saudara akan menyaksikan dialog bukan monolog.
Undanglah mereka, kalau tidak tahu alamat mereka, sampaikanlah undangan itu pada penulis.


Al-Quran Syi'ah Lain Dari Al-Quran Sunni?
Al-Quran kaum Syi'i dan sunni sama dan itu-itu juga. Silahkan para anggota seminar memasuki masjid-masjid dan rumah-rumah kaum Syi'i di Saudi Arabia, Libanon, Iran, Irak, Bahrain atau pun Azerbaijan dan dimana saja orang Syi'ah itu berada. Saudara-saudara tidak akan menemukan Al-Quran yang lain.
Jangan berkata sesuatu by hearsay. Alangkah mudah saudara-saudara menyurati kantor-kantor keduataan kita di negeri-negeri tersebut dan memohon mereka untuk membelikan untuk saudara sebuah Al-Quran. Lihatlah isinya, adakah perbedaan dengan Al-Quran di rumah saudara?

Orang-orang Syi'ah telah membantah tuduhan-tuduhan yang tidak berguna ini. Saudara Nurcholis Madjid, seingat saya, pernah membantah saudara-saudara dalam suatu seminar beberapa tahun lalu, seperti dimuat di beberapa koran ibukota. Beliau meunjukkan 'Al-Quran Syi'ah' dan mengatakan bahwa kalau pun ada perbedaan, maka perbedaan itu hanyalah karena 'Al-Quran Syi'ah' rata-rata lebih indah dari Al-Quran kita. Ini karena orang-orang Syi'ah berpendapat bahwa Kitabullah haruslah dicetak lebih indah dari semua buku lain.

Jangan membicarakan Syi'i yang fanatik, kaum ghulat, karena pengecualian tidak dapat mewakili golongan terbanyak. Annadir la yu'tabar. Saya anjurkan saudara-saudara para ulama untuk membaca buku-buku mengenai Tahrif Al-Quran yang banyak jumlahnya.

Orang Syi'ah menganggap bahwa siapa saja yang meyakini Al-Quran kita telah berubah, maka ia telah meragukan kekuasaan Allah SWT dan tidak akan mendapat perlindungan dari-Nya karena Allah SWT telah berfirman: "Sesungguhnya, Kamilah yang menurunkan Al-Quran dan Kamilah yang menjaganya." (QS. Al-Hijr: 9)

Mengenai Imam Khumaini (Imam Khomeini), dikatakan bahwa mengakui adanya tahrif atau perubahan dalam Al-Quran dalam bukunya Hukumah Islamiyah, seorang teman telah menyediakan uang Rp. 100,000,000.00,- (seratus juta rupiah) bila saudara-saudara dapat menunjukkan adanya pernyataan tahrif Al-Quran dalam buku tersebut!

Saudara Profesor KH. Irfan Zidny MA sebenarnya tidak hendak mencoba mematikan harga diri lawan berdebat anda dengan menonjolkan serba gelar yang anda miliki atau umur anda yang tua, atau mengejek lawan bicara anda karena tidak bisa berbahasa Arab atau Inggris atau mengecilkan tokoh yangt dihormati lawan bicara anda.

Saya bukan tidak percaya bahwa anda adalah 'teman kuliah' Imam Khomeini atau anda lebih pandai dari gurunya Imam Khomeini, dan mungkin anda telah bergelar Ayatullah, tetapi setahu saya Sayyid Khomeini tidak belajar di Irak, tetapi mengajar. Mungkin saja Anda lebih 'besar' dari gurunya Imam Khomeini tetapi jangan anda yang mengatakannya. Biarlah orang lain yang menilai. Karena argumentasi seperti ini disebut argumentasi negatif.

Orang tidak perlu belajar di Irak belasan tahun untuk disebut ulama yang pandai dan mukhlis. Orang menilai mutu pembicaraan anda dan bukan riwayat hidup anda yang ingin membungkam lawan bicara anda.

Hanya Allah SWT yang tahu iman dan akal kita selengkapnya. Anda harus ingat bahwa tidak semua teman BJ. Habibie menjadi seperti BJ. Habibie. Mungkin anda jadi murid Imam Khu'i di Irak, dan mungkin juga Imam Khomeini jadi murid Imam Khu'i bersama anda. Tapi anda harus ingat tidak semua teman BJ. Habibie menjadi seperti BJ. Habibie. Semua orang yang saya tanyai mengenai anda, tertawa terpingkal-pingkal. Tetapi saya menangis, seperti anda 'menangisi' Syi'ah.

Karena saya peminat sejarah, mohon Anda sebutkan seorang nara sumber di Irak yang dapat membenarkan pernyataan anda bahwa anda telah belasan tahun seperguruan dengan Imam Khomeini, berapa umur anda dan berapa umur Imam Khomeini pada masa itu, kapan dan dimana anda belajar bersamanya. Saya ingin menyuratinya. Dan untuk itu saya ucapkan terima kasih.

Saya sebenarnya berpikir bahwa anda seharusnya jadi Mufti seluruh umat karena 'ilmu' dan 'istiqomah' anda.

Apakah NU tidak mengenal anda?

Tapi biarpun demikian, saya yakin dengan melihat lamanya pendidikan dan keteguhan pendirian anda, anda tentu telah menghasilkan banyak karya bermutu atau menjadi 'da'i besar'. Dan anda akan menjadi tempat rujukan tanpa harus membaca (buku-buku karya) Ali Syariati, HAMKA, Abu Bakar Aceh, Maududi, Sayyid Quttub, Sayyid Sabiq, Rasyid Ridha, Hassan Al-Banna, Muthahhari, Khomeini, Thabthaba'i atau Ali Khameini.

Mengapa anda sudah merasa cukup berteman dengan Thohir AlKaff dari Al-Bayyinat Nyamplungan Surabaya? Saya berteman dengan banyak orang panda dan mukhlis di Nyamplungan. Mengapa harus 'diracuni' oleh orang jenis Thohir Alkaff ini?



Kawin Mut'ah
Anda (Irfan Zidny) juga tidak mesti menangisi kawin mut'ah, tapi tangisilah salah satu sahabat besar Rasulullah SAWW, Zubair bin Awwam, seorang sahabat yang terkenal keberaniannya, suami Asma' binti Abu Bakar, khalifah pertama. Perkawinan mereka dilakukan melalui kawin mut'ah yang melahirkan Abdullah dan urwah bin Zubair. Juga banyak sahabat yang lain, sebagaimana tercatat dalam buku-buku tarikh Sunni kita. Mengapa anda tidak sekaligus mengkritik Rasulullah karena 'mengizinkan' perkawinan mut'ah tersebut dan mengapa Rasulullah SAWW tidak menangisinya?

Bacalah perdebatan antara Abdullah bin Abbas dan Ibnu Zubair: Ibn Abi'l-Hadid. Syarh Nahju'l-Balaghah, jilid 20, hal, 129-131

Mengenai kawin mut'ah, Umar melarangnya, tetapi ayat Al-Quran tidak dapat dibuang. Islam tidak mengajarkan kita untuk mengawini tiap wanita yang kita temui di jalan, kawin biasa, kawin sirri atau kawin mut'ah.

Pernahkah saudara menyaksikan kawin mut'ah di Iran? Tanyailah Amien Rais atau Lukman Harun yang pernah berkunjung ke Iran. Atau Smith Alhadar, seorang pengamat Timur Tengah terkenal yang pernah mengelilingi Timur Tengah, seorang Sunni dari dulu sampai sekarang, yang pernah tinggal di Saudi Arabia maupun di Iran selama bertahun-tahun.

Apakah saudara-saudara telah menyelidiki berapa banyak kaum Wahabi dari Timur Tengah yang kawin disini untuk satu bulan samapai tiga tahun? Sudahkah saudara-saudara memeriksa surat nikah mereka?

Seorang kawan menceritakan kepada saya bahwa ia diberi uang Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) oleh seorang Timur Tengah agar dikawinkan mut'ah ala Wahabi. DIa mencari seorang pelacur dan 'menasihatinya' agar tidak menceritakan profesinya kepada suaminya. Setelah beberapa bulan, dia tinggalkan pelacur tersebut. Ia datang kembali dan orang itu menyuguhkan pelacur lain untuk dikawin-kontrakkan kepadanya selama tiga bulan.

Tahukah saudara-saudara berapa banyak TKI kita yang diperkosa disana?

Tanpa ditanya, seorang teman yang telah lebih dari sepuluh tahun tinggal di Kerajaan Saudi Arabia mengatakan kepada saya bahwa bila para lelaki bisa hamil, maka jumlah kehamilan diluar nikah akan berlipat ganda.

Apakah saudara-saudara punya statistik berapa banyak ulama yang punya istri lebih dari sepuluh dan berapa banyak yang kawin sirri di Indonesia? berapa banyak yang kawin antar agama dan membagi anak-anak dalam dua bagian, sebagian mengikuti agama bapak sebagian mengikuti ibu? Apakah saudara-saudara juga punya statistik serupa dikalangan Syi'ah? Metode berpikir komparatif sangat dibutuhkan dalam berbagai cabang ilmu, seperti ilmu kedokteran, ilmu perbandingan agama atau ilmu perbandingan mazhab.

Saudara-saudara menyatakan bahwa kawin mut'ah haram. Padahal ini jelas dilakukan di zaman Rasulullah SAWW, zaman Abu Bakar dan sebagian di zaman Umar. Kalu tidak setuju, kita bahas nanti dibagian lain. Tapi mampukah saudara mengatakan bahwa pelacuran dan lokalisasi pelacuran itu haram dalam Islam? Punyakah saudara-saudara statistik jumlah bayi, yang ayahnya entah berada dimana, yang dibungkus plastik dan dibuang ke selokan-selokan serta tempat-tempat sampah dan yang digugurkan di klinik-klinik yang resmi atau pun tidak, terang-terangan atau sembunyi-sembunyi?

Mampukah saudar-saudara mengeluarkan fatwa bahwa melacur itu haram dan dengan demikian melokalisasinya juga haram? Dan tahukah saudara-saudara bahwa pelacur-pelacur makin hari makin bertambah? Jangan-jangan saudara takut membuat fatwa yang mengharamkan pelacuran dan menutup lokalisasi tersebut?

Pelacuran tidak akan ada bila tidak ada sekelompok laki-laki 'pencari seks' yang hendak memenuhi naluri seks mereka.

Ataukah saudara-saudara takut jangan-jangan para 'pencari seks' memasuki jendela-jendela kita dan meperkosa istri dan anak-anak kita, sehingga saudara-saudara meras perlu menghalalkan lokalisasi tersebut? Bukankah berdiam diri dalam masalah ini sama dengan menghalalkan pelacuran, perzinaham dan lokalisasi?

Say akhawatir saudara-saudara mengharamkannya karena mereka yang menjalankan mut'ah berhujjah dengan nash yang tidak terbantahkan. Sebaliknya menghalalkan pelacuran karena sudah jelas haramnya, meski pun beresiko anak yang lahir kelak tak akan pernah mengetahui bapaknya. Dan pelacuran juga menyulitkan untuk menjajaki, tracing, sumber penyakit kelamin. Kawin mut'ah ada masa iddah-nya, dan suaminya dikenal, sehingga sulit menyebarkan penyakit kelamin. Kalau pun ada, mudah dijajaki. Bukankah penyakit kelamin atau AIDS, terjadi karena menganti-ganti pasangan?

Silahkan saudara-saudara mencukur jenggot dan kumis dan tinggal di tempat-tempat kost sekitar kampus lalu saksikan dengan mata kepala sendiri sexual behaviour, tingkah laku seks putra-putri saudara. Mungkin saudara-saudar akan pingsan waktu menyaksikan apa yang dilakukan oleh putra saudara-saudara yang tiap hari pulang ke rumah bak pangeran dan perjaka, serta putri bak perawan suci yang baru turun dari kahyangan. Mampukah kita mengucapkan istighfar dan membenarkan perzinahan sementara mengkambinghitamkan kawin mut'ah?

Punyakah saudara-saudara statistik berapa banyak putra-putri kita yang berzinah, yang melakukan kawin sirri, atau kawin sembunyi-sembunyi ala Sunni atau kawin mut'ah ala Sunni? Sebagian besar mungkin akan menjawab bahwa mereka membaca artikel 'Mut'ah, Sebuah Perkawinan Alternatif' dalam sebuah koran ibu kota yang ditulis seorang tokoh Sunni.

Jangan sekali-kali berprasangka buruk, bahwa pemuda-pemuda kita adalah bodoh, lalu kawin mut'ah hanya karena dipengaruhi oleh orang Syi'ah.

Tahukah saudara-saudara berapa banyak tokoh dan pemuda Sunni kita yang kawin mut'ah? Darimana mereka mendapat 'fatwa' bahwa mut'ah itu halal?

Jangan menuduh Syi'ah sebagai scape goat, pemikul beban, sebagai 'kucing hitam', padahal Sunni sendiri yang mengeluarkan 'fatwa' dan kaum Sunni yang melakukan kawin mut'ah menurut versi Sunni sendiri sesuai dengan pandangan kritis pada nomor 11 hasil keputusan seminar.

Justru yang harus menjaga anak-anak gadisnya adalah kaum Syi'ah, bukan Sunni! Berbalikan dengan rekomendasi seminar nomor 7.

[
Adzan Syi'ah Berbeda dengan Adzan Sunnah
Saudara-saudara tidak lengkap membicarakan lafal adzan dan iqamah. Saudara-saudara 'lupa' menyampaikan lafal adzan dan iqamah sesungguhnya. Yang pasti di zaman Rasulullah SAWW berbunyi sebagai berikut:
Lafal Adzan
Allaahu akbar
(Kalimat diatas, sama dalam kedua mazhab, diucapkan 4x)
Asyhadu an-laa ilaaha illa'llaah
Asyhadu anna Muhammadar' Rasuulullaah
Hayya 'ala Shalaah
Hayya ala'l falaah
(Semua kalimat diatas, sama dalam kedua mazhab, diucapkan 2x)
Hayya 'ala khairi'l amaal
(Kalimat diatas hanya dalam mazhab Syi'ah, diucapkan 2x)
Allaahu akbar,Allaahu akbar
Laa ilaaha illa'llaah
(Kalimat diatas, sama dalam kedua mazhab, diucapkan masing-masing 2x)
Ash-shalaatu khairun min an-naum
(Kalimat yang diucapkan dalam shalat shubuh diatas hanya dalam mazhab Sunnah, diucapkan 2x)
Dalam al-iqamah, semua kalimat diatas diucapkan sekali kecuali Allaahu akbar diucapkan dua kali.
Apakah saudara-saudara sudah mempelajari hadits-hadits dan sejarah adzan ini?

Memang Syi'ah, sesudah membaca "Hayya 'alaa'l falaah" (Marilah kita mencapai kemenangan) membaca "Hayya 'alaa khairil 'amaal" (Marilah membuat amal shalih).

Apakah kalimat Hayya 'alaa khairil 'amaal itu buatan Syi'ah?

Kalimat ini dilafalkan dimasa Rasulullah SAWW. Bacalah tulisan ulama Sunni seperti Baihaqi dalam Sunan jilid I, hal, 524, 525; Sirah Halabiyah jilid II, hal. 105; Maqaati'l Ath-Thalibin, hal 297; Adz-Dzahabi dalam Mizaan al-I'tidaal jilid I, hal. 139; Lisaan'l-Mizaan jilid I, hal. 268 dan banyak lagi yang lainnya. Juga terdapat dalam hadits-hadits orang Syi'ah.

Umar bin Khattab tuk lebih 'memacu semangat' jihad karena kalimat ini dianggap akan melemahkan semangat jihad tersebut. Umar berkata, "Ada tiga hal yang dijalankan di zaman Rasulullah SAWW dan aku melarangnya dan aku akan menghukum mereka yang melaksanakannya; kawin mut'ah, haji mut'ah, dan Hayya 'ala khairi'l amaal."

Kaum Syi'ah tatkala mengucapkan kalimat syahadat sering menambahkan "Asyhadu anna 'Aliyyan waliiyullaah" Hal ini disebabkan pidato Rasulullah SAWW di Ghadir Khum, sesudah Haji Perpisahan, sekitar 80 hari sebelum beliau wafat. Bukan hadits lemah dikalangan Sunni, yaitu tatkala Rasulullah SAWW bersabda:

"Man kuntu maulaahu fa 'Aliyyun maulaahu. Allaahumma waali man walaahu wa 'aadi man 'aadaahu"
(Barang siapa menganggap aku sebagai walinya, maka 'Ali juga adalah walinya. Allaahumma, ya Allah, cintailah siapa yang mencintainya dan musuhilah siapa yang memusuhinya).

Dan semua sahabat memberi selamat, termasuk Umar bin Khattab. Para sejarawan mencatat kata-kata yang diucapkan Umar:
"Bakhin, bakhin, laka, ya aba'l hasan, anta maulaaya, wa maulaa kullu mu'minin wa mu'minatin."
(Selamat ayah Hasan, engkau adalah waliku dan wali kaum mu'minin dan mu'minat).

Dan ada pula dengan lafal "Thuuba laka" atau "hanii'an laka" yang punya arti serupa dan diriwayatkan oleh sekitar 110 sahabat.

Dan tatkala turun ayat:
"Innallaaha wa malaa'ikatahu yushalluuna 'ala'n-Nabii, yaa ayyuha'l ladziina aamanuu shalluu 'alaihi wa sallimu tasliiman", yang artinya "Sungguh, Allah dan para malaikat-Nya bershalawat atas Nabi, Hai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah atasnya, dan berilah salam kepadanya dengan sehormat-hormat salam!" (QS. Al-Ahzab: 56).

Para sahabat bertanya kepada Rasulullah SAWW tentang cara bershalawat kepada Nabi, Rasulullah SAWW menjawab "Ucapkanlah 'Allahumma shalli 'alaa Muhammad wa 'aali Muhammad', (Ya Allah, shalawatilah Muhammad dan keluarga Muhammad)"

Karena itulah maka para ulama seperti Imam Syafi'i mengatakan tatkala dituduh rafidhah (yang berarti melakukan desersi dari kedua syaikh, Abu Bakar dan Umar atau yang lebih mengutamakan 'Ali daripada kedua syaikh tersebut), menjawab, "Bila mencintai Ahlu'l Bait aku dituduh rafidhah, orang dulu punya peribahasa, tunjukkan kepadaku seorang rafidhah yang kecil, akan aku tunjuk kepadamu seorang Syi'ah yang besar!. Kalau aku dituduh demikian maka saksikanlah oleh seluruh jin dan manusia bahwa aku memang seorang rafidhi! Sebab shalatku tidak sah bila aku tidak bershalawat kepada Ahlul'l Bait!"

Tapi orang Syi'ah mengetahui betul bahwa kalimat Asyhadu anna 'Aliyyan waliiyullaah bukan merupakan bagian integral dari adzan dan iqamah. Kalimat ini hanya merupakan kebolehan, optional, seperti kalimat Allahumma shalli 'alaa Muhammad wa 'aali Muhammad.

Kalimat Ash-shalaatu khairun min an-naum (Shalat lebih baik daripada tidur) adalah tambahan dari Umar bin Khattab. Sekali lagi, baca!



Syi'ah Adalah Pengkhianat, pelaku Kejahatan dan Teroris
Dalam pandangan kritis nomor 12 disebutkan bahwa "Sepanjang sejarah, kaum Syi'ah terbukti sebagai para pelaku kejahatan dan pengkhianat serta teroris."

Jika kaum Syi'ah bertempur melawan Israel di Libanon Selatan, saudara-saudara anggap sebagai teroris, perlu saya ingatkan bahwa kaum Syi'ah yang berjuang disana memang melakukannya. Mereka berpendapat bahwa setiap orang sipil yang melarikan diri dari medan pertempuran akan tetap memiliki hak atas tanah dan harta yang mereka tinggalkan sesuai dengan hukum mana pun juga.

Para pengungsi tersebut dalam Al-Quran disebut sebagai mustadh'afin, orang yang dilemahkan dan harus dibantu, harus direpatriasi, dikembalikan ke kampung halamannya. Kalau kaum Syi'ah yang membantu rakyat Palestina ini saudara-saudara maksudkan sebagai teroris, maka mereka memang teroris.

Jika kaum Syi'ah dari Iran yang berjuang di Bosnia untuk menahan pembunuhan berdarah dingin terhadap ratusan ribu kaum muslimin dan pemerkosaan terhadap 30.000 kaum ibu dan anak-anak gadis muslim disebut teroris, maka mereka memang teroris. Hal ini disebabkan kaum Syi'ah sangat anti-perlakuan keji. Mereka sangat pro-keadilan yang menjadi salah satu rukun mazhab mereka. Kaum Serbia, yang membunuh orang-orang Bosnia itu, bukan karena orang Bosnia bersalah, melainkan mereka membunuh saudara kita di Bosnia hanya karena mereka beragama Islam! Bila kaum Syi'ah ini saudara-saudara sebut teroris, maka mereka memang teroris.

Di Nagorno-Karabakh kaum Syi'ah datang membantu rakyat Azerbaijan dalam mempertahankan diri dari serangan tentara Armenia dan tentara Rusia yang memakai tanda salib dipunggungnya. Dan Amerika Serikat (AS) membantu Armenia dengan melakukan ermbargo senjata bagi kaum Azerbaijan karena pengaruh kaum diaspora Armenia di AS yang berjumlah satu juta orang. AS juga mengatakan bahwa Armenia adalah Israel di Asia Tengah untuk menghadapi kaum muslimin. Sementara Turki yang sesuku, seagama dan sebahasa dengan Azerbaijan tidak berani membantu, karena takut ditolak menajdi anggota masyarakat Eropa!

Kalau ini yang saudara-saudara maksudkan dengan teroris, mereka memang teroris! Mengenai peranan kaum Syi'ah membantu sesama muslim yang tertindas diseluruh dunia, bacalah Samuel P. Huntington, The Clash of Civilizations and the Remaking of World Order, Simon & Schuster, New York, 1996!

Lalu, bagaimana dengan pembunuhan-pembunuhan terhadap kaum Syi'ah, penganiayaan, pemotongan-pemotongan lidah dan tangan mereka, peracunan terhadap Imam Hasan dan pemotongan leher cucu Rasulullah SAWW, Imam Husain, yang oleh Rasulullah SAWW disebut sebagai anak-anaknya. Atau mereka yang mengarak kepala mereka sebagai bahan tontonan, menyembelih bayi-bayi, menawan wanita-wanita mereka sebagai budak, memasukkan tubuh-tubuh mereka kedalam beton tiang-tiang masjid?

Jika semua perbuatan ini saudara-saudara katakan bukan kejahatan tapi hanya 'permainan anak-anak' dan dapat pahala karena hasil ijtihad, atau menganggap bahwa mereka yang melakukannya adalah orang-orang Syi'ah sendiri, tentu saudara-saudara sudah gila! Bacalah Maqaatil Ath-Thalibin tulisan Abu'l Faraj Al-Ishfahani, ahli sejarah kenamaan, anak cucu Bani 'Umayyah sendiri, penulis buku Al-Aghani (Nyanyian-nyanyian) yang terkenal dan terdiri dari 20 jilid itu!

Sekiranya saudara-saudara mendapat berita ini dari sumber luar bahwa kaum Syi'ah adalah teroris, maka saya pikir saudara-saudara perlu mempelajari lagi istilah teroris dan HAM!

Salah satu bencana yang dihapadi oleh umat manusia adalah karena umat manusia terbiasa berpikir sektarian. Jika ada pembunuhan dan pemerkosaan, seperti di Bosnia, dan kaum muslimin yang jadi korbannya, maka yang 'berteriak-teriak' adalah kaum muslimin. Sebaliknya bila yang menjadi korban adalah orang kristen, yang ribut adalah orang kristen. Jika kaum muslimin diusir dari rumah-rumahnya dan jadi pengungsi, maka yang ribut adalah kaum muslimin. Andaikata orang kristen yang mengalami hal serupa, maka yang ribut adalah orang kristen.

Padahal, sejujurnya tidak ada agama yang membenarkan pembunuhan berdarah dingin atau pemerkosaan, misalnya. Nilai-nilai agama bersifat universal dan abadi. Semua mestinya 'berteriak' bila ada pembunuhan tanpa pengadilan, pemerkosaan, ketidakadilan, tidak peduli siapa pun pelakunya dan apa pun agamanya, siapa pun korbannya dan apa pun agamanya. Agama menganjurkan kita untuk membantu orang miskin dan tertindas, siapa pun dia dan apa pun agamanya. Kita diharuskan mendahulukan tetangga dan keluarga dekat, tetapi kita seharusnya memikirkan orang lain juga. Atau paling sedikit, tidak melukai atau menyakiti hati orang lain, bagi anda tentu terasa berat.

Memang HAM sering diartikan sebagai hak asasi seseorang dan jarang menggambarkannya sebagai hak asasi sekelompok orang, seperti orang-orang Palestina, Bosnia, Azerbaijan, Chechnya, Indian, dan Aborigin.

Teroris sering digambarkan sebagai tindakan pribadi-pribadi yang tidak berdaya yang meledakkan dirinya ditengah-tengah kaum mustakbirin dan bukan pemboman-pemboman serta embargo-embargo yang dilakukan oleh negara kuat terhadap kaum tertindas dan rakyat sipil, seperti yang dilakukan terhadap Libanon, Iran, Libya, dan Irak.

Jika saudara-saudara berpendapat bahwa definisi HAM dan teroris harus ditentukan oleh negara-negara asing dan sekutu-sekutunya maka saudara-saudara keliru!

Sejarah menunjukkan bahwa sering terjadi kerjasama antara pemimpin Islam dan luar Islam, atas permintaan raja-raja Islam dalam memerangi sesama muslim. Hal ini, misalnya, terjadi di Spanyol, seperti peristiwa Elcid atau kerjasama antara Harun Al-Rasyid dengan Karel Agung dari Perancis dalam memerangi khalifah Abdurrahman si Rajawali Spanyol atau apa yang terjadi dalam Perang Teluk.

Apakah saudara-saudara juga akan mengkambinghitamkan Syi'ah dan menganggap mereka sebagai teroris, pengkhianat dan penjahat? Apakah saudara-saudara sudah gila?

Definisi HAM atau teroris oleh AS harus saudara pikirkan matang-matang karena AS sendiri memiliki standard ganda dan oleh karena itu mereka tidak konsisten. Saudara-saudara perlu melihat, misalnya, standard ganda AS sperti yang dikritik oleh sarjana-sarjan AS sendiri.

Pada masa Agresi II Belanda, AS tetap konsisten dengan perjuangan anti-kolonialisme, tetapi pada saat yang sama mensuplai senjata-senjata untuk Belanda agar digunakan untuk meyerang Republik Indonesia dan berakibat dengan agresi kedua ini. Pelabuhan-pelabuhan ditutup sehingga rakyat menderita yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Usul yang tidak habis-habisnya oleh berbagai negara, agar Belanda menarik diri dari pendudukan barunya, di-veto AS.

AS menentang proliferasi nuklir di Iran dan Irak tetapi menolak melakukan hal yang sama untuk Israel. AS mengkritik pelanggaran HAM di Asia Timur, termasuk Indonesia, tetapi tidak di Israel dan Saudi Arabia. Janganlah mengambil 'sunnah' dari AS dan boneka-bonekanya yang ingin memonopoli kebenaran, sementara Sunnah Rasulullah SAWW ditinggalkan. Pikirkanlah lebih dalam dan berhentilah membuat fitnah. Pikiran-pikiran fascist seperti ini, tidak akan didukung oleh pemimpin yang waras, termasuk AS!



Syi'ah Pengkhianat
Anda menuduh Syi'ah pengkhianat. Setahu saya kaum Syi'ah tidak mempunyai kesetiaan ganda. Adakah saudara-saudara mendengar bahwa kaum Syi'ah Irak, misalnya, mengkhiatanai negaranya waktu berperang dengan Iran? Padahal Iran jelas menyatakan diri sebagai negara Islam dan mazhab resminya adalah Itsna Asyariyah, semazhab dengan Syi'ah Irak?

Pernahkah kaum Syi'ah Azerbaijan mengkhianati negaranya dan ingin bergabung dengan Iran? Memang di Libanon ada kaum Hisbullah yang Syi'ah dan membela kaum pengungsi Palestina. Hal ini haruslah dipahami, karena tiap serangan Israel yang ditujukan kepada pengungsi Palestina, turut mengorbankan kaum Syi'ah di selatan.

Apakah saudara-saudara ingin mereka memihak Israel?



Ahlu'l-Bait MenolakMazhab Alhu'l-Bait
Jika saudara-saudara menganggap bahwa keturunan Ahlu'l-Bait menolak mazhab 'Ahlu'l-Bait, lalu menurut saudara-saudara apakah semua Ahlu'l-Bait di Iran, Irak, dan Libanon adalah anak-anak haram? Sudahkah anda menyusun statistiknya?

Keturunan Ahlu'l-Bait bukanlah kaum bigots, kaum pemrasangka buruk dan intoleran, Al-Bayyinat dari Nyamplungan Surabaya yang terbiasa berpikir eksklusif. Jangan meracuni masyarakat yang baik-baik dengan sikap tribalism, syu'ubiyah.

Kenapa saudara-saudara, termasuk Al-Irsyad tidak masuk saja ke dalam Muhammadiyah, misalnya, dan bersama-sama membangun akidah umat dengan akal sehat dan meninggalkan pikiran-pikiran sektarian?



Bunuh Syi'i Atau Paksa Pindah Agama
Sadarkah saudar-saudara berapa besar dampak keputusan seminar yang saudara-saudara keluarkan? Bagaimana pula hukumnya membuat fatwa yang demikian penting, hanya berdasarkan prasangka atau pre-judice, seperti Adolf Hitler menyusun Mein Kampf atau Perjuanganku? Yang jelas gagasan-gagasan yang didasarkan atas prasangka ras atau etnik, bertentangan dengan demokrasi, Pancasila dan UUD '45!

Mengapa saudara-saudara tidak meminta pemerintah kita agar mengusulkan Bahrain, Irak, Iran, Libanon, dan Azerbaijan dikeluarkan dari anggota OKI karena mayoritas penduduknya bermazhab Syi'ah yang saudara-saudara kafirkan? Apakah saudar-saudara hendak menghancurkan OKI juga?

Apakah kaum Syi'ah akan dibunuh semua, atau dimasukkan ke dalam kamp konsentrasi a la NAZI, atau memaksa mereka menganut agama diluar Islam? Bukankah orang yang mengaku nasrani atau Yahudi lebih aman dari pada mengaku Syi'ah seperti di zaman Mu'awiyyah?

Apakah buku-buku mereka juga harus dibakar?

Tahukah saudara-saudara bahwa dalam Al-Quran ada ayat yang berbunyi, "Laa ikraaha fi'ddin", tiada paksaan dalam agama? (QS. Al-Baqarah: 256) dan juga ada tahukah saudara-saudara ada ayat yang berbunyi, "Lakum diinukum waliya diin", bagimu agamamu dan bagiku agamaku? (QS. Al-Kafirun: 6)
Jangan mengira Mentri Agama akan ikut gila melarang Syi'ah!

Mentri Agama kita bukanlah orang bodoh, saya mengenal beliau di Fakultas Kedokteran Airlangga, sama-sama anggota HMI dan sama-sama belajar di fakultas tersebut.

Saya harap keputusan para peserta seminar ini ditarik kembali. Jika keberatan, marilah kita bermujadalah dengan cara yang lebih baik. Saudara-saudara, saya persilahkan.