Total Tayangan Halaman

Senin, 06 Oktober 2008

Laskar Pelangi

Laskar Pelangi, pertama melihat bukunya di kosan temen. Kata temen isinya bagus dan pernah dibedah di acara Kick Andi MetroTV. Terus lihat temen lain yang asik baca buku (apa novel ya?) itu. Setelah selesai dia membaca, bukunya aku pinjam. Wah bagus banget itu buku. Cara penulisannya berbeda dengan novel-novel yang pernah aku baca. Tidak kaku, mengalir begitu aja. Kayak ga resmi malah. Isinya seru abis. Berbagai macam rasa ada dalam buku itu. Perjuangan dan keharuan, kelucuan, rasa pengabdian seorang guru dan lain-lain. Yang paling kerasa sih keriangan dan rasa keingintahuan anak-anak.

Peristiwa perkenalanku dengan laskar pelangi terjadi sekitar setengah tahun yang lalu dan semenjak saat itu aku membeli semua buku-buku karangan Andrea Hirata (penulis Laskar Pelangi). Sang Pemimpi dan Edensor dua buku lain dari tetralogi laskar pelangi karangan Andrea tidak kalah menariknya dengan buku Laskar Pelangi. Dari Laskar Pelangi sampai Edensor saya menangkap satu pesan yang kuat dari Andrea. Pesan itu menurut saya adalah "ajari anak-anak kita dengan mimpi dan ajari mereka kepercayaan untuk bisa menggapainya" atau "hiduplah dengan mimpi dan kejarlah mimpi itu".

Sebelum lebaran aku tahu bahwa laskar pelangi telah di-film-kan dan penayangannya serentak di seluruh bioskop Indonesia. Tadinya sehabis lebaran pengen ngajak istri nonton film-nya. Tapi karena kita lagi punya anak kecil (Si Allif baru berusia 4 bulan) rencana itu kita batalkan. Akhirnya senin kemarin sepulang dari kantor aku menyempatkan diri untuk menonton filmnya. Dan surprise aku bener-bener kagum sama hasil filmnya. Riri Riza sang Sutradara menurut saya telah berhasil menjadikan Film Laskar Pelangi sebagai Film Indonesia terbaik yang pernah saya tonton (film ayat-ayat cinta mah lewatlah, emang film ayat-ayat cinta bagus ya?).

Rasa pengabdian dua orang guru yang luar biasa, keriangan, kelucuan, kecerian dan kreativitas anak-anak, perjuangan yang luar biasa dari seorang lintang yang jarak sekolah dan kampungnya sangat jauh (paling jauh dari murid-murid lain) tapi selalu datang paling pagi. Lintang juga seorang gigih luar biasa, dia begitu tertarik dengan berbagai macam bacaan. Rasa ingin tahu lintang lintang membuatnya membaca semua teks-teks yang dijumpainya. Bagi saya sosok lintang yang walaupun pada akhirnya jadi Sopir Truk merupakan sosok yang sangat inspiratif, sangat bisa menginspirasi. Saya yakin, kalo ada orang yang menangis saat membaca buku Laskar Pelangi pasti saat membaca bagian perjuangan lintang dalam bersekolah.

Membandingkan Film Laskar Pelangi dengan bukunya menurut saya tidak arif. Membaca buku Laskar Pelangi setiap orang punya filmnya masing-masing. Imaginasi kita tentang buku Laskar Pelangi begitu luas dan beragam. Film Laskar Pelangi bagi saya bentuk kreatif yang menghadirkan gambaran kehidupan anak-anak Indonesia yang penuh warna. Film yang mampu menghadirkan "yang dekat namun terasa jauh" menjadi "yang dekat dan terasa dekat". Bagi yang belum nonton saya rekomendasikan untuk menonton Film ini.

1 komentar:

Honda Gresik mengatakan...

bikin nangis pak..