di satu titik waktu
aku berhenti
bingung
meneruskan inginku
atau
menyerah dalam rasa syukur
tapi aku bertanya
betulkah pasrahku adalah syukurku?
aku bertanya
dan terus bertanya
tidak
itu bukan inginku
dan bisakah syukurku muncul dari keterpaksaanku?
tidak
belum pasti memang
tapi aku harus berani
pada jujur hati
dan jangan mundur lagi
nyatanya inginku adalah kamu
"kun fa yakun"
terjadi
maka terjadilah…
amin.
senin, 20 agustus 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar