Total Tayangan Halaman

Jumat, 03 Agustus 2012

Memahami Konflik Suriah

Saya pernah membaca komentar pembaca terkait konflik di Suriah. Pembaca tersebut mempercayai bahwa apa yang terjadi di Suriah adalah konflik agama, antara penganut Islam Syi'ah yang berkuasa dengan mayoritas penduduk yang menganut Islam Sunni. Saya sedih, banyak sekali orang yang salah paham tentang apa yang terjadi sebenernya di Suriah tersebut.

Berikut saya tampilkan seorang dokter yang langsung berkecimpung di daerah konflik, dr. Joserizal Jurnalis, Sp.O.T presidium MER-C yang menggambarkan keadaan di Suriah, semoga dengan tulisan dokter Joserizal ini sedikit memberikan pencerahan kepada teman-teman yang masih menyangka bahwa apa yang terjadi di Suriah adalah konflik agama, semoga prasangka tersebut berubah sepenuhnya bahwa apa yang terjadi di Suriah sepenuhnya adalah konflik politik global yang ada hubungannya dengan AS dan Israel.

Berdasarkan estimasi 2010, Penduduk Suriah berjumlah 22.517.750 orang. Komposisi penduduknya berdasarkan agama : muslim Sunni 74%, muslim Alawi-Syi'ah-Druze 16%, Kristen 10% dan  lainnya.

Presiden Suriah sekarang adalah Bashar Assad, yang menggantikan bapaknya, Hafesz Assad, seorang marsekal. Hafesz Assad adalah pemimpin Suriah yang keras dan diktator. Bersama saudaranya, Rifyad Assad, mereka membawa Suriah melalui masa-masa sulit, terutama dalam perang enam hari tahun 1967. Hafesz berhasil menangkap Ellie Cohen, seorang mata-mata Israel yang menyusup pemerintahan Suriah sampai menjadi teman dekat Hafesz. Dia kemudian menggantung Ellie Cohen walaupun diprotes banyak negara. Hafesz juga memberangus Ikhwanul Muslimin, banyak korban berjatuhan karenanya.

Namun di sisi lain, dia juga mau menerima Hamas berkantor di Damaskus ketika negara-negara Arab tidak mau menerima mereka membuka perwakilan. Hafesz banyak menampung pengungsi Palestina. Salah satu kamp yang pernah penulis bersama relawan MER-C kunjungi adalah kamp Yarmuk.

Bashar, yang orang sipil dan seorang dokter, jauh lebih lembut dari bapaknya. Namun ia harus menanggung beban status, yakni track record keluarganya yang keras dan diktator. Ia juga tidak transparan soal keuangan negara dan belum mengembangkan proses demokrasi di negaranya. Tapi kelebihannya, ia memiliki komitmen yang kuat terhadap perjuangan rakyat Palestina dengan menyediakan tempat buat Hamas di Suriah dan mendukung penuh Hizbullah. Hamas (Sunni) dan Hizbullah (Syi'ah) didukung penuh oleh Bashar karena mereka adalah kelompok perlawanan (Muqowwama) terhadap Israel.

Penulis bersama relawan MER-C pada saat berkunjung ke Lebanon saat-saat akhir perang 34 hari tahun 2006 menyaksikan bahwa kantor Hamas berada di kompleks Hizbullah yang hancur di hajar Israel saat perang 34 hari tahun 2006. Ini sengaja penulis kemukakan untuk membantah bahwa Hizbullah berpura-pura bekerjasama dengan Hamas. Hizbullah berhasil mengalahkan Israel dalam perang darat tersebut.

Saat ini, yang jelas melakukan perlawanan bersenjata di Timur Tengah terhadap Israel adalah Hamas dan Hizbullah. Penulis bersama relawan MER-C sempat menyaksikan dua pertempuran dahsyat dua kelompok ini melawan Israel. Penulis bersama relawan MER-C masuk ke Gaza saat Israel menyerang Gaza dengan dahsyatnya, satu hingga dua hari sebelum genjatan senjata. Dalam pertempuran ini, tepatnya 27 Desember 2009 sampai 18-19 Januari 2010, Hamas berhasil menahan laju serangan darat Israel, bahkan mengalahkannya.

Israel sangat serius memandang ancaman kedua kelompok perlawanan itu. Karena, walau dari sisi kekuatan mereke bukan negara, mereka dapat mengimbangi bahkan mengalahkan Israel ketika Israel mulai melakukan serangan darat. Tentu Israel harus memikirkan bagaimana cara melumpuhkan kedua kelompok perlawanan bersenjata itu.

Untuk Hamas, Israel melakukan kebijakan blokade Gaza, karena Hamas memerintah di sini dan terus melakukannya sampai saat ini.

Untuk melumpuhkan Hizbullah, secara logika yang mudah saja, putus jalur pendukungnya. Jalur pendukung tersebut adalah Suriah. Oleh sebab itu Suriah harus dikuasai secara politik, yaitu mengganti penguasanya.

Menunggani Arab Spring

Saat ini di dunia Arab sedang ada trend mengganti penguasa yang sudah lama berkuasa dalam satu gerakan Arab Spring, dengan dalih untuk menegakkan demokrasi. Ini adalah road map kebijakan luar negeri Amerika. Kita tahu, kebijakan luar negeri AS ditentukan oleh badan-badan lobby Israel. Dari penguasa yang sudah tumbang dan yang sedang diusahakan tumbang, Qadafi dan Bashar mempunyai kontribusi yang besar untuk Palestina. Penulis menyaksikan sendiri bantuan Qadafi bertruk-truk antre di Raffah Mesir saat Gaza diserang Israel tahun 2009.

Rencana penurunan Bashar ini semata-mata bukan persoalan Bashar demokratis atau tidak, tiran atau tidak, karena ada penguasa seperti ini tidak disuruh turun oleh AS, malah diajak kerjasama oleh AS untuk menurukan Qadafi dan Bashar. Israel menginginkan Bashar turun. Seperti biasa, Israel memperalat Amerika Serikat melalui kebijakan luar negerinya.

Bersamaan dengan semangat Arab Spring, Israel dan AS menunggangi isu ini untuk menurunkan Bashar. Supaya lebih efektif, isu ini ditambah tonasenya dengan isu sektarian, konflik Sunni-Syi'ah, sama seperti Qadafi, yang disebut ingkar Sunnah.

Israel, AS, Arab Saudi, Qatar, Turki, dan Eropa berada dalam satu blok, melawan Rusia, Cina dan Iran dalam konflik Suriah ini.

Rusia sangat berkepentingan melawan dominasi AS di Timur Tengah, karena tinggal Suriah tempat berpijak Rusia, setelah Libya jatuh ke tangan Barat. Selain itu AS juga mengacak-acak Rusia dengan cara meletakan perimeter anti rudalnya di bekas negara Uni Soviet seperti Georgia.

Cina tidak mau ketinggalan dalam melawan AS. Setelah berhasil menahan hegemoni AS di bidang ekonomi, Cina diancam oleh AS melalui pergerakan angkatan laut AS di Pasifik. Cina saat ini berhasil menciptakan kapal perang anti radar yang membuat AS khawatir.

Iran adalah negara yang tidak disenangi oleh Arab Saudi, Qatar dan negara Arab lainnya, karena berhasil melakukan revolusi 79, menumbangkan Raja Reza Pahlevi, yang juga sahabat penguasa Arab Saudi. Para raja khawatir revolusi tersebut diekspor ke negara-negara mereka. Salah satu cara untuk mempertahankan kekuasaan mereka, isu yang paling ampuh ditiupkan adalah bahwa Iran adalah negara Syi'ah, bukan negara Islam, karena Syi'ah sesat.

Iran mempunyai kepentingan yang besar di Suriah, karena Bashar bisa menjamin jalur logistik Hizbullah.

Israel dan barat menurunkan segala cara untuk menurunkan Bashar, termasuk memepersenjatahi oposisi dengan senjata berat. Di sinilah peranan Arab Saudi, Qatar, dan sedikit Turki. Israel dan Barat juga menggunakan media dan PBB untuk membantu mereka. Ini mulai terlihat ketika terjadinya pembantaian 25 Mei di Houla Suriah. Korban adalah penduduk Sipil, termasuk anak-anak dan wanita. BBC langsung menampilkan foto tumpukan korban pembantaian yang sudah dibungkus kain kafan. Tapi ternyata kemudian terkuak, foto tersebut adalah foto korban pembantaian di Irak tahun 2003. Untuk pengambil fotonya, Marco Di Lauro, mengenali foto tersebut dan memprotes BBC. Pertanyaannya, apakah ini keteledoran atau bagian dari kampanye anti Bashar?

UN Commisioner for Human Right membuat tuduhan bahwa yang melakukan pembantaian tersebut adala milis yang loyak kepada Bashar, yaitu Shabiyya. Padahal mereka hanya dapat info dari orang lokal per telepon.

UN Security Council menyatakan, korban di Houla adalah akibat tembakan artileri dan tank pada hari minggu 27 Mei 2012. Tapi pada hari Selasa tanggal 29 Mei 2012 diralat oleh UN High Commission for Human Rights bahwa korban ditembak dari jarak dekat. Tapi tuduhan tetap ke milisi pro Bashar. Kemudian terkuak bahwa yang terbunuh itu adalah pendukung Bashar. Bagaimana mungkin sesama pendukung Bashar saling bunuh?

Tampak dengan jelas bagaimana media dan PBB berusaha memperkeruh situasi, supaya AS dan NATO dapat melakukan intervensi dengan payung PBB atas nama kemanusiaan.

Konflik belum selesai, kita lihat bagaimana permainan Israel ini berjalan ke depan.

Dr. Joserizal Jurnalis, Sp.O.T.
Presidium MER-C.

Sumber : Majalah Alkisah No.13/Tahun X/25 Juni  - 8 Juli 2012 halaman 72-75.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

info yg menarik